[BAGAIMANA JADINYA SAAT DIPAKSA MENIKAH DENGAN NANAMI KENTO, SEORANG PRIA YANG SUPER SIBUK DAN GILA KERJA?]
.
.
.
Ini tentang kamu yang belum mengerti arti sesungguhnya kehidupan rumah tangga, dan ia dengan pribadi dingin dan cinta dewasanya.
.
.
...
bagi yang gasuka atau risih gak usah dibaca saja ya:3
"H-halo ibu."
"Halo, anakku. Ada apa siang-siang begini telepon?"
"Anu . . . Nanami marah sama aku, bu. Kemarin malam ia tidak tidur di rumah. Malah tidur di kantor."
"Loh, kalian ngapain?!"
"K-kemarin, kami sedikit bertengkar. Terus, waktu akunya marah-marah, eh, malah nggak sengaja mecahin jam tangannya."
"Ya ampun, Y/N. Kenapa kamu tidak hubungi dia saja, bilang minta maaf, atau bilang belikan yang baru saja?"
"Sudah kuhubungi, bu. Tapi Nanami tidak mau menjawab! Kalau membelikan sih, aku tidak punya uang. Karena itu, aku telepon ibu . . . aku mau minta uang untuk mengganti jamnya Nanami."
"Oh, ibu tidak mau ikut campur sih, Y/N. Itu salahmu sendiri. Ibu sudah bilang sama kamu, tolong nurut sama Nak Nanami. Nak Nanami itu sudah sabar, baik banget sama kamu. Kamu lupa, ya kalau setiap orang pasti ada batas sabarnya.
Coba, kamu fikir ibu tidak tahu? Siapa yang selama ini mengerjakan tugas rumah? Memasak? Bersih-bersih rumah? Laundry? Kamu? Bukanlah. Ibu tahu suamimu yang beresin semuanya! Padahal dia masih capek-capek bekerja. Berangkat dari pagi pulang sampai malam. Lah, kamu nya di rumah malah males-malesan?!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Huft, benar. Tak sekali dua kali aku mendapati Nanami memasak sembari menerima telepon dari kantor.
"Ya salah siapa sih, bu yang mau nikahin aku? Kan Nanami juga yang mau. Ibu juga, kenapa nyalahin aku, kan sejak awal tahu aku belum siap menikah."
"Ibu itu sangaaatt~ tahu tentang kamu, Y/N. Ibu ini ibumu, pasti tahu mana yang terbaik dan tidak untukmu. Nak Nanami itu sudah benar-benarorang yang tepat buat bahagian kamu. Kenapa kamu ngeyel sekali, sih dibilangin?!"
Tch, ibu menekankan nada bicaranya.
"Iya, iya! Terus ini bagaimana jamnya?"
"Ibu tidak mau tahu. Itu masalahmu. Ibu tidak ikut campur, ya. Kamu anak nakal. Ngeyel sama ibu, sama suaminya juga!"
"Kalau ibu begitu, tolong solusinya saja, dong! Aku tidak tahu harus apa~" Aku merengek.
