Joko pergi ke jalan untuk mencari tau penyebab kecelakaan yang di alami Peter saat itu.
"Permisi, pak apakah bapak pernah melihat kecelakaan disini saat siang hari?" Tanya Joko kepada seorang penjual tacho.
"Um, aku melihatnya." Katanya cukup ramah.
"Begini, aku ayah korban kecelakaan itu dan ingin menanyakan kronologi kejadian yang sebenarnya, jadi bisakan anda menceritakannya kepadaku?" Kata Joko sopan dan ramah tentunya.
"Uhm ... Bisa namun aku tidak melihat secara jelas apa yang terjadi tapi aku bisa ceritakan ..." Katanya mulai bercerita.
Ceritanya mungkin tidak selengkap yang dikatakan Ellena di rumah sakit namun itu cukup bermanfaat bagi Joko dalam menilai situasi.
Didalam ceritanya itu memiliki kesamaan yaitu Peter melompat ke jalan sendiri dan akhirnya di tabrak mobil, serta tidak ada kata anak kecil didalam ceritanya.
"Jadi seperti itu, oh ya pak, aku ingin tau pernahkah ada kejadian serupa yang melibatkan anak-anak? Ya beberapa tahun yang lalu atau belum lama didaerah sekitar sini?" Tanya Joko, bagaimana pun dia masih penasaran dengan anak kecil didalam perkataan Peter.
"Anak kecil? Uhm ... Kurasa tidak, tempat ini tidak pernah terdengar kalau ada kasus kecelakaan atau pembunuhan yang berkaitan dengan anak-anak, emangnya ada apa menanyakan hal itu?" Katanya sambil berpikir lalu dia bertanya balik dengan bingung.
"Seperti itu ya, terima kasih pak atas informasinya!" Kata Joko senang, dia juga membeli tacho dan pergi meninggalkan pria tersebut.
Hari menjadi sore namun Joko masih belum mendapatkan informasi mengenai anak kecil itu, ini benar-benar membuat Joko sakit kepala.
Saat sedang duduk di atas motornya sambil memperhatikan sekitar tiba-tiba sebuah suara memanggilnya.
"Pak Joko?"
Joko segera menoleh ke sumber suara tersebut dan ternyata yang memanggilnya adalah Sally.
"Hoo, nona Sally, kebetulan sekali bisa bertemu disini." Kata Joko cukup ramah melihat kedatangam Sally yang tak terduga.
"Um, memang kebetulan sekali, ada keperluan apa anda disini?" Tanya Sally ramah dan penasaran.
"Bisnis kecil, kamu sendiri sedang apa disini?" Kata Joko dan bertanya balik sebagai basa-basi.
"Aku tinggal disekitar sini." Kata Sally dengan tenang dan ramah.
Mendengar itu membuat Joko sedikit terkejut dan sebuah ide muncul di kepalanya.
"Karena anda ada bisnis, kalau begitu aku permisi dulu!" Kata Sally ramah.
Meski dia ingin terus mengobrol dengan Joko namun dia juga tidak ingin mengangguk pekerjaan Joko jadi lebih baik untuk melihat apakah dia masih bisa bertemu di lain waktu seperti ini dan mencoba mengajaknya minum teh di toko terdekat.
"Ah, nona Sally, bisakah kamu menemaniku sebentar? Ada yang ingin aku diskusikan denganmu!" Kata Joko menghentikan Sally untuk pergi meninggalkannya.
"Eh? Mengobrol denganku?" Kata Sally spontan karena dia tidak pernah membayangkan Joko begitu aktif ingin berbicara dengannya.
"A-apa dia tertarik dengan pesonaku?" Tanya Sally dalam hati sedikit malu.
Memikirkan ini membuat di kedua pipinya mengeluarkan rona merah yang sangat imut bila di perhatikan.
"Ya, itu kalau tidak mengangguk kamu, nona Sally!" Kata Joko dengan tenang.
Dia tidak memaksa siapapun, bila Sally keberatan maka dia hanya bisa mengatur waktu untuk bertemu secara formal, meski sebenarnya Joko sangat ingin menyelesaikan permasalahan ini dengan cepat.
"Ti-tidak, aku tidak ada kegiatan kok!" Kata Sally dengan cepat, mana mungkin dia menolak hal yang sudah dia inginkan sejak terakhir bertemu dengan Joko.
"Kalau begitu aku merasa lega." Kata Joko sedikit melembut ada nadanya.
Hal ini membuat seseorang akan salah paham dengan maksudnya, ya dan Sally sudah menjadi korbannya saat ini.
Sally hanya sibuk dengan belajar dan pekerjaan jadi jarang mempelajari hal yang namanya cinta dan perasaan, namun sejak terakhir kali bertemu dengan Joko saat itu entah kenapa membuatnya gelisah.
Perasaan itu tidak di mengerti oleh Sally membuatnya bertanya-tanya apa yang terjadi padanya, dia juga sempat bertanya kepada temannya dan jawabannya adalah dia sedang jatuh cinta.
Namun dia berpikir kalau itu tidak mungkin, ada kesenjangan jauh antara usianya dengan Joko, jadi mana mungkin dia jatuh cinta apalagi dia merasa mungkin saja Joko sudah memiliki sosok lain dan tidak ada ruang baginya untuk menetap.
Keduanya kemudian mampir ke kafe terdekat untuk ngobrol sambil minum kopi atau teh.
"Begini nona Sally–"
"Sally aja pak, tidak perlu pake kata nona!" Kata Sally memotong perkataan Joko.
Joko mendengarnya mengangguk lalu berkata ringan, "Kalau begitu kamu juga bicara saja yang santai, tidak perlu terlalu sopan denganku!"
Sally mengangguk dengan riang bagai seorang gadis kecil yang ceria nan manis.
"Begini, aku ingin tanya, sebenarnya sudah berapa lama kamu tinggal di daerah sekitar sini?" Tanya Joko penasaran.
"Eh? Ahh kalau di tanya mungkin sekitar 4-5 tahunan sih, emangnya ada apa pak?". Tanya Sally bingung.
Joko berpikir kalau itu mungkin cukup lama jadi dia mulai bertanya ringan, " Begini, apa kamu tau ada kasus tabrakan, pembunuhan, atau kematian yang melibatkan anak kecil disekitar jalan raya didaerah ini? Ya kejadian lampau gitu, kalau tau bisakah kamu mengatakannya kepadaku?"
"Eh? Uhm ..." Sally terkejut mendengar pertanyaan Joko, ya awalnya kan Joko nanya sudah berapa lama dia tinggal disini jadi mungkin Joko ingin bertanya lokasi rumah lalu orang tuanya tapi siapa sangka itu hanya imajinasi Sally semata yang terlalu ngarep.
Meski begitu dia bingung kenapa Joko bertanya soal itu? Kalau kematian wajar sih pasti adalah namun mati karena kebunuhan dan tabrak lari menurut Sally mungkin tidak, hal ini karena daerah sekitar cukup aman dan didaerah sini juga kurang ada anak kecil.
Disini rata-rata pekerja, mahasiswa, dan pedangang namun untuk yang berkeluarga sih ada namun tentu jarang yang memiliki anak kecil karena kebanyakan anak mereka sudah tumbuh dewasa.
"Menurutku sih tidak ada, emangnya kenapa kamu menanyakan hal ini?" Tanya Sally penasaran.
"Begini, sebenarnya putra angkatku mengalami kecelakaan lalu mengalami koma namun sebelum dia tidak sadarkan diri dia menanyai keadaan seorang anak kecil yang 'Mungkin' dia selamatkan namun selama kejadian itu baik menantuku atau saksi mata disana tidak melihat seorang anak kecil pun jadi mungkin aku berpikir itu yaa kaya mahluk halus gitu tapi sejauh yang aku cari tidak ada kasus kematian khusus tentang anak-anak didaerah ini." Kata Joko menjelaskan dengan nada pelan, ada melankonis dan juga kebingungan atas situasi yang dia alami saat ini.
Sally mengerutkan keningnya, dia juga pusing memikirkan hal yang dijelaskan Joko barusan, dia juga berpikir apakah mahluk halus itu benar-benar nyata?
"Uhm ... Aku mungkin tidak bisa membantu banyak namun aku bisa mencari informasi mengenai kasus kecelakaan atau hal lain didaerah sini, mungkin saja itu pernah terjadi puluhan tahun jadi aku akan mencoba bertanya sama warga asli yang telah tinggal lama didaerah ini!" Kata Sally membantu, dia cukup prihatin sama putra angkat Joko yang mengalami kecelakaan namun dia juga senang karena dengan ini dia memiliki alasan untuk mengobrol lagi dengan Joko.
"Kalau begitu terima kasih dan maaf merepotkanmu!" Kata Joko tersentuh, padahal mereka hanya bertemu sekali namun Joko tidak menduga Sally begitu baik mau ikut membantunya, itu setidaknya meringankan beban pikiran Joko.
"Tidak masalah pak." Kata Sally dengan ramah.
Lalu keduanya pun mengobrol santai sebagai basa-basi sebelum mereka berpisah untuk menyelesaikan permasalah mereka dan Joko juga kembali ke rumah sakit untuk menemani Ellena yang sedang sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Old Man With System[Hiatus]
Fantasyketika seorang pria tua berusia 75 tahun ke atas sudah menjadi sangat rentah dan tak berdaya namun dia tidak memiliki seorang pun yang membantu dan merawatnya tapi suatu hari dia menerima sebuah mukjizat yang luar biasa