Dua puluh satu

1 1 0
                                    

"Waittt emang salah ya?"tanya adira.

"Gw disini disuruh bu Ajeng, ngawasin kalian semua dan kasih kertas ulangan ini"

"Emm, gw dihukum karena kasih contekan. Disini gw juga bakal kerjain ukangan harian gw darj awal kok jadi tenang sja" ucapnya menyantai.

Adira pun berjalan ke ujung kelas dan mulai membagikan kertas ulangan itu dari ujung hingga ke bangku akhir.
Kini dia memberi kertas ulangan di meja ben, dengan senyuman yang terus mengembang di wajahnya.

"Maaf ya gw gak sengaja semalem, masa iya sih gw jatuh secara tiba tiba ke kolam renang tanpa ada yang senggol"lanjut adira"mana gw kaga bisa berenang kan?"

Ben hanya menatapnya datar tak ada perasaan atau kepedulian ketika adira mengatakan hal itu.

Adira pun menepuk bahu beb dan membisikkan sesuatu di telinganya.

"Good luck ben" bisik adira dengan suara manisnya.

Adira pun kembali ke meja guru dan mengambil kertas ulangannya, mengerjakan semua dari awal tanpa memberi atau menyontek ke siapa pun, tangan lihainya kini memutar mutarkan bolpoin ketika otak pintarnya itu sedang berfikir jawaban dan rumus matematika nomor 3 yang sudah lupa itu.

Lain dengan ben yang seperti mengkode ke ateez, gio dan andra untuk keluar dari kelas ini.

"Kita harus keluar dari sini, banyak yang harus kita urus dan nanti siang kita akan tawuran besar sama black wolf, untuk menentukan wilayah mana yang akan kita dan mereka kuasai" bisik ben ke ateez yang kebetulan duduk di sebelahnya.

Ateez pun kini memgisyaratkan ke gio dan andra yang baru saja dibicarakan ben kepadanya.
Mereka semua hanya mengangguk patuh dan memamerkan jempolnya setuju.

Ben pun kini berdiri dan berjalan menuju adia hendaknya memanfaatkan cewek bodoh itu untuk mengerjakan ulangannya dan tidak memberi tahu dia bolos hari ini.

"Adira" panggil ben dengan suara datarnya.

Adira menoleh dan tersenyum.

"Gw mau mihta tolong sama lo"

"Minta tolong apa?"

"Lo jangan bilang gw bolos ke guru, lo bilang ke guru gw hari ini izinada acara keluarga, paham?" Ucap ben pelan mendekati wajahnya dengan wajah adira.

"Kalo lo mau tolongin gw, gw akan maafin lo dan bonusnya gw akan ajak lo ke bioskop malam ini" ucapnya membuat janntung adira kini berdebar lebih kencangnya.

Adira tersenyum tidak percaya ke arah ben dan dengann bodohnya tanpa memikirkan kedepannya dia hanya mengangguk patuh seperti anjing yang sudah dihipnotis.

Ben pun tersenyum hanya zekedar sebaagai imbalan terimakasih, dia pun berlari dan mengambil tasnya diikuti juga ateez, gio andra.
Semua penjuru kellas menyorot kepada ke 4 cowok yang terkenal dingin dan tidak bersahabat itu.

"Lo semua" unjuk ben ke semua penjuru kelas.

"Kalo ada yang aduin gw ke guru abis lo semua" ancam ben dengan wajah tajamnya membuat adira saja bergidik ngeri.

Ben pun berlari dan keluar diam diam menuju jendela yang cukup besar, alasannya agar tidak ketahuan guru lain kalo lewat jendela.
Jika ben dan kawan kawan lewat pintu kelas bisa dipastikan ia tidak aman.

Adira pun hanya terdiam melihat lepergian ben, ada senangnya karena ia akan diajak pergi ke bioskop malam ini, demi Mimi peri yang terbanng dan tidak kembali hatinya sangatt senang kali.

_____

Siang hari telah tiba, adira dkk kini sedang berjalan di pinggir lapangan menunu gerbang sekolah.
Hari ini mereka bermiat untuk bermain di rumah adira namun kali ini sepertinya berbeda.
Mereka hanya bertiga tanpa adanya asia disana.

BenuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang