Kita Kangen Ibu

1.1K 143 33
                                    

"Namaku Choi Beomgyu, kalau namamu?"

"Choi Yeonjun."

Yeonjun keluar dari toko milik Beomgyu dengan membawa 2 buket bunga untuk sang ibu setelah membayar dan mengucapkan banyak terimakasih kepada remaja mungil yang membuat jantung yeonjun tidak normal sedari tadi, oh! Jangan lupakan sebuah nomor baru tertulis di daftar kontak ponsel Yeonjun yang tentu saja milik laki-laki mungil tadi.

Mobil Yeonjun sudah terparkir di halaman rumahnya. Tak berapa lama sang ayah dan adiknya keluar dari rumah dan menghampiri Yeonjun yang sudah keluar dari dalam mobil.

"Ayah, kita langsung berangkat?"

"Iya, udah mulai siang juga," balas Taehyung yang sudah membukakan pintu untuk anak bungsunya agar masuk ke dalam mobil.

"Aku saja yang nyetir," usul Yeonjun dan di iyakan oleh sang ayah.

.
.
.
.
.


Krematorium tempat peristirahatan sang ibu sudah berada di depan mata Yeonjun namun langkahnya terasa berat sekali dan otomatis langkah Taehyun juga ikut melambat karena dia memang menggandeng sang adik karena ayahnya sudah berjalan lebih dulu membawa bunga.

"Kak Yeonjun gak apa-apa?"

"Gak kok, ayo jalan lagi."

"Kalau kak Yeon takut bilang sama Taehyunie aja ya,"ucap bocah 10 tahun itu dengan mewanti-wanti sang kakak.

"Iyaa, nanti meluk Taehyunie kalau kakak takut," balas Yeonjun gemas, adiknya memang pintar sekali membuat moodnya membaik.

Taehyun mengangguk dan menyeret tangan Yeonjun untuk berjalan lebih cepat karena sang ayah sudah berada di depan tempat penyimpanan abu ibunda mereka.

Taehyung dan kedua anaknya sudah setengah duduk dengan lutut sebagai tumpuan, mulai berdoa untuk mendiang Choi Yeonji sang istri tercintanya.

"Ibu apa kabar? Yeonjun, ayah dan Taehyunie baik baik saja disini. maaf kan Yeonjun yang masih belum bisa berubah, aku janji akan hidup lebih baik. jadi ibu jangan khawatir,doa kan aku bisa lulus kuliah tahun depan Bu, agar aku bisa kembali kesini" masih banyak hal yang yeonjun ingin sampaikan kepada sang ibu sampai dia mendengar adiknya berdoa dengan suara kecil yang membuat Taehyung menolehkan kepalanya juga.

Taehyun menyatukan kedua tangannya erat dan juga memejamkan mata khusyuk berdoa dengan suara kecilnya
"Ibu ini Taehyunie, iya anak bungsu ibu yang paling tampan. Aku datang dengan ayah dan kakak hari ini, apa ibu bahagia disana? Hyunie rindu sekali meskipun kita belum pernah bertemu. Tapi tidak apa-apa, Taehyunie baik baik saja disini jadi ibu tidak perlu khawatir. Aku juga sudah 10 tahun jadi bukan anak kecil lagi dan Hyunie janji akan jadi anak yang pintar agar ibu bangga padaku. Sudah dulu ya Bu kapan kapan Hyunie datang lagi kesini," ucap Taehyun yang sudah menyelesaikan do'a atau bisa di sebut mengobrol dengan sang mendiang ibu.

Jangan tanya keadaan Yeonjun dan Taehyung, keduanya mati matian menahan air mata agar tidak tumpah, mereka tidak ingin terlihat rapuh dihadapan si bungsu.

"Hyunie udah ngobrol sama Ibu," lanjut Taehyun.

Kedua nya mengangguk dan sudah memberi salam penghormatan terakhir sebelum melangkah pergi dari tempat penyimpanan abu itu.


"Setelah ini kita beli kue sama es krim ya Ayah?" ucap Taehyun yang sudah duduk di kursi belakang.

"Pastinya dong," Taehyung sudah mengambil alih kemudi dan meminta Yeonjun untuk duduk di kursi penumpang.

____

Nyanyian ulangtahun terdengar untuk kedua kalinya di rumah itu, Yeonjun dan Taehyun meniup lilin setelah berdo'a sejenak beberapa menit lalu.

"Selamat ulangtahun sayang" ucap Taehyung kepada kedua anaknya yang sedang duduk bersebelahan.

"Terimakasih Ayah," ucap anak-anak kompak.

"Ayah punya hadiah buat kalian, tunggu bentar," Taehyung sudah berjalan menuju kamarnya dan tak berapa lama dia sudah kembali dengan 2 kotak kecil dan di berikan kepada kedua anaknya.

"Uwaaa jam tangan, terimakasih lagi ayah."

"Sama sama sayang" ucap Taehyung sembari mengusak rambut anak bungsunya.

Yeonjun pun ikut membuka kadonya, jam tangan dengan model klasik tertata apik di dalam kotak. Sebuah kertas terlipat menjadi pusat perhatian Yeonjun sekarang, dia membuka kertas itu dan ada tulisan tangan sang ayah di dalamnya.

Yeonjun memilih pergi ke dalam kamar tanpa berbicara apapun kepada adik dan ayahnya, kertas di genggaman Yeonjun terbuka sempurna sekarang.

Untuk Yeonjunie,
Selamat berulangtahun yang ke 20
Semoga kamu bisa bahagia sekarang
Jangan memikirkan hal yang tidak perlu.
Ayah hanya ingin waktumu tidak terhenti di 10 tahun lalu Yeonjun-ah
Semuanya sudah baik baik saja sekarang.
Kamupun harus berani melangkah dan melepaskan masa lalu
waktu tak bisa diulang satu detik pun meskipun kamu meminta sebanyak apa kepada Tuhan.
Ayah sayang sekali padamu, Taehyun juga dan ibumu tentu saja.








Bukankah Yeonjun masih beruntung mempunyai ayah dan adik yang sangat baik padanya, seharusnya dia lebih bersyukur tanpa harus menyeret masa lalunya sepanjang hidupnyaApa yeonjun boleh berharap bahwa dia bisa menemukan waktu bahagia nya sendiri?







🖤🖤🖤

Sudah lama sekali ya??

Judul nya September tapi sampe November pun belum kelar kelar 😂

Sampai Maret ganti tahun pun masih belom kelar juga 😭

See you next part💙

Edited: 18 Maret 2021

Tata🐧

13 September [YeonGyu] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang