Apa kamu percaya ada musim semi
Yang datang di bulan September?
.
.
.
.Yeonjun masih menelungkup kan kepala nya di sela kakinya saat sebuah tangan kecil memberi tepukan pelan pada pipi Yeonjun yang setengah tenggelam itu.
"Kak," suara Taehyun terdengar di telinga yang lebih tua.Yeonjun pun sudah menaikan kepalanya dan mata yang sembab sudah bertatapan dengan manik besar sang adik.
"Kakak jangan nangis, masa cengeng kaya anak kecil," ucap Taehyun yang sudah mengusap air mata sang kakak dengan tangan mungilnya.
"Gak kok, kakak cuma kelilipan."
"Bohong" balas Taehyun dengan poutan di bibir.
"Kakak cuma lagi kangen sama ibu."
"Kalau kangen gak apa apa. Aku juga kangen ibu." ucap Taehyun dengan senyum yang menampakkan geligi rapihnya.
Yeonjun sudah mendekap Taehyun erat dia menangis lagi entah untuk ke berapa kalinya.
"Maafkan kakak ya, Hyunie jadi gak bisa ketemu ibu, Kak Yeonjun yang salah.""Bukan karena kak Yeonjun kok. Ayah bilang Tuhan sayang sekali sama ibu. jadi Tuhan mengambil ibu lebih dulu. jadi kakak gak boleh nangis lagi. uukkh hyunie jadi pengen nangis juga huweee."
"Kakak udah gak nangis lagi kok, Hyunie juga berhenti ya," Yeonjun menghapus air mata adik kecilnya itu.
Tanpa kedua anak itu tahu, Taehyung sudah berada di balik pintu yang sedikit terbuka, setelah mengusap air matanya dia bergegas untuk masuk
"Kalian lagi kangen sama ibu?"
Kedua anak itu mengangguk.
"Ayah juga kangen sama ibu, gimana kalau besok kita ke makam ibu?
"Hyunie mauu, Kak Yeonjun mau juga kan?"
"Iya, kakak juga ikut," jawab Yeonjun.
"Taehyunie belum mengantuk? Ini udah jam 9 malem," Taehyung sudah bangkit dan mengajak anak bungsunya untuk pergi ke kamarnya sendiri.
"Mau sama kak Yeon, ayah."
"Jangan malem ini, besok kan kita mau ke makam ibu," Taehyung masih berusaha membujuk sang anak untuk cepat tidur."Taehyun sama aku aja di sini Yah." ucap Yeonjun menengahi.
"Ya udah jangan tidur kemaleman. Selamat tidur," ucap Taehyung yang sudah bersiap menutup pintu.
.
.
.
.
."Taehyunie sekolahnya gimana?" Tanya Yeonjun yang sudah mengusak surai adiknya agar cepat tertidur.
"Biasa aja, temen-temenku baik, kalau kak Yeon gimana?"
"Kakak juga baik," Anggukan di terima Yeonjun saat sang adik yang mulai terpejam karen usakan yang tak henti sejak tadi.
Kecupan di daratkan yeonjun pada kening si mungil, menaikan selimut untuk Taehyun sebatas dada. Yeonjun lalu turun dari ranjang dan keluar kamar menuju taman depan rumah yang terdapat ayunan dari kayu, tapi tak disangka sang ayah sudah duduk di sana lebih dulu dengan ponsel di tangan.