Enam belas

3 1 0
                                    

"Si Janu tadi gila heboh banget dia nyariin kolor item nya" ucap aqeela terkekeh pelan

Bel pulang telah berbunyi ketiga perempuan dengan karateristik berbeda beda itu sedang berjalan menunggu jemputan nya masing masing kecuali Adira yang lebih memilih pergi terlebiy dahulu ke toko buku untuk membeli beberapa novel.

"Sumpah gw ngakak nya sih sama Risa, dia kalo ngomel kek emak emak banget anjir" sahut Adira.

"Btw dir, Lo gak lama lagi bakalan ikut seleksi lomba cerdas cermat kan?"tanya Jessy.

Adira hanya mengangguk sembari menebarkan senyuman nya yang manis dan menawan.

"Doain gw, biar gw menang" ucap Adira dengan ceria.

"Ye ye ye" ucap aqeela sedikit meremehkan.

"Asia gimana?"tanya Adira.

"Masih kek gitu, udah berkali kali gw kasih penjelasan sama dia ya tapi gitulah" lanjutnya "keknya sih si Asia tuh terlalu baper kek waktu dia lagi baca novel" ucap aqeela.

Semuanya pun hening, Adira kembali memikirkan bagaimana agar Asia kembali dan berubah seperti dulu tak seperti sekarang, padahal ia sudah menurunkan egonya untuk menghadapi Asia yang terkesan terlalu baperan.

Mata Adira kini melihat Ben yang tengah sibuk menelepon dan sesekali menggerutu kesal, disitu juga ia tak sendiri, dengan jaket kulitnya dia berdiri di depan motor bersama anggota geng araster lainnya.

"Ben" teriak Adira dari kejauhan.

Adira masih saja terus berusaha mengejar Ben dan membuat hatinya luluh walaupun Ben tadi pagi membentaknya dan memarahinya.

"Ayo Lo pada ikut gw" Adira menarik tangan Jessy diikuti juga aqeela.

Mereka menghampiri Ben dan geng araster yang sedang berdiri depan motornya di dekat parkiran.
Ben masih fokus dengan handphone nya sedangkan Ateez dia sudah membelalakkan matanya tak percaya sembari mengucek ngucek matanya Ada kehadiran Jessy disini.

Kalo gio dia hanya tersenyum manis ke arah gadi dengan rambut panjang tk dikuncir sedikit kecoklatan nya membuat aqeela salting berlebihan.
Gio termasuk cowok yang selalu memperlakukan perempuan dengan sikap manisnya.

"Hai Ben,Lo lagi apa?"tanya Adira dengan senyum nya yang terus mengembang.

"Lo gabisa liat gw lagi ngapain?" Ben menanya balik sembari menatap Adira tajam.

"Gabisa karena gw udah dibutakan oleh cinta Lo" gombal Adira membuat Ben muak.

"Boleh juga gombalan Lo itu" ucap Ateez dengan bangga.

Ateez pun beralih pandang ke Jessy dan mengedipkan matanya genit.

"Jessy" panggil Ateez.

"Eiuuu" jawab Jessy muak.

Ben pun menaruh handphone nya di kantong celananya.

"Lo besok ikut gw ke pesta ultah mama gw" tegas Ben.

Adira membelalakkan matanya tak percaya seorang Ben mengajaknya untuk datang ke pesta ultah mama nya, bukan mama tapi calon mertua
Kiwww

"Hah, Lo ngajak gw?"tanya Adira histeris seperti ketemu dengan mahluk halus.

"Gw ngajak Lo karena Icha lagi jenguk mamanya ke luar kota, paham?"Tanya Ben.

Adira mengangguk dengan cepat dan tersenyum lebar membentuk lengkungan yang sangat disukai oleh Ben secara diam diam.

"Jessy, Lo juga ikut ya soalnya di undangan nya gw disuruh sama pasangan" mohon Ateez.

"Gak gamau" ketus Jessy pergi meninggalkan Ateez dan yang lain.

"Lo ikut gw ya" mohon gio kepada aqeela dengan lisannya yang lembut terhadap perempuan.

Aqeela hanya mengangguk seakan sudah terhipnotis oleh tatapan bius milk gio yang sejujurnya memang memabukkan dan membuat orang malayang layang ketika ditatapnya dengn tatapan lembut.

"Ben anterin gw ke toko buku yok" ajal Adira menarik lengan Ben dengan paksa.

"Apaansih Lo" dia menepis kasar tangan adira namun anehnya gadis itu masih tersenyum walaupun merasakan sedikit sensasi nyeri tepisan di tangannya yang lumayan keras.

"Lo apaansih Ben nepis tangan cewek kasar gitu" ucap Andra geram melihat kelakuan Ben.

"Gw yang anter aja dir" Andra menarik tangan Adira dengan perlahan naik menuju motornya.

"Gak gak gw yang anter" Ben berubah pikiran dia menarik tangan Adira dengan cara yang kasar beda dengan Andra yang begitu lembut.

Dalam hati Adira dia sangat senang tangannya dipegang eh seorang Ben orang yang ia sukai namun tak membalas rasanya kembali.

"Dih apaansih gw Yang anter budeg Lo" Andra mulai melawan ketua geng nya yang berbahaya itu.

"Lo" Ben memelototi mata andra dengan tajam dengan jari telunjuk nya yang tunjukkan ke arah Andra.

"Tuh serah Lo" andra mendorong tangan Adira membuat gadis itu reflek jatuh dan kepalanya mengenai dada bidang milik benua Alexander.

Tubuh Adira serasa melayang dia kembali terpental dan ingin terjatuh namun tangan kekar milik Ben berhasil menahannya terlebih dahulu membuat aqeela dibuat baper di tempat.

Matanya bertemu tak kurang dari satu menit, detak jantung Ben berdebar lebih kencang dan cepat ketika matanya bertemu dengan mata Adira.

Rasanya mata ini sednag berkenalan menuju rasa yang akan tersalurkan ke hati menimbulkan rasa yang membuat karakter seseorang dapat berubah.
Adira benar benar merasakan istilah dari mata turun ke hati itu.

Dia merasakan tatapan Ben begitu dalam dan membius membuat hatinya kembali terjatuh dan push up di dalam tubuhnya.

Hah push up? Biasalah.

Ben pun dengan cepat melepas tangan Adira membuat gadis itu reflek terjatuh, kepalanya terbentur aspal yang halus itu.

"Aduhhhhhh" desah Adira memegangi kepalany yang baru saja menyentuh aspal.

Adira pun duduk dengan susahnya sembari memgangi kepalanya yang sangat sakit akibat benturan yanv cukup keras di aspal itu.

Sedangkan Ben dia menaruh tangannya di dada dan memasang raut wajah acuh dan tak peduli.

"Ya ampun" ucap aqeela menunduk dan membantu Adira berdiri.

"Lo gila Ben, mau bunuh anak orang?"tanya aqeela dengan kesal.

"Au nih dasar anak monyet" sahut gio spontan membuat mata Ben menatapnya dengan tajam.

"Eh bukan anak monyet ralat ralat anak nya pak Alexander" ucapnya dengan lembut.

"Lo gila Lo mau bunuh anak orang Ben, Lo minta tolong ke dia tapi Lo ngelakuin dia dengan cara kek gini" gerutu Andra.

"Dahlah gw. Balik" Andra menaiki motornya dan melajukan nya dengn cepat meninggalkan perkarangan sekolah dengan cepat.

"Lo gapapa dir?"tanya aqeela khawatir

Adira menggeleng sesekali ia me.egangi kepalanya itu.

"Aspalnya ngajak kenalan kali dir" ucap gio.

Gio menarik tangan aqeela dengan lembut "aqeela bareng gw ya bayyy" pamit gio

Aqeela hanya melambaikan tangannya dengan cengiran tentunya di ata s motor Gio yang tebilang besar baginya.

"Plis anterin gw" Adira mengeluarkan mata memohonnya dengan tangan ditaruh di antara pipi nya itu.

Ben pun tak menjawab, dia langsung naik ke atas motor denagn sigap dan cepat pun Adira langsung naik ke atas motor Ben tanpa persetujuan dari sang pemiliknya.

"Ayo anterin gw benua Alexander" ucap Adira dengan nada memohon sembari melihat wajah Ben dari kaca spion.

"Gw ngelakuin ini terpaksa asal Lo tau-!" Ucapnya ketus.

BenuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang