Pukul 11 malam Taehyung baru saja tiba di rumahnya, dia bergegas menuju kamarnya sendiri untuk membersihkan diri. Taehyung hanya ingin beristirahat tapi langkahnya terhenti saat melihat kamar si anak sulung masih menyala karena pintu nya tak tertutup rapat, seharusnya Beomgyu tidur disana kalau dia benar menginap malam ini.
Taehyung mendapati Yeonjun juga disana ikut tertidur di samping Beomgyu dan saling berhadapan, tapi Taehyung lebih percaya kepada anaknya dari pada pikiran nya sendiri. Yeonjun tak akan melakukan hal yang melampaui batas.
Dari pada berfikir yang tidak-tidak, pria dua anak itu sudah mematikan lampu dan menutup pintu tanpa suara,tidak masalah biarkan begitu saja, mungkin Taehyung akan mengintrogasi anaknya besok pagi.Tubuh Taehyung sudah segar sehabis mandi, langkahnya menuju kamar si bungsu takut demamnya kembali naik.
"Taehyunie" sang ayah bersuara rendah dan duduk disana, mengusap surai lembut Taehyun yang sedang tidur memeluk boneka kelincinya.
"Maafin ayah yang sibuk terus ya," tentu saja Taehyun tak menjawab dan sang ayah yang mendaratkan kecupan pada dahi si anak bungsu.
Taehyung sudah merapikan selimut untuk Taehyun dan berlalu menuju kamarnya sendiri.Beomgyu terbangun dengan alarm yang berbunyi membuatnya membuka mata, ini masih terlalu pagi karena belum ada cahaya apapun dari luar kamarnya, kamar? Lelaki mungil itu langsung terkesiap bangun saat melihat Yeonjun juga tertidur di sampingnya.
Apa mereka melakukan sesuatu semalam? Beomgyu gugup tentu saja.
"Kak bangun___" Beomgyu menepuk pelan lengan Yeonjun agar dia terbangun.
"Iyaa 5 menit lagi Hyuniee," ucap Yeonjun dengan suara serak tanpa membuka matanya.
Beomgyu langsung bangkit dari ranjang karena tak mendapat jawaban. Dia sedikit lega karena tak merasakan apapun, berarti mereka hanya tidur? Kan..
.
.
.
"Hyung benar-benar akan pergi ya?" Taehyun sudah mencebikan bibir kesal karena sang kakak sudah menata barangnya untuk dibawa ke Seoul, mereka sedang berada di kamar Yeonjun sekarang.
"Iya, kalau ada waktu libur nanti kakak pulang kok, jangan ngambek gitu."
"Tapi kan lama," protes yang lebih muda.
"Biasanya kan juga lama, baru sekarang hyunie manja sama kakak?"
Yeonjun sudah duduk di samping sang adik, dan mengusak lembut rambut Taehyun sayang."Dulu aku takut kak Yeon marah kalau aku merengek, kalau sekarang lebih ceria jadi aku berani minta banyak hal sama kakak, " ucapan Taehyun sedikit menohok Yeonjun. sekelam apa dulu sifatnya sampai adiknya takut pada kakaknya sendiri.
"Maaf" Yeonjun merengkuh tubuh mungil adiknya dalam-dalam, dia akan menjadi kakak yang baik mulai sekarang.
Beomgyu sedang berada di dapur bersama Taehyung membuat sarapan.
"Beomgyu suka telur di masak apa?" Tanya Taehyung yang sudah mengambil telur dari kulkas.
"Apa saja, aku suka," jawab Beomgyu yang sedang memotong tomat dan selada, mereka sedang ingin membuat sandwich agar cepat selesai.
"Baiklah, kita sama kan saja telur mata sapi untuk semuanya, oh ya! Apa semalam tidurmu nyaman?"
Pertanyaan ayah sang pacar membuat Beomgyu sedikit bingung, apa yang harus dia jawab sekarang.
"Ya, nyaman sekali, terimakasih sudah mengijinkanku menginap paman."
"Jangan memanggil paman panggil ayah saja seperti Yeonjun dan Taehyun."
"Baik ayah."
Taehyung tersenyum semringah dengan jawaban Beomgyu, rasanya tak masalah kalau dia mempunyai anak laki-laki satu lagi.
"Setelah Gyu selesai, nanti panggil yang lain buat sarapan ya."
"Baik ayah."
.
.
.
.
"Masih ada barang yang ketinggalan kak?" Tanya Beomgyu kepada sang kekasih yang sudah berganti pakaian akan segera pergi. Mereka sudah menyelesaikan acara sarapan dan Taehyung yang ingin mengantar Yeonjun sampai stasiun.
"Ada."
"Apa kakak masih butuh sesuatu?Nanti ku carikan."
"Gak perlu," Yeonjun menarik tubuh mungil Beomgyu dalam pelukan. Enam hari terasa singkat sekali untuknya, apa Yeonjun boleh egois?
Dia ingin membawa Beomgyu saja bersamanya."Mau ke Seoul sama aku?" Pertanyaan yang sebenarnya hanya basa-basi untuk Yeonjun karena keadaan mereka sekarang.
"Aku disini aja, nunggu kak Yeon pulang," Beomgyu menyamankan diri pada pelukan yang lebih tua.
"Maaf memintamu menunggu."
"Kalau itu kak Yeonjun, aku gak keberatan sama sekali, sampai kapanpun."
Yeonjun melepas pelukannya dan mengangkat dagu yang lebih muda, menyelami manik coklat Beomgyu yang membuat Yeonjun jatuh sedalam-dalamnya pada pria mungil itu.
"Terimakasih Gyu-ya."
"Terimakasih kembali kak."
Yeonjun mendekatkan wajahnya membuat Beomgyu refleks menurut mata,
Chup..
Satu kecupan mendarat di dahi Beomgyu dan dia yang sudah membuka matanya kembali.
"Gak sesuai ekspektasi?" Goda Yeonjun kepada sang kekasih, bohong kalau Beomgyu tidak mengira kalau Yeonjun menciumnya di dahi bukan di bibirnya.
"Jangan menggodaku," pipi Beomgyu sudah Semerah tomat sekarang.
"I love Gyu," untuk kali ini, Yeonjun benar-benar menempel kan bibirnya pada bibir beomgyu, memagutnya pelan takut bibir itu akan pecah berserak kalau Yeonjun memagutnya keras-keras.
"Love you more," balas Beomgyu beberapa menit kemudian setelah Yeonjun membiarkan nya bernafas kembali.
Gyu-ya, mau menungguku?
Mau...
See you next part 😊
R La Vu
Edited: 23 Maret 2021
Tata🐧