🔴 ps : teruntuk para readers baru
selamat datang . . .
cerita sedang dalam perbaikan, maaf kalau berantakan🌹
Gaun putih idaman yang kau kenakan sekarang bukanlah impian. Bercermin dengan seuntai gaun berkelas di suatu sudut ruangan tidak membuatmu terasa cantik. Kamu adalah anjing yang dipaksa menuruti keinginan majikan.
Berkekeh pelan dalam hati. Tragis. Secepat inikah masa depanmu dihancurkan. Oleh laki-laki tua yang bahkan belum pernah kau kenal. Perasaanmu, kamu baru hidup secepat kilat. Lalu sudah menjalani hubungan rumah tangga yang kamu sendiri belum memiliki persiapan apa-apa.
"Ibu, ayah. Aku belum siap."
Kamu mendengar, suara-suara ricuh berbisik di belakang. Acara pernikahan akan dimulai setengah jam lagi.
Dan kamu sama sekali belum merias wajah. Para perias pengantin menunggumu untuk siap berbalik dari cermin.
Tapi, kamu masih belum mau. Karena air matamu juga masih belum mau berhenti menetes.
Pipi yang basah pasti akan mengganggu butir-butir bedak untuk merias wajah, kan?
"Sshh, acaranya sudah mau dimulai, tapi pengantin wanitanya masih belum mau dirias. Merepotkan saja!"
🌹
Suara tepuk tangan bergemuruh saat kalian mengikrarkan ikrar janji suci.
Para hadirin tamu yang datang terbuai dengan semua drama yang kalian putar. Tersenyum bahagia dengan deretan gigi yang berkilau putih. Dengan jas-jas serta gaun yang mahal, menandakan bahwa mereka semua adalah orang-orang kaya dan berkelas kenalan sosok suamimu itu.
"Andai saja aku memiliki keberanian menghancurkan pernikahan ini."
Namun, sayangnya. Ada hal lain yang mencegahmu melakukan perbuatan buruk itu.
Yaitu, saat melihat orang tuamu sedang berdiri mengharapkan yang terbaik. Membuatmu semakin mengurungkan niat untuk menghancurkannya.
"Dan sekarang waktunya untuk pengantin kita berciuman."
Hatimu mencelos tak karuan. Kakimu lemas, bergemetar. Kamu merasakan air mata
membendung di pelupuk mata.Seluruh orang yang datang menunggu sebuah adegan dewasa yang akan kalian lakukan turut berdebar cemas, akankah ciuman yang kalian buat akan berhasil berjalan mulus.
Beruntung, tidak ada yang melihat setitik air matamu. Karena wajahmu tertutup helaian kain putih yang akan segera dibuka.
Kecuali, dia--
Jari-jemari dewasa dengan lambat laun berhasil membuka helaian kain putih transparan dengan penuh kehati-hatian.
Akhirnya, terlihat jelas seluruh nuansa putih mengitari gedung mewah. Bunga-bunga putih merah nan harum, digunakan sebagai hiasan guna mempercantik acara pernikahan.
Namun.
Bukan dua hal itu yang sekarang kau lihat. Melainkan wajah tirus berambut pirang memenuhi pandanganmu. Dengan postur gerak dingin yang menguasai matamu.
"Tuhan." Rintihmu pelan di sela kainmu yang sudah setengah terbuka. Hatimu meringis, terpaksa menikah dengan laki-laki tak dikenal yang tiba-tiba datang melamar satu bulan yang lalu.
Pria itu melangkahkan satu langkah kaki jenjangnya. Menelan ludah tenang sebelum melepaskan ciuman.
"Aku mohon, tutup matamu." Pintanya, yang kini sudah resmi menjadi sosok suamimu.
Kamu menurut. Memilih memejam. Melepaskan segala yang kau punya. Termasuk ciuman pertama yang akan berlangsung di atas altar.
Bibir lelaki matang bersurai pirang mendarat dengan lembut di atas bibirmu.
Kalian saling memejam, merasakan suhu hangat yang saling terhubung lewat sebuah ciuman pertama. Diiringi suara tepuk tangan yang kian bising memekakkan.
Kamu berpasrah, tak bisa untuk melawan.
Sebab, mulai saat ini, bibirmu sudah resmi menjadi tempat persinggahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY 9 TO 9 HUSBAND || NANAMI KENTO'S WIFE
Romance[BAGAIMANA JADINYA SAAT DIPAKSA MENIKAH DENGAN NANAMI KENTO, SEORANG PRIA YANG SUPER SIBUK DAN GILA KERJA?] . . . Ini tentang kamu yang belum mengerti arti sesungguhnya kehidupan rumah tangga, dan ia dengan pribadi dingin dan cinta dewasanya. . . ...