Lima belas

2 1 0
                                    

Malam hari telah tiba, hembusan angin begitu dingin menyelimuti tubuh anggota geng araster yang sedang berunding di markas besarnya.

Suasana sangat tegang, mereka sedang menunggu Andra yang sedari tadi bum hadir juga di markas, suasana diselimuti keheningan dan ketegangan karena kali ini Ben akan mengambil tindakan tegas ke black wolf karena tak mau memberi tahu tentang ketuanya.
Dan mereka juga berusaha kali ini akan mencari dan membongkar identitas rahasia ketua geng black wolf yang sangat diyakini Ben adalah Ardhan.

"Tapi gw yakin, Ardhan dia gak dipenjara dan dilanjuti dengan proses hukum pasti ada penyuapan dibalik ardhan sama kepala sekolah" ucap Ben dengan serius dan mata tajamnya.

"Ya gw juga setuju, gw rasa ardhan tuh masih ada disekitar kita nah kalo dia gak di penjara kenapa kek gaada hot news di sekolah itu" jawab Ateez dengan setuju sembari mengambil Chiki yang tersedia di hadapannya.

Sedangkan gio ia hanya sibuk dengan handphone nya ntah sedang ngapain mereka tak ketahui, namun sedari tadi juga Ben diam diam memperhatikan gio yang kali ini benar benar tak mencerna apa yang sedang ia bicarakan.

"Lo denger apa yang gw omongin gak si" Ben melempar bantal kecil yang ada di kasurnya tepat ke wajah gio, dan hasilnya pun tepat sasaran membuat sang empu terkejut sangat.

Gio menaruh handphone nya ia mengerti jika berada di situasi ini dia bisa mati dan taruhannya adalah nyawa, nyawa taruhannya ketika Ben sedang tertawa eh ralat marah.

"Gw ngerti sorry, Mak gw wa nyuruh beli gula sama minyak" ucapnya tak masuk akal.

"Gausah boong Lo" Ateez mengambil handphone gio yang ternyata sedang berchatingan dengan aqeela.

Ateez melempar handphone itu ke Ben agar dia melihat apa yang sedang dia lakukan tadi, handphone itu langsung jatuh ke tangan Ben.

"Lo apa apaansih, kalo Lo masih mau di geng ini Lo fokus, kalo Lo lebih mentingin dia Lo mending out aja dari sini, paham?" Tanya nya dengan raut wjaah yang sudah menyeramkan

Gio hanya mengangguk diam seperti anjing yang menurut kepada majikannya, memang anggota araster inti sudah hafal betul karakter Ben yang terkenal menyeramkan ketika sedang marah namun ketika ia bersama Icha atau orang yang ia sukai ia akan berubah menjadi anjing jinak.

Tiba tiba suara motor muncul, masuklah Andra ke markas araster, disambut dengan raut wajah ketua dengan sangat datar dan tatapannya yang sangat tajam meng artikan bahwa waktunya berbicara dan berunding sjdah tidak lama lagi.

"Anjir Lo lama banget" gerutu Ateez

"Bacot lu tutup mulut bau Lo tuh" jawab Andra tak kalah menohok

"Pasti abis urusin perihal Asia ama Adira ya? Makanya Lo tuh jangan deketin Adira. Kalo Lo masih sayang sama Asia" tanya Ben

Namun Andra masih bungkam untuk berbicara kalo boleh jujur Andra mulai ada rasa dengan seorang Adira.
Membuat Ben semakin percaya temannya ini ada rasa dengan orang yang sangat menyukai dan terus mengejar ngejarnya.
et dah kek tom and Jerry aje.

"Jawab gw anjir" Ben menekankan kata anjir di kalimat yang ia ucapkan.

"Iya, tau lah gw pusing sama hal ini" lanjutnya "si Asia berubah 180 derajat"

Ben hanya diam, ingin sekali ia membantu menyelesaikan konflik antar persahabatan ini namun ia tahu jika ia membantu pasti Adira akan merasa bahwa Ben sudah mulai suka dengannya.

"Kita to the poin aja" ucap Ben

"Kita akan Serang markas black wolf"

"Tapi kita akan Serang dari tiga titik biar kita bisa langsung masuk ke dalam markasnya dan nemuin ketua nya yang gw yakin ardhan itu"

BenuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang