Best Present

303 41 6
                                    

 

   

    Masih segar dalam ingatan tentang suasana sakral di gereja tempat Yeonjun dan juga sang kekasih mengucapkan janji suci pernikahan.
Dua tahun, mungkin lebih tepatnya pada tanggal 13 Maret dua tahun yang lalu.
Sebuah kado terindah yang diucapkan tanpa henti oleh pria mungil yang masih terlelap di samping Yeonjun pagi itu.

Kehidupan mereka sedikit berubah, Yeonjun menyetujui usulan Beomgyu untuk tetap tinggal di rumah sekaligus toko bunga miliknya.
Mereka juga selalu meluangkan 3 hari dalam seminggu untuk makan malam dan menginap di rumah ayah, meskipun sebulan ini mereka sibuk sehingga tidak sempat untuk menginap.
Renovasi kamar dan juga tambahan perabot, jauh lebih cukup untuk dua orang yang tinggal di rumah.
Saat ini mereka berdua tak terlalu menggebu tentang keinginan memiliki bayi. Mungkin dulu hanya keinginan Yeonjun yang takut kehilangan Beomgyu. Kali ini, biar segalanya berjalan apa adanya.

Toko bunga Beomgyu jauh lebih berkembang dengan menambahkan lahan di  samping toko, dia juga   memperkerjakan dua karyawan.
Beomgyu lebih sibuk karena  mengambil kelas untuk jurusan kesejahteraan sosial.

Yeonjun merapikan helaian rambut Beomgyu dan menaruh satu kecupan lembut sebelum dia benar-benar beranjak dari ranjang untuk membuat sarapan. Yeonjun ingin membuat kejutan kecil untuk ulangtahun pasangan hidupnya yang ke-21.

  Bunga mawar putih yang sudah Yeonjun rangkai di pot kecil dan juga roti panggang dengan isian daging beserta telur sudah tertata di meja makan. Harusnya Beomgyu sudah bangun karena dia ada kelas pagi.

"Sayang, kamu belum bangun?" Yeonjun masuk ke dalam kamar lagi dan menemukan Beomgyu masih pada posisi tidur yang sama seperti setengah jam yang lalu.

"Lima menit lagi ya."

"Kamu sakit?" Suara Beomgyu serak dan hampir tak terdengar.

"Enggak kok, aku bangun nih," Beomgyu bangun dari ranjang dan mengulurkan tangannya pada yang lebih tua, Yeonjun yang sudah paham pun menggendong Beomgyu di depan dadanya.

"Kak Yeonjun udah bikin sarapan ya? Wanginya masuk kamar," Beomgyu duduk di samping wastafel, membiarkan Yeonjun mengelap muka Beomgyu dengan handuk hangat, dia sudah menyikat gigi sebelumnya.

"Iya, kamu ada kelas pagi juga kan. Aku antar sekalian nanti."

"Makasih ya kak, kak Yeonjun baik banget."

"Sama-sama. By the way selamat ulangtahun ke dua puluh satu sayang. Makasih udah jadi pasangan terbaikku. Semoga hari-harimu selalu membahagiakan," Yeonjun meraih tengkuk yang lebih mungil.
Menyapa bibir manis Beomgyu, tak begitu lama karena bisa di pastikan mereka tak punya waktu untuk menyelesaikan kelanjutannya.

___

"Makasih sarapannya kak Yeon, nanti anter sampai halte aja," Beomgyu membersihkan meja makan setelah sarapan mereka selesai.

"Aku anter sampai kampus. Hari ini gak ngantor, kerjaan udah ku bawa pulang kemarin. Nanti kita juga ada acara makan malam di rumah ayah jadi aku mau ke sana abis makan siang."

"Apa aku ijin gak masuk aja ya, kelasnya sampai sore pula, kangen Taehyunie," Beomgyu mencebik tidak suka, Beomgyu terlalu sibuk dengan banyak hal sampai tak bisa mampir ke rumah.

"Taehyunie juga mungkin sibuk buat ujian masuk SMP ketemunya nanti sore baru bisa. Aku nanti jemput aja di kampus."

"Ya udah."

"Jangan ngambek gitu, nanti kadonya batal nih," si mungil miliknya kadang masih bersikap seperti anak-anak tapi asalkan hanya di tunjukkan pada Yeonjun itu bukan masalah besar.

13 September [YeonGyu] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang