3. Perhitungan

101 63 26
                                    


~Happy reading~

21.00
Jam sudah menunjukkan pukul 21.00 Icha masih berkutik dengan benda pipih kesayangan nya yaitu handphone.

'tring'

Reynalarhn added you as a friend by Line ID

Dahi Icha berkerut melihat nama ID yang tertera di layar handphone nya.

Tak lama HP Icha bergetar lagi.
Ia segera membuka aplikasi Line nya.

Reynalarhn:itu blm sbrpa, kita liat besok.

"Apa sih?" Beo Icha, seketika mata nya melebar melihat nama depan di ID Line orang tersebut yaitu Reynal.

Icha tidak membalas pesan Reynal ia memilih untuk tidur, karena besok sekolah, bukan hari libur.

Pagi ini Icha sudah rapi dengan seragam di tubuh nya, ia segera turun dan langsung duduk di meja makan, di sana sudah ada mamah nya dan Byan, 'pasti di suruh mamah sarapan' pikir Icha.

"Pagi ma," sapa Icha sambil menarik kursi nya untuk duduk.

"Pagi sayang,"

"Ehem gue gak di sapa nih?" Goda Byan sambil memicing kan alis nya.

"Nggak, males." Ketus Icha sambil mengolese selai coklat ke dalam roti nya.

"Icha nggak boleh gitu dong sama Byan." tegur mamah nya.

"Iya ma." jawab Icha dengan malas.

"Byan gimana sekolah kamu?" Tanya Shinta.

"Baik kok tan,"

"Syukur lah."

"Yuk berangkat Yan." Ajak Icha sambil berdiri sambil menenteng tas di pundak nya.

"Yuk, tante, Byan berangkat dulu ya." pamit Byan sambil mencium punggung tangan Shinta, lalu di susul oleh Icha.

"Iya hati hati bawa motornya jangan ngebut Byan,"

"Iya Tan."

Icha dan Byan pergi meninggalkan pekarangan rumah Icha, mereka berdua hanya di selimuti oleh keheningan dan akhirnya Byan lah yang memecah kan keheningan.

"Cha," panggil Byan di balik helm full face nya.

"Hem?" sahut Icha.

"Eee—gue mau tanya," ucap Byan dengan gugup.

"Hem."

"Lo belum bisa lupain jiaww?" Pertanyaan Byan membuat Icha tersentak, dan langsung menegang.

Tak ada sahutan dari Icha, dia tetap tak bergeming, masih syok mendengar pertanyaan dari Byan.

"Chaa," panggil Byan lagi yang melihat Icha dari spion yang menatap lurus dengan tatapan kosong.

"Ehh i–iya Yan." sahut Icha dengan gelagapan.

"Lo nggak mau turun?"

"Hah?" Icha tersadar bahwa motor Byan sudah berhenti di depan gerbang sekolah SMA Harapan.

Icha Langsung turun dari motor sport Byan.

"Thanks yan gua masuk dulu." tutur Icha lalu berjalan cepat masuk ke halaman sekolah.

'Bruk'

Tanpa sengaja Icha menabrak bahu seseorang, sehingga membuat Icha terduduk di lantai. Icha mendongak melihat siapa yang tadi ia tabrak. Mata Icha memanas ketika melihat orang yang ia tabrak. Ia tidak boleh meneteskan air mata yang kedua kalinya di hadapan orang yang ia tabrak.
Siapa yang tidak panas Ketika mereka bertabrakan dengan mantan?

Dua BatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang