Dua puluh dua

1 1 0
                                    

Deggg

Ben menggendong adira ala bridal style dan mmbawanya nerlari sekencang mungkin.
Adira mengalungkan tangannya di leher ben agar tidak terjatuh.

Matanya terus menatap mata ben yang tengah fokus berlari dengan cepat bak atlet.Entah kenapa hatinya sangat senang bahkan sangat senang sekali.

Namun, polisi masih terus mengejar dengan cepatnya, ben masih terus berusaha menyusul teman temannya yang sudah berada di depan sana.
Adira pun dituruni dari gendongan ben.

"Lo jalan sekuat mungkin, kita bakal naik pager itu"unjuk ben melihat pagar tinggi berwarna hitam itu.

Adira hanya mengangguk patuh lalu menggenggam tangan ben sekuat mungkin satu persatu mulai menaiki pagar dan langsung tembus ke tempat tersimpannya kereta tua dan mobil mobil tua dan usang disana.

Adira kini mulai naik ke atas pager dibanntu ben yang sudah terlebih dahulu naik dan sampaii di dalam pagar itu, adira menahan rasa sakit di kakinya itu dan akhirnya dia pun bisa naik dan lolos dari kejaran polisi.

"Gimana ini?" Tannya  jessy panik.

"Shuttt" ateez menaruh telunjuknya di bibir pink Jessy.

"Kita hilang jejak pak" Lapor polisi kepada komandannya.

"Kita kesana pak, saya tdi lohat mereka ke sana"Ucap salah satu polisi.

Para polisi itu pun langsung pergi ke arah kiri bukan kanan tempat dimana mereka semua bersembunyi.
Ben pun kembali memanjat dan melihat keadaan, dia pun kembali turun dan menghembuskan nafasnya lega.

"Gimana?"tanya adira sedikit lemas tenagannya terkuras akibat berlari larian tadi ditambah kakinya yang sakot akibat terkilir.

"Aman" jawab ben masih bersandar di pagar sembari menunjukan jempolnya.

Adira pun ikut menghembuskan nafasnya lega dan bersamdar di pagar itu.

"Kita kesana aja" ajak andra yang melihat kereta tua yang sudah tak terpakai disana dan juga banyak mobil tua disana.

Ben pun merangkul adira, sungguh perhatian kecil itu akan dikenang adira di hidupya.

Kini mereka sudah sampaii di gerbong kereta tua, adira  dan ben duduk di ambang pintu gerbong itu yabg sudah penuh pyloc.
Sedangkan jessy, ateez, aqeela , gio dan andra dia memilih duduk di tanah.

"Aduhh" ringis adira memgangi kakinya yang sakit akibat terkilir.

Dan lututnya juga  mengeluarkan darah akibat mengenai aspal yang cukup kasar tadi.

"Gila, untung gw masih idup" ucal jessy lega.

"Jess, lo gapapa?"tanya ateez

"Nggak" jawabnya ketus.

Ben memegangi sudut bibirnya  yang mengeluarkan darah itu ditambah dahi dan wajahnya yang sudah lebam lebam itu.

"Lo gapapa qeel?"tanya gio.

"Gapapa" jawabnya.

Ben menatap adira  yang sedang meringis kesakitan itu, lututnya berdarah dan juga kakinya yang sepertinya terkilir.

Ben membuka seragamnya, untungnya dia memakai baju berwarna hitam sebagai dalamannya.
Ben merobek seragam itu dan diikatlah di lutut adira yang banyak mengeluarkan darah itu.

Dengan perlahan dan telaten dia mengikatkan ke lutut adira agar tak mengeluarkan darah yang semakin banyak itu.

"Kaki lo okey?"tanya ben khawatir.

BenuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang