03

1 0 0
                                    

Mentari POV :

Setelah sholat subuh, aku pergi ke dapur berniat untuk membantu bunda menyiapkan sarapan untuk Pagi nanti.

"Bun, hari ini sarapan apa?" Tanyaku

"Kayaknya hari ini kita beli aja yah Dek, Bunda mau ke pasar hari ini takut gak keburu masak. Si Mbak tadi pamit, harus pulang karena anaknya sakit" jawab Bunda

"Bunda ngapain ke pasar? Persediaan kulkas udah abis?" Tanyaku

"Ada beberapa keperluan dapur yang harus bunda beli, sekalian Bunda mau beli bahan-bahan kue, alhamdulillah ada yang order lagi" jawab Bunda

"Kalo gitu, Qila ikut ya Bun. Mau bantu Bunda" ucapku

"Okesiap, yuk berangkat" ucap Bunda

"Loh Adek mau ikut ke pasar juga?" Tanya ayah yang tiba-tiba muncul dari arah belakang

"Iya dong, kan Qila mau bantuin Bunda" jawabku

"Ikut Bunda, atau ikut beli jajanan nih" ucap ayah

"Iya biar bisa milih sekalian Yah" jawabku sambil tersenyum. Lalu berpamitan pada ayah karena kami akan segera pergi ke pasar

Sesampainya di pasar, Kami langsung ke ruko-ruko langganan Bunda. Dengan gesitnya Bunda memilah-milih beberapa keperluan dapur. Jadi tanpa berlama-lama selesailah belanjaan kami dipasar hari ini

"Kayaknya ada yang kurang Dek, tadi masih kurang mentega nya. Bunda ke toko depan dulu ya" ucap Bunda ketika kami sudah berada di dalam mobil

"Kalo gitu, Qila juga mau jajan kedepan deh Bun. Mumpung ada yang jualan aneka jajanan tuh" ucapku lalu dijawab oleh bunda dengan anggukan

Akupun segera menghampiri pedagang aneka jajanan kue basah yang tidak jauh dari tempat parkir mobil Bunda. Seketika aku kalap, karena banyak sekali jajanan yang menurutku lucu dan sayang sekali untuk di makan. Ketika aku sedang memilih jajanan tersebut, tiba-tiba ada seseorang yang berbicara

"Jangan beli kalo gak akan dimakan nanti kan jadi sayang" ucapnya, aku terkejut. Akupun melirik orang tersebut dan ternyata itu Izal, 'ya ampun ada dimana-mana ni orang'

"Eh maksudnya, sayang kan kalo beli tapi gak dimakan karena lucu" ucapnya lagi. Akupun tersenyum

"Kamu kok ada disini zal?" Tanyaku

"Iya, aku nganter umi belanja dan kebetulan aku lihat kamu" jawabnya

"Oalah, terus dimana umi sekarang" tanyaku

"Disana" ucapnya sambil menunjuk ruko yang tak jauh dari tempat kami berada sekarang. Akupun hanya mengangguk mengerti

"Aku beli yang ini 4, yang ini 4 sama yang ini nya 2 aja ya mang" ucapku pada pedagang jajanan

"Oke neng, jadi duapuluh lima ribu ya" ucap pedagang tersebut

"Nanti bayarnya satuin sama yang saya aja mang Pepen" ucap Izal pada pedang tersebut

"Oke a izal" jawab pedagang tersebut yang ku tau kini namanya mang Pepen

"Eh gak usah zal, aku bawa uang kok" ucapku menolak traktiran Izal

"Gakpapa, udah lama kan aku gak traktir kamu jajan" ucapnya sambil tertawa

"Iya, tapi gak usah zal. Beneran deh" ucapku

"Iya aku juga beneran Qil. Udah gapapa ya" ucapnya

Akupun pasrah

"Tau gitu aku gak jajan banyak kaya gini zal, nyusahin kamu ini namanya bukan traktir" ucapku, diapun hanya tersenyum

SEINDAH SENYUM MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang