06

2 0 0
                                    

Mentari POV:

Jam menunjukkan pukul 8 pagi. Itu artinya masih ada 1 jam lagi untuk bersiap-siap

"Bun Adek ke atas dulu ya mau mandi" ucapku pada Bunda setelah membantu mencuci piring

"Iya, dandan yang cantik sayang" teriak bunda padaku yang masih ku dengar dari tangga

Saat masuk kedalam kamar, bukannya bersiap mandi aku malah merebahkan diriku disofa, entah mengapa hari ini inginnya bersantai saja namun apa boleh buat, aku harus menepati janjiku pada Ibunya Kak Irwan.

Ku mainkan ponselku, membuka WhatsApp dan beralih pada Instagram. ku lihat story-story temanku sampai membuatku lupa waktu

"Dek, udah siap?" teriak Bunda diluar kamarku

"Eh belum bun, bentar lagi" jawabku, kulirik jam sudah menunjukan pukul 9 kurang 5 menit, aku segera berdiri dan mengambil handuk, bersiap untuk mandi

"Nak Irwan sudah datang menjemputmu" teriak bunda

"Iya bun, bentar lagi Adek kebawah" ucapku

Dengan gesit aku segera mandi dan bersiap, setelah itu kupoles sedikit wajahku dengan bedak dan memakaikan liptint natural pada bibirku agar tidak terlihat pucat.

Aku keluar dari kamar dan segera menghampiri Kak Irwan yang ku yakini dia sudah bosan menungguku.

"Maaf kak lama" ucapku sesaat setelah aku menemuinya di ruang tamu

"Gakpapa, bisa kita berangkat sekarang?" Tanyanya

"Bisa kak.. Adek izin berangkat dulu ya Bun. Titip salam buat ayah dan Abang" ucapku sambil mencium tangan ibuku

"Irwan izin pamit bawa Tari sebentar ya Tante, titip salam juga untuk Om dan Bang Razi"

"Iya nak,.. hati-hati ya kalian berdua. Salam balik untuk keluarga dirumah" jawab Bunda sambil berjalan mengantarkan kami kedepan

Aku dan kak Irwan pun pergi menuju rumah kak Irwan yang jaraknya sedikit lumayan jauh dari rumahku. Ada sekitar 1 jam perjalanan untuk sampai dirumah kak Irwan. Saat diperjalanan tak sedikitpun kak Irwan mengajakku berbicara kecuali minta tolong bawakan tissue di dashboard, setelah itu kami saling diam lagi..

Canggung, itu yang aku rasakan dan Itu pula yang membuatku tidak kunjung bertanya padanya atau membuka obrolan terlebih dulu

Kamipun tiba dirumah yang sangat besar menurutku, halaman nya yang besar dan luas, mobil yang berjejer rapi, dan suasana sejuk karena banyak pepohonan.

"Yuk turun" ucap kak Irwan. Lalu ku jawab dengan anggukan

Aku turun dari mobil kak Irwan dan berjalan mengekor kak Irwan dari belakang menuju pintu utama rumah ini

"Assalamualaikum" ucapku dan kak Irwan secara bersamaan

Lantas orang-orang yang berada disanapun refleks menjawab salam kami. Tante Irene (mama kak Irwan) segera berdiri dari duduknya dan menghampiri menyambut kedatangan kami.

"Cantik sekali calon mantuku" ucap Tante Irene sambil memelukku

"Terimakasih Tante" ucapku dan membalas pelukannya

"Ayo duduk nak" sambut Om Irvan (papa kak Irwan). Aku tersenyum dan mengangguk

Aku dan kak Irwan pun duduk bersebelahan namun masih berjarak

"Kenalin nak, itu Monic dan suaminya Bima. Itu Sarah dan suaminya Imam. Mereka adalah kakak-kakaknya Irwan. Kamu tau kan Tante hanya memiliki 3 anak laki-laki saja?" Tanya Tante Irene padaku

SEINDAH SENYUM MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang