Langitnya Cantik.

332 36 3
                                    

“langitnya cantik,” puji haris membuatku tergoda untuk menurunkan buku yang semula jadi titik fokus demi angkat wajah dan melihat langit yang baru saja dipuji oleh haris.

“mendung gini, kok. cantik dari mananya?” komentarku. masih seraya menatap lekat-lekat kanvas tuhan yang sore ini memuram sendu.

“langitnya cantik. cantik banget.”

aku menoleh kebingungan ke arah haris. “langit mana, sih, yang kamu liat?”

haris menarik dua sudut bibir hingga terbentuk sebuah senyum lebar di wajahnya yang kemudian diikuti gerakan tangan sodorkan kamera miliknya padaku.

“langit ini,” katanya.

aku, masih dengan raut wajah bingung, menerima kamera itu lantas menunduk untuk melihat foto yang ingin ditunjukkan haris padaku.

“gimana langitnya? cantik, kan?” tanyanya yang semakin membuatku tak mengerti.

“ini fotoku, yis. bukan foto langit.”

“iya, tau. tapi kan kamu langitku yang cantik.”

refleks saja, aku memukul lengannya sebal, walau senyuman tetap tidak bisa kutahan kehadirannya di wajahku.

“dasar ayis gombal!”

harta tahta eska. (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang