17. Reynal cemburu

20 6 2
                                    

~Happy reading~

"Kalo cemburu bilang, jangan kaya cewek coba Nal,"

"Kalo suka langsung tembak aja."

Riqo, dan Ridho sadari tadi tak henti hentinya menggoda Reynal yang sejak melihat Fais berlari sama Icha, raut wajahnya susah di tebak.

"Lo pikir si Icha apaan dongo? Maen tembak tembak aja, lu kira Icha buronan?" Sahut Riqo masih kurang mengerti apa maksud dari ucapan Ridho tadi. Maklumlah Riqo belum kenal cewek jadi gitu, nggak peka.

Ridho memutar bola matanya. "Yang belum pernah suka sama cewek mending diem." Sahut Ridho sabar.

Riqo spontan menjitak kepala Ridho cukup keras. "Anjir! Disangka gue maho apa?" Ketus Riqo tak terima dengan perkataan Ridho tadi. Seakan akan menyindir dirinya.

"Dari kelas 10 gue belum pernah denger yang namanya lu suka sama cewek."

"sotoy lu." Balas Riqo malas.

Reynal langsung berdiri dari duduknya, menatap tajam Riqo dan Ridho. Lalu pergi keluar dari dalam kelas tanpa berkata sepatah kata pun.

Sontak membuat nyali keduanya ciut seketika Reynal menatapnya dengan tajam. Tak lama setelah Reynal keluar kelas mulai lambe nya koar koar lagi.

"Woy Renal asyu mau kemana lo?"

"Kaga usah teriak di telinga gue segala anjir." Sahut Riqo kesal, karena Ridho berteriak pas di kuping kanan nya.

Rafli yang melihat tingkah absurd kedua sahabatnya hanya menggeleng, lalu keluar menyusul Reynal yang sudah dari tadi keluar.

"Soalnya lu yang deket sama gue Ko," sahut Ridho sambil nyengir.

"Goblok."

***

Reynal sekarang sedang berdiri di halaman belakang sekolah, matanya sedikit memanas kala Fais mencoba menggoda Icha dengan cara menumpahkan kembali daun daun yang sudah ada di tong sampah.

"Fais anjing!" Teriak Icha jengkel, sudah ketiga kalinya Fais menumpahkan dedaunan yang sudah ia masukkan ke dalam tong sampah di tumpahkan lagi.

"Gue udah cape nyapunya goblok!"

"Santai aja kali Cha, kita tuh bukan pembantu di sini. Tapi pelajar." Sahut Fais enteng, lalu berjalan menuju pohon mangga yang rindang.

"Ini semua gara gara lo! Di kelas gue sekarang jam kos, nggak seharusnya gue yang kena hukuman dari bu Indri." Ujar Icha sambil melempar kan sapu lidi itu kearah Fais yang dengan santainya malah tiduran di bawah pohon mangga itu.

"Sini Cha ngadem,"

Icha spontan langsung menggeleng kuat. "Ogah gue mau ke kelas." Sahut nya dengan sinis.

Icha membalikkan badannya tanpa ia duga Reynal sudah ada di belakangnya sadari tadi.

Mata mereka bertemu, mata tajam Reynal mampu membuat nyali Icha ciut. Ya tuhan, kenapa Icha jadi dag dig dug terus kalo natap mata Reynal.

"Ngapain lo?" Walaupun agak takut dengan tatapan Reynal, Icha berusaha menutupinya.

"Ngadem lahh." Sahut Fais dari sana, yang sedang rebahan sambil menutup matanya.

Mereka berdua melirik Fais yang tanpa dosa langsung menyahut.

Reynal hanya diam tidak seperti Icha yang langsung mengumpat. "Ikut gue."

Dengan paksa Reynal menarik lengan Icha, membawanya keluar dari halaman belakang sekolah.

"Heh apaan sii maen tarik tarik aja!" Bentak Icha tak terima, nasib Icha gini amat dah. Udah dua kali di seret cowok.

Reynal menarik Icha membawanya kedalam perpustakaan sekolah.

"Lepass!" Icha langsung menghentak kasar tangan kekar Reynal dari pergelangan tangannya.

"Jangan deket deket Fais."

Empat kata yang keluar dari bibir Reynal mampu membuat otak Icha berfikir, dengan dahi mengkerut, dan sebelah alis terangkat Icha mencoba tidak menghiraukan ucapan Reynal tadi.

Icha hanya diam menunggu kelanjutan ucapan Reynal, tapi nihil cowo itu hanya diam membisu sambil terus memandangi nya dengan tatapan dalam.

"Alasannya apa gue nggak boleh deket Fais?" Tanya Icha sambil melipat kedua tangannya di atas dada.

"Gue nggak suka liat lo deket sama cowo lain selain gue."

"Apalagi sama temen gue sendiri." Lanjutan dari perkataan Reynal mampu membuat jantung Icha berdebar, di dalam perutnya terasa ada kupu kupu yang sedang memutari di dalamnya.

Otak Icha tiba tiba ngebleng beberapa detik mendengar ucapan Reynal tadi, lebih tepatnya seperti larangan.

"Lo cemburu sama Fais?"

Dalam hati Icha terus merutuki mulutnya sendiri, kenapa bisa bisanya tanya gitu ke Reynal. Jelas jelas jawabannya pasti tidak.

Tuk!

Reynal mengetuk dahi Icha."Jangan geer. Gue ngomong gini takut lo jadi korban fakboy Fais." Jawab Reynal sambil tersenyum tidak percaya.

"Yaudah kalo gitu gue bebas dong mau deket sama siapa aja, mau Fais kek atau Ridho itu bebas nggak ada larangan." Sahut Icha lantang, sesekali mengelus dahinya yang terasa nyer nyeran.

"Kalo gue cemburu?"

To be continued...

Ngegantung euyy,

Gimana kabar hati Icha ya?

Reynal suka gitu jadi jangan kagett

Jangan lupa vote

See u

Dua BatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang