Sebenarnya jarak rumah Yeonjun dengan setasiun kereta tak memakan waktu lama, 10 menit pada kecepatan jalan biasa.
Tapi kali ini berbeda, langkah kaki Yeonjun dia sejajarkan dengan langkah kaki pria mungil yang menggenggam tangan Yeonjun erat.Dalih Beomgyu untuk mengantar sang pacar menuju stasiun sedikit mengada-ada, pria tinggi itu sudah terbiasa sendiri sejak dulu.
"Gyu-ya, mau ngobrolin sesuatu?" Tanya Yeonjun memulai pembicaraan.
Mereka hanya saling bergandengan tangan sejak tadi."Nggak juga" balas Beomgyu yang tersenyum manis dengan pipi terangkat membuat Yeonjun ingin mencubit pipi mochi kesayangannya.
"Jaga kesehatan, jangan sering keluar rumah, jangan lupa makan, jangan lupain aku."
"Baikk, mana mungkin aku lupain kakak," balas Beomgyu.
"Siapa tau kan, mungkin ada yang bisa lebih baik dari aku," Yeonjun menghentikan langkah, merapatkan diri dengan Beomgyu. Mereka hampir sampai di setasiun.
Entah ini hari apa, tapi tak banyak orang yang berlalu lalang di sana."Kak Yeonjun yang terbaik. Aku punya sesuatu buatmu," Beomgyu mengeluarkan sebuah kaca bening kecil dengan pasir yang sudah tertata dengan cantik.
"Untukku?" Yeonjun menunjuk dirinya sendiri setelah meraih kaca bening itu untuk dia amati lebih teliti.
Ada banyak kerang imut di atas pasir dan juga sebuah lumba-lumba?"Ini cantik sekali Gyu-ya, apa kamu suka lumba-lumba juga?"
"Aku suka semua binatang laut, mereka menakjubkan karena bisa hidup di air yang dalam?" Balas Beomgyu dengan keyakinan penuh, membuat Yeonjun semakin gemas saja.
"Ya, sama menakjubkannya sepertimu," ucapan Yeonjun mendapatkan satu pukulan main-main dari yang lebih muda, Beomgyu sedang dalam mode serius beberapa waktu lalu.
"Tapi itu kenyataannya, terimakasih sudah hadir di hidupku Gyu-ya, aku bersyukur banget karena kita bisa seperti sekarang."
Benar, Beomgyu semenakjubkan itu di hidup Yeonjun."Harusnya aku yang berterima kasih karena kakak perhatian banget, aku juga jadi punya keluarga baru dan gak sendirian lagi."
Yeonjun dengan sigap menarik tubuh mungil Beomgyu untuk dia peluk.
Bukankah mereka bisa saling melengkapi satu sama lain?"Tentu, ayah dan Taehyun kan keluargamu juga sekarang, aku juga bakal jaga pemberianmu ini dengan baik."
"Janji?" suara Beomgyu teredam karena dia lebih memilih menghirup banyak-banyak aroma kekasihnya dengan mengusak pada dada Yeonjun.
"Iya, aku pikir pasir gak seburuk itu, sedikit kotor tapi terlihat indah kalau kita lihat dengan cara berbeda, aku gak mau merasa bersalah terus-menerus."
"Kakak pasti bisa, coba sedikit demi sedikit aja, pasir dan laut gak selalu tentang masa lalu yang menyakitkan dan bisa di ganti sama hal manis lainnya. Semuanya udah berlalu kak, ayo bahagia."
"Aku lagi nyoba kok. Mungkin kapan-kapan kita bisa ke SeaWorld buat lihat pertunjukan lumba-lumba sama Taehyun."
"Aku sabar nunggu kak, Taehyun juga bakal ngerti jadi jangan khawatir," balas Beomgyu.
Entah apa yang yeonjun pikirkan, dia tak terlalu peduli dengan sekitarnya saat dengan sadar mempertemukan belah bibirnya pada bibir tipis Beomgyu. Beberapa kecupan dengan lumatan satu-dua kali lalu melepaskannya 2 menit kemudian.
Pipi beomgyu merah padam, ini kali pertamanya yeonjun menciumnya secara intens dan di tempat umum pula, kalau ada yang merasa terganggu bagaimana..
"udahlah, keretanya keburu berangkat kak, sana cepat masuk aku juga mau pulang," Beomgyu sudah melepaskan rengkuhan Yeonjun juga. Dia malu sekali omong-omong.
"Masih ada sekitar 15 menit sampai kereta berangkat, gak akan terlambat."
"Iya, kakak bisa duduk di ruang tunggu."
"Padahal kita bisa lebih lama kalau kamu mau," mungkin lebih tepatnya kemauan Yeonjun. Entah kenapa terasa sangat berat untuk membiarkan Beomgyu pulang sendirian, tapi Yeonjun juga masih punya keperluan di Seoul.
"Itu maunya kakak kan?" Beomgyu dengan gerakan lambat mendaratkan tangan pada bahu yang lebih tua, membuat Yeonjun refleks menunduk dan Beomgyu yang memeluknya lebih erat.
"Aku bakal baik-baik aja, kak Yeon juga harus jaga diri baik-baik. Jangan sampai sakit, aku beneran pulang deh sekarang, hati-hati di jalan sayang," suku kata terakhir yang Beomgyu ucapkan membuat keduanya merona malu, panggilan sayang masih terlalu menggelikan untuk mereka, tapi sangat manis untuk di dengar.
"Iyaa, aku bukan anak-anak Gyu-ya, kamu juga hati-hati pulangnya"
"Baik kak."
Beomgyu masih termenung sendiri di sofa toko bunganya. Cloudy sedang tidak datang hari ini, membuat Beomgyu merasa kekosongan lebih banyak.
Padahal dulu tidak apa-apa Beomgyu sendirian. Dia tak ingin bergantung kepada orang lain, dia takut di tinggal dan di kecewakan.Apa Yeonjunnya bisa di percaya?
Apa Yeonjun akan datang untuk Beomgyu lagi?
Dia hanya tak ingin berharap terlalu banyak..._____________ tbc
Hello.. aku lagi ngerevisi sedikit demi sedikit nih biar lama-lama menjadi bukit 😆
Sampai ketemu chapter depan ❤️
Jujur aku kalau ngetik pasti nge-loop 1 lagu biar feel nya dapet
Ada yg suka lagu ini juga??
Edited: 23 Maret 2021Tata🐧