Dua puluh empat

1 2 0
                                    

Kini adira dan ben sudah keluar dari bioskop bahkan mereka hanya kebingungan akan kemana setelahh ini.

"Kita makan yok, gw laper" rengek adira ke ben yabg berada di sisi kanannya.

"Gak" jawabnya dengan ketus dan pandangan yang masih lurus kedepan.

"Gw traktir deh plisssss" Rengek adira bagai Anak kecil yang sedang meminta es krim ke bapaknya.

"Yaudah makan di restoran yang bintang lima tadi aja"ajak ben membuat adira membelalakan matanya.

"Lo gila?itu mehong banget harganya" lanjur adira "gw mau ajak lo makan pecel lele di sebrang mall ini"

"Gak mending gausah"

"Lo tau kan? Uang jajan gw gak sebesar uang jajan lo ben, gw tau lo holkay tapi gausah gini juga kaliii" Desah adira.

Adira pun menarik paksa tangan ben menuju parkiran motor.

"Ayo plis turutin kali ini aja" rengeknya.

Ben hanya diam tak berkutik, kenapa hati dan mulutnya ini tidak bisa berkerja sama sih hatinya berkata ya ya ya tapi berbeda dengan mulutnya.

Ben pun tanpa memakai helm dia melajukan motornya dan memutar balikkan motornya.
Adora dengan sigap langsung naik ke atas motor besar ben.

"Ayo sayanggg" ucapnya.

Ben hanya memutar bola matanya malas menanggapi cewek yang ia anggap aneh ini.

Tak perlu waktu lama mereka sampai dk tempat pecel lele dan seafood yang tepat berada di pinggir jalan, makannya juga gak pake kursi melainkan hanya disediakan meja kecil dan terpal yang dijadikan alas duduk itu.

"Udah gw pesen tunggu ya" adira menghampiri ben yang sudah terlebih dahulu duduk di emperan itu.

"Ben" adira memcoba membuka suara.

"Apaan?"tanya nya dengan ketus.

"Kenapa ko lk kek gak nyaman gitu sih? Ini pecel lele nya enak banget sih apalagi kepiting sama kerangnya dijamin lo pasti suka" Jamin adira.

"Gw gak suka tempatnya, gak modal bangeg duduknya emperan kek gini" dengus ven kesal tanpa sekalipun menatap wajah adira.

"Tempatnya juga rada kotor lagi ada kucinv dimana mana" mengingat pastinya setiap warung pecel lele tidaj afdhol tanpa adanya kucing jalanan yang selalu dan akan menganggu pelanggannya makan.

"Keknya sih, lebih kotor markas lo deh, gw tau dari aqeela si"

"Gw boleh ya sesekali main e markas gwng motor lo pen selidiki lo itu ngerokok atau minum minum ga?"

"Tapi biasanya sih kalo anak geng motor berandalan kek lo soh pasti minum minum dan ngerokok"duga adira.

"Gw kaga ngerokok dan minum minum, paham lo?" Jawabnya dengan ketus.

Adira pun berhenti berbicara dan hanya diam, suasana sangat sunyi.
Ben menatap jalanan dari jauh tanpa menatap adira sedikitpun.

'Kalo kita terus bersama kayak gini, apa bisa kita bersatu?' Batin adira.

Pelayan pun datang membawa pesanan yang dipesan adira yang tak lain pecel lele dan ayam juga kepiting.
Dosertai lalapan yang banyak membuat perit adira semakin terguncang gancing.

"Nih kak pesenannya" ucap pelayan dengan ramah menyajikan makanan makanan yang dipesan adira.

Sedangkan ben hanya menatap makanan otu dengan sedikit tak berselera, bedalah holkay.

"Makasih ya mas"

Pelayan pun pergi meninggalkan adira dan ben duduk disana, ntah ben menatap adira seperti aneh atau gimana?

BenuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang