Mau Yang Tak Mungkin

186 28 0
                                    

“kak lily!!” jusuf berseru saat melihat kakak tingkat yang sudah beberapa bulan ini berusaha didekatinya. iya, baru berusaha, hasilnya masih belum terlihat.

“eh, jusuf.” yang dipanggil menoleh dan balik menyapa. wanita cantik berkemeja putih yang rambutnya diikat ponytail itu berhenti di tempatnya berdiri, menunggu sang adik tingkat mendekatinya.

“lagi danusan, ya?” tanya lily ketika jusuf persis sudah berdiri di depannya membawa sebuah kotak berbahan plastik bening yang berisi risol.

“iya, kak,” jawab jusuf sambil nyengir. “kak lily mau, nggak?”

“boleh. tinggal berapa itu?”

jusuf membuka kotak makanan itu dan menunjukkannya pada lily. “tinggal lima biji. kalo mau ambil semuanya aja, kak. nggak usah bayar. dari tadi jusuf udah muter-muter nggak ada yang beli.”

“kok nggak bayar, sih. ini kan jualan kamu, suf.”

“nggak pa-pa. anggep aja jusuf yang traktir, kak,” ujar jusuf seraya berikan seplastik risol pada lily.

“traktir dalam rangka apa, nih? ulang tahun?”

jusuf menyengir lagi. malu-malu menganggukkan kepalanya.

“loh, jusuf ulang tahun hari ini? selamat ulang tahun ,ya. aduh maaf aku nggak tau, jadi nggak bisa kasih kado.”

“nggak pa-pa, kak. santai aja.”

“ulang tahun yang ke berapa, suf? dua puluh ya?”

“iya.”

lily mengukir senyum lantas mengulurkan tangannya untuk memegang bahu jusuf yang terbalut kemeja flanel motif kotak.

“sehat-sehat terus ya, suf. semoga kuliahnya lancar dan semua yang kamu mau bisa diwujudin sama Tuhan.”

“makasih, kak lily,” balas jusuf.

“kalo gitu aku duluan ya, suf. udah ditungguin leo,” pamit lily.

jusuf menyengir, lagi, namun kali ini diikuti perasaan getir yang sayangnya tak dapat ditangkap sinyalnya oleh lily. “hehe ... iya, kak. hati-hati. salam buat kak leo.”

dan setelah pamitan basa-basi itu selesai, lily langsung kembali lanjutkan langkah, pergi meninggalkan jusuf dan toples kotak kosong dalam pelukannya.

jusuf memandangi punggung lily yang semakin mengecil karena jarak. meratapi kepergian perempuan yang tanpa ijin mengambil hatinya sejak pertemuan mereka namun tak pernah bisa dia miliki sosok dan hatinya.

“gue cuma mau satu hal, kak,” jusuf menggumam lirih. “tapi, satu hal itu bisa terwujud, cuma kalo lo putus sama kak leo.”

“bisa galau juga ye lu, bocil,” kekeh aji yang tiba-tiba datang dari belakang dan langsung merangkul jusuf.

“sejak kapan, bang lo disini?”

“sejak lo ngelihatin cewek orang, cil,” ledek aji. pemuda berjaket denim itu lantas menggeret jusuf meninggalkan tempat dimana senyum lily tak sengaja tertinggal.

“ayo balik, yang lain udah pada nungguin lo di apart bang ical.”

harta tahta eska. (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang