Yang Paling Berharga

283 39 6
                                    

 

  Choi Taehyung menjalani hidup pada alur yang sama sepanjang tahun. Dia bekerja keras dan membagi waktu untuk mengasuh kedua anaknya.
Dua anak laki-laki penurut dan tak banyak menuntut meskipun dia tahu  Yeonjun dulu terlalu tertutup padanya.
Kesehatan mental yang juga turut andil untuk Yeonjun menetap di Seoul, dia hanya perlu sedikit menjauh dari tempat yang mengingatkan pada sang ibu.
Taehyung tak keberatan karena Yeonjun sudah cukup dewasa untuk menentukan arah hidupnya sendiri.
Sama halnya saat Taehyung juga merelakan Yeonjun  untuk memulai keluarga baru dengan seseorang yang amat dia cintai. Taehyung bersyukur saat Choi Beomgyu menambahkan namanya di keluarga yang hanya terdiri dari 3 anggota tersebut.

 
Taehyung sudah segar setelah mandi singkatnya. Dia bangun sedikit lebih siang karena Beomgyu semalam mengatakan bahwa dia ingin memasak untuk sarapan esok hari.

Ada dentingan alat masak di dapur saat Taehyung baru saja membuka pintu dan berjalan menuju dapur.

"Ayah, pagi."

"Pagi juga Gyu, mau ayah bantuin?"

" Udah selesai kok. Aku cuma masak sup ayam sama numis sayur. Ayo sarapan bareng yah."

"Kita makan besar pagi ini, udah lama gak makan masakan kamu. Lainnya mana?" Taehyung tak mendapati kedua anaknya di sana.

"Kak Yeonjun lagi anterin Taehyunie, mereka udah sarapan dulu kok."

"Makasih banyak Gyu buat makanannya," Taehyung menerima satu mangkuk sup hangat dari sang menantu.

"Sama-sama."

"Gimana kuliahnya, sibuk banget kan sambil urus toko bunga juga?"

"Masih bisa kuurus kok yah, lagian aku juga punya karyawan yang urus toko. Makasih juga karena ayah selalu bantu kita. Padahal aku belum bisa ngasih apa-apa ke ayah," Beomgyu mengatakannya di sela-sela sarapan bersama itu.

"Ayah gak minta apapun, kamu sama Yeonjun bisa ngejalanin hari dengan baik, itu udah jadi hal yang bikin ayah bahagia. Jangan bebanin diri kamu sama hak yang gak penting. Semangat kuliahnya."

"Kayaknya aku bilang makasih pun gak cukup."

"Udah lebih dari cukup. Oh ya, ayah punya sesuatu buat kamu nanti setelah makan ayah ambilin."

____

  "Ini cantik banget kan kak? Aku jadi gak enak mau pake," Beomgyu memperhatikan seuntai kalung dengan liontin batu permata berwarna biru di telapak tangannya, hadiah dari sang ayah pagi tadi.
Beomgyu tak kuasa menolak karena sang ayah bilang itu adalah kalung dari mendiang sang ibu. Kalung pertama hasil kerja sang ayah sebagai pengacara.

"Cantik kayak kamu, sini aku pakein," Yeonjun meraih kalung emas putih itu dan mengaitkan kancingnya di belakang leher sang kekasih.
Sudah berapa kali Beomgyu membahas kalung pemberian sang ayah  sejak dia pulang dari rumah orangtuanya, bahkan setelah Yeonjun pulang kerja tadi pun masih belum usai.

"Ini kalung yang selalu ibu pake, ayah ngasih hadiah ini juga gak mungkin tanpa alasan kan? Cantik banget," Yeonjun meraih dagu Beomgyu dan mengecup singkat bibir yang lebih mungil.

"Ayah tadi bilangnya kalau kalungnya cocok buat aku. Tapi gak enak, ini kalung pasti berharga banget," Beomgyu mengusak ke dada sang suami, dia tadi tak bisa berkata apa-apa pada sang ayah kecuali terima kasih, Beomgyu terlalu banyak menerima tanpa diberi kesempatan untuk mengembalikan kebaikan sang ayah sejak kali pertama Beomgyu menjadi menantu.

"Buat ayah kamu juga berharga. Apalagi buatku, buat Taehyunie. Ayah pasti bersyukur karena kamu masuk di tengah keluarga kita. Kamu juga jadi penyemangatku buat sembuh."

"Jangan bahas hal itu lagi, aku tau itu bikin kak Yeon gak nyaman," kalimat terakhir tadi tak ingin dia dengar, Beomgyu tak ingin suasana hati mereka berubah mendung.

"Aku mau ngasih hadiah juga ke ayah, tapi Desember kan masih lama," Beomgyu cemberut lagi, apa yang bisa di lakukan kali ini, kalau buket bunga sudah terlalu sering.

"Mau ku ajak buat ngasih cucu tapi aku tau kamu sibuk," Yeonjun mengayun Beomgyu dalam pelukan dan menebar kecupan tipis-tipis di puncak kepala Beomgyu, sedikit menjahili sang kekasih seharusnya bukan masalah besar.
Yeonjun juga ingin mengalihkannya dengan topik yang lain,
Lagi pula dia juga masih punya cadangan pengaman di laci kamar.

"Mau buat sekarang?" Tanya balik Beomgyu beberapa detik kemudian.



___

Hai, aku akhirnya update
Nanti pas ultah Yeonjun aku usahain buat up lagi kalau ada waktu..

Maaf pendek, makasih udah baca 🥰

-Tata🐧

 

 

13 September [YeonGyu] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang