~Happy reading~
Keadaan kamar Reynal sekarang macam kapal pecah. Semua berserakan di lantai. Bungkus snack yang sudah kosong disana disini, tiga botol big spirt kosong dengan kelima gelas kaca di sampingnya tergeletak di lantai.
Rafli, Riqo, Fais, dan Ridho sudah berhasil melewati pintu neraka yang mereka hadapi. Gara gara suara sangkakala dari Ridho salah satu penghuni rumah besar itu keluar. Untung bukan om Gavin, melainkan bi Ijah.
Kelima cowok tampan itu sedang bersandar di samping kasur besar milik Reynal, dengan masing masing fokus dengan Hp yang keadaannya miring di tangannya. Tau kan mereka lagi apa?
"Do tuangin air di gelas." Suruh Fais masih tetap memokuskan matanya di Hp berlogo apel nya.
"Gue bukan babu lo!" Decak Ridho kesal, ia juga haus ingin minum tapi permainan game online di Hp nya lebih penting.
"Tanggung ini, bentar lagi Do. Ayolah bentar tinggal nuangin doang."
"YA LU AJA BANGSAT KALO BENTAR MAH!" Teriak Ridho keras, hingga suaranya menggema di dalam kamar Reynal. Untung kamar Reynal ini kedap suara jadi tenang suara Ridho tidak akan terdengar dari luar.
Keempat cowok itu langsung menutup telinganya rapat rapat.
"Anjing mulut lo kaya cewek." Maki Riqo sambil menjitak kepala Ridho cukup keras.
Reynal yang tadi lagi ngegame pun, mood nya Sekarang hilang gara gara keributan yang dibuat para teman sedeng nya. Ia membanting Hp nya di samping lalu menuangkan air spirt ke gelas kosong lalu meminumnya hingga habis.
Fais yang tadi melanjutkan lagi acaranya ngegame nya menoleh kearah Reynal yang sedang menatap lurus ke depan, entah apa yang sedang dia pikirkan sekarang. Fais menyudahi permainan nya, lalu menaruh ponsel tersebut di saku hoodie nya.
"Woy! Pak Reynal sepertinya sedang galau." Celetuk Fais sambil duduk di samping Reynal.
Rafli, Ridho, dan Riqo, yang mendengar ucapan Fais yang serius mendadak kompak menghentikan permainannya.
Reynal melirik Fais dengan tatapan biasa saja. "Sotoy lu."
"Inget gue udah berpengalaman bro!" Fais menepuk pundak Reynal beberapa kali.
"Jadi gini gue mau jujur sama lo Nal,"
Riqo yang mendengar ucapan aneh tersebut langsung menjitak kepala Fais. "Anjir bahasa lo Is,"
"Gue serius sat!" Kesal Fais. Nah kalo dirinya sedang dalam mode serius malah ada aja yang bikin mood serius nya hilang.
"Lanjut." Ucap Rafli kali ini.
"Jadi selama ini gue selalu perhatiin lo Nal, gue tau lo—"
"OMO! DEMI APA LO UDAH BELOK IS?" Teriak Ridho memusnahkan keseriusan didalamnya.
"Lama lama gue pecahin pala lo peke gelas yakin Do." Geram Fais sambil mengangkat tinggi tinggi gelas di tangannya. Ridho lagi kerasukan setan mana ya Allah teriak teriak mulu perasaan hari ini.
Riqo yang mulai emosi dengan Ridho angkat bicara. "Dengerin sampe selesai dulu Ridhonjing!"
"Tapi jelas jelas—"
"Lo ngomong sekali lagi gue depak jadi temen gue Dho." Ancam Reynal.
Mulut Ridho langsung tertutup rapat rapat, dalam hati ia menyumpah serapahi Reynal.
Fais melirik Ridho yang sudah mulai mode serius. Ia menarik nafasnya dalam dalam sebelum melanjutkan sesi berbicaranya.
"Gue tau lo udah mulai suka sama Icha, lo juga udah sadar akan hal itu. Tapi di sisi lain lo juga masih bingung dengan perasaan lo itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Batu
Novela JuvenilReynal suka Icha, Icha juga suka Reynal. Karena gengsi mereka sangat sangat tidak bisa di kalah kan, perasaan dan hati terus saja berperang. Pada saat Reynal mengungkapkan perasaannya, disaat itulah Icha tidak bisa menerima Reynal. Apa alasan Icha m...