21

1.7K 175 51
                                    

"Ellena, bagaimana keadaan Peter?" Tanya Joko yang baru saja sampai.

Dia melihat kalau Ellena sedang duduk sangat gelisah didepan pintu operasi, yaa bagaimana pun yang sedang di operasi adalah sang suami tercinta jadi sulit baginya untuk tenang.

"Belum ada kabar, dokter masih melakukan operasi didalam, kek!" Kata Ellena dengan lesu.

Matanya masih merah dan bengkak akibat terlalu lama menangis, melihat ini membuat Joko merasa tidak kuat untuk melihatnya.

Dia kemudian duduk di samping Ellena lalu menyandarkan kepala Ellena dibahunya, sembari mencoba menenangkan hati Ellena agar tidak gelisah.

"Kamu minum dulu, Peter pasti tidak ingin melihatmu dalam keadaan seperti ini." Kata Joko sembari mengambil botol air mineral ke Ellena.

"Terima kasih, kek."

Elena mengambil botol tersebut dan meminumnya sedikit, saat dia selesai minum air tersebut hatinya terasa lebih ringan, meski ada kekhawatiran namun tetap saja itu jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya.

"Kek, aku berterima kasih karena telah membantu membayar biaya operasi Peter, aku akan membayarnya kembali setela–"

"Apa yang kamu katakan? Kalian sudah mengijinkanku tinggal bersama kalian saja sudah membuatku sangat senang, aku juga sudah menganggap kalian sebagai keluargaku jadi tidak perlu formalitas seperti itu."

"Yang terpenting adalah keselamatan Peter, soal uang kamu tidak perlu pikirkan apapun." Kata Joko dengan tenang dan lembut.

Baginya Peter dkk sudah seperti keluarga yang selama ini dia rindukan karena itu bila dia bisa membantu sudah jelas dia akan bantu semaksimal mungkin.

"Yang bisa kubantu saat ini hanyalah menenangkan Ellena saat ini, haa aku hanya punya kemampuan teori namun aku tidak bisa praktek ditambah lagi tidak mungkin mereka mengijinkan orang lain ikut campur dalam operasi apalagi kalau tidak ada surat-surat kedokteran" pikir Joko menghela nafas berat.

Dia merasa cukup tidak berguna saat ini apalagi hasil pencariannya sebelumnya juga  tidak membuahkan hasil, ini benar-benar membuatnya pusing.

Namun beda bagi Ellena, baginya bantuan Joko sudah sangat membantu banget, jadi apapun hasilnya dia akan tetap berterima kasih kepada Joko.

Meski begitu mereka melupakan Geisha yang masih dirumah bersama teman-temannya, ya bagaimana pun keduanya sibuk dengan permasalahan ini jadi mereka melupakan Geisha.

Butuh waktu 1 jam setelah Joko datang untuk dokter keluar dengan para suster, Ellena segera bangun dan mendekat dengan cepat sementara Joko berjalan lebih tenang.

"Dok, gimana keadaan suami saya? Dia baik-baik saja kan?" Kata Ellena penuh harap sembari memegangi tubuh sang dokter untuk segera meminta jawaban.

"Ellena, coba lah lebih tenang!" Kata Joko memperingati karena sikap Ellena terlalu terburu-buru dan juga kurang sopan.

"Ah ... ma-maaf." Kata Ellena sadar kalau sikapnya tadi cukup tidak sopan tapi mau bagaimana lagi kan? Dia sedang khawatir tentang keadaan Peter.

Dokter tersebut terlihat tenang namun sayang sekali Joko dapat melihat simpatik dimata yang lain, melihat itu membuat hati Joko berdetak kencang tidak karuan.

"Dok, bagaimana keadaan putraku, dia baik-baik saja kan?" Tanya Joko cukup serius.

"Maaf ... kami sudah ber–"

*Bang!

Seketika saat suara dokter tersebut terdengar sedih langsung saja Joko memukul tembok dengan segenap tenaga.

I Old Man With System[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang