19. Icha nangis

18 4 0
                                    

~Happy reading~

Sudah tiga puluh menit Icha mondar mandir, gerasak gerusuk tak jelas. Gabut nya udah menguasai tubuhnya, pengen ini mager, pengen itu nggak ada yang ngerti.

Padahal di sampingnya udah ada Byan yang dari tadi menemaninya di rumah, karena mamah nya dan tante Airin mamah dari Byan sedang kesalon bersama, rutinitas sebulan sekali katanya sih.

"Yan," panggil Icha sambil duduk di samping Byan yang sedang memainkan ponselnya.

"Hmm." Masih dengan memokuskan pandangan kearah ponselnya Byan hanya menanggapi panggilan Icha hanya dengan deheman kecil.

Icha melirik Byan dengan tatapan kesal, udah tiga kali ini loh, Icha manggil Byan tapi jawabannya cuma hmm.

"Byann ah lu mah nggak bisa diajak gabut bareng." Cibir Icha sambil menjambak rambut Byan yang sudah tersisir rapih.

Byann yang sedang fokus dengan game online nya tersentak kaget atas kelakuan gabut Icha yang dadakan. "Aww anj- astagfirullah Icha sakit goblok, lu ngapa malah jambak gue heh?" Tanya Byan yang masih memegangi rambutnya yang terasa panas perih.

Icha menatap tajam Byan yang sedang meringis kesakitan atas ulah perbuatannya. "Gue gabut banget sumpah, tapi lu malah ngegame mulu sebel ahh,"

"Gue kan lagi push rank Cha, lu-"

"BODO!" Potong Icha cepat.

Byan reflek menutup telinga kirinya, saat suara keras Icha menerobos masuk kedalam gendang telinganya. "Allahuakbar lu lagi psm ya?" Tanya Byan bingung tak habis pikir Icha malah marah kepadanya.

Icha malah menatap tajam matanya, emang ucapan Byan ada yang salah ya?

"Jangan Cha, jangan bunuh gue. Gue belum kawin sama belum bisa bikin anak."

"Pms bodoh bukan psm, lu kira club bola apaa?!" Jelas Icha berusaha tidak membunuh anak tetangganya.

Byan meringis sambil menggaruk lehernya yang tak gatal, maklum cowok nggak ngerti gituan gaes.

"Wajar dong gue kan laki, mana paham gituan. Pahamnya nama nama club bola di Indonesia Cha."

"Seharusnya lu kaga usah ngomong gitu lagi anying!"

Brak

"HP GUEE!"

"BANGSAT HP GUE RUSAK LU TANGGUNG JAWAB CHA!"

Byan langsung berlari mengambil ponselnya yang sudah tergeletak mengenaskan di depan matanya.

Icha yang di gentak Byan langsung berkaca kaca, baru kali ini selama bertahun-tahun berteman dengan Byan, Byan membentaknya dengan ucapan kasar.

"Alhamdulillah cuma antigores nya aja yang pecah." Ujar Byan dengan suara kecil, ia sangat bersyukur kepada tuhan karena telah menyelamatkan nyawa ponselnya yang sudah di banting oleh Icha.

Untung Byan memasang antigores kaca di hp nya, kalau tidak bisa jadi sudah modar ponselnya.

Saat berbalik badan menghadap Icha, ia malah menemukan Icha yang sedang menangis sambil menatap sedih kearah nya.

"Cha," panggil Byan dengan suara tercekak.

Icha menggeleng sambil berdiri, lalu berlari menuju kamarnya dengan sesenggukan.

"Lah, beneran lagi psm kali ya?" Celetuk Byan cengo, lalu ia menyusul Icha yang sudah masuk ke kamar.

***
Icha menangis sambil membekap mulutnya dengan guling, nggak tau lagi pengen nangis aja.

Alasannya satu, air matanya nggak mau berhenti. Dua, dia sedih mendengar bentakan Byan. Bukan sedih takut Byan marah karena hp nya rusak, tapi nggak tau sedih kenapa.

"Jangan nangis coba Cha, malu udah gede masih nangis. Ntar diejek sama Byan, Reynal mampus lo." Ujar Icha pada dirinya sendiri.

"Cha keluar yuu, tenang gue nggak marah sama lo." Suara Byan dari arah pintu membuat Icha berhenti menangis.

"Gue juga nggak bakal ngejek lo ngangis, janji deh suwer." Sambung Byan lagi. Dari luar sana Byan menaikan jari telunjuknya dan jari tengah membentuk V, bahwa ia berjanji tidak akan mengejek Icha.

Icha menghapus sisa air matanya, dan mengelap ingusnya dengan tisu lalu keluar.

Ceklek

"Pfftt bhahaha," tawa Byan pecah saat Icha menampakkan dirinya.

"Astaga sorry sorry, gue kelepasan." Ujar Byan ketika sadar Icha mulai sedikit berkaca kaca lagi.

Abisnya Icha bikin Byan ngakak. Bayangin cuma Byan tinggal minum sebentar di dapur terus langsung nyusulin icha, eh keadaannya sudah di luar ekspektasi.

Mata yang sembab, hidung berwarna merah, bibir bergetar sambil terus sesenggukan.

Ini Icha serius nangis karena Byan?

To be continued..

Dua BatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang