5

3.3K 311 26
                                    

"Ghahaha, meski $5.000 dollar bukan uang besar namun itu didapat kurang dari 2 jam, itu cukup menyenangkan~" kata Joko sambil tertawa dan mengitung uangnya.

"Uhm? Ada apa itu?" tanya Joko kepada dirinya sendiri, dia melihat 2 pria sedang menodongkan pisau kepada gadis kecil.

"Tsk, sudah perampokan tapi korbannya anak-anak lagi, haa~" kata Joko sambil menghela nafas.

Dia mengambil ponsel tua miliknya dan menelpon seseorang.

"Hallo, aku ingin melaporkan perampokan dan pedofillia di jalan ****, pelaku saat ini pingsan, barang bukti adalah pisau dan foto perampokan!" kata Joko dengan ramah menceritakan kronologi kejadian.

"Baik, kami akan segera bertindak!" kata polisi dibalik telpon.

"Satte, sekarang aku tinggal melumpuhkan mereka!" kata Joko dengan ringan lalu berjongkok dan mengambil beberapa kerikil.

Crash! Bruak! Crack!

"Argh!!" teriak keduanya saat kaki dan tangan mereka di lumpuhkan alias tulang di kaki dan tangan mereka patah.

Sebelum melihat siapa dalang dari kejadian yang menimpa mereka tiba-tiba ada sesuatu yang menghantam tengkuk leher mereka sampai akhirnya keduanya pingsan.

"Yosh, hama selesai jadi aku bisa pulang!" kata Joko sambil menepuk kedua telapak tangannya dan berbalik pergi.

Sang loli kecil yang awalnya takut malah jadi tercengang dan terdiam, dia kemudian melirik ke kiri dan kanan untuk mencari siapa pahlawan yang menyelamatkannya.

Tatapannya akhirnya tertuju ke punggung Joko yang sedang berjalan, awalnya dia ragu untuk mempercayai hal tersebug tapi tiba-tiba Joko memberikan tanda selamat tinggal yang membuat gadis tersebut mau tak mau menerima hal itu.

"Kakek, kamu dari mana saja? Bukankah katanya hanya keluar sebentar?" kata Ellena saat melihat Joko kembali.

"Maaf, tadi ada pertunjukan jalanan jadi aku menontonnya sebentar~" kata Joko dengan ramah.

"Ayo makan siang dulu, aku sudah menyiakan makanan untuk makan siang ini!" kata Ellena dengan ringan dan sedikit bersemangat

"Apa Peter dah pulang?" tanya Joko penasaran.

"Belum, dia katanya sibuk dengan situasi rumah sakit yang kebetulan sedang ramah!" kata Ellena sambil menghela nafas.

"Oh..." Joko hanya bisa ber "Oh" ria, karena dia bingung mau membalas apa.

"System, buat misi [makan]!" kata Joko dalam hati.

[Ding! Misi diaktifkan!]

[Misi : makan(rank E)]

[Hadiah : Lidah dewa!]

[Hukuman : potong lidah!]

"Selamat makan!" kata Joko dengan semangat dan makan dengan lahap.

"Makan lah pelan-pelan, tidak ada yang mengambil juga, ufufufu~" kata Ellena sambil tertawa kecil.

Sikap Joko saat ini malah terlihat seperti anak-anak karena makan dengan cepat tapi Ellena tidak tau kalau Joko makan cepat karena hukuman misi.

Siapa yanv mau lidahnya di potong? Kan sudah dibilang hanya orang bodoh saja seperti yang baca untuk menginginkan hal tersebut.

"Hawbsya mwasakanmu uenak(habisnya masakanmu enak)" kata Joko sambil memberikan jempol ke Ellena.

"Ufufufu, terima kasih kalau kamu menyukainya, kakek~" kata Ellena dengan senanh mendapatkan pujian.

Setelahnya keduanya selesai makan dengan cukup cepat, Joko menepuk perutnya yang penuh.

I Old Man With System[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang