14

1 0 0
                                    

Author POV:

Razi berhenti disebuah kafe yang sering ia kunjungi dengan teman-teman nya. Lalu mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan seseorang. Setelah sorot mata Razi menemukannya, ia langsung berjalan menuju seseorang yang sedang minum bersama seorang perempuan dipojok meja

"Lo, ikut gue" ucap Razi sambil menyeret seseorang yang sudah menghancurkan hidup adik tersayangnya

"Bang Razi?" Ucap Irwan kaget melihat kakak iparnya datang dan memergokinya bersama seorang wanita

"Kenapa? Kaget Lo liat gue disini?"

Irwan diam, tidak menjawab sedikitpun pertanyaan dari Razi

"Enak banget ya Lo disini nongkrong sama cewe. Minum-minum, sedangkan istri Lo terbaring lemah mempertaruhkan hidup dan matinya dirumah sakit"

"Tari? Rumah sakit? Tari kenapa bang?" Tanya Irwan sambil bergetar, sudah 1 bulan ia meninggalkan istrinya dan sedikitpun ia tidak pernah menanyakan kabar istrinya

"Suami macem apa Lo gak tahu keadaan istri Lo sendiri" tanya Razi sambil terus mencengkram kerah baju Irwan

"Adik gue tersiksa sendirian dirumah. Adik gue keluar rumah hujan-hujanan nyariin lo. Adik gue khawatirin Lo dan dengan gak tau dirinya Lo malah senang-senang disini?"

"I-ini gak seperti apa yang lo lihat bang" ucap Irwan mengelak

"Apa maksud Lo? Mau mengelak apa lagi Lo? Ini bukan yang pertama gue lihat Lo jalan sama cewe. Awalnya gue kira Lo meeting karena Adik gue selalu belain Lo dan bilang Lo ada dirumah. Tapi gue gak yakin setelah gue selalu liat Lo jalan sama cewe setiap hari. Gue tau belakangan ini Lo nyewa hotel kan?" Ucap Razi

Irwan diam. Tak bisa berkutik. Pasalnya apa yang disebutkan Abang iparnya memang benar

"Maaf bang. G-gue.."

"Gue gak butuh penjelasan Lo. Sekarang gue minta Lo ceraikan adik gue"

"Gak bisa bang. Gue sayang Tari"

"Sayang kata Lo? Ketika istri Lo jatuh dari tangga karena mau nyariin lo sampai keguguran, itu yang dibilang sayang?"

"Apa?" Irwan kaget ketika mendengar Tari keguguran, apakah tari mengandung? Tapi dokter kandungan waktu itu bilang bahwa Tari tidak bisa mengandung

"Jangan-jangan Lo juga gak tau kalau Tari sedang mengandung anak Lo?" Irwan menggeleng

"Demi Allah gue gak tahu bang, kalo gue tahu gue gak akan pergi ninggalin dia" ucap Irwan sambil menangis membayangkan istrinya yang pasti kesakitan sekali

"Jangan nangis Lo. Laki-laki macem Lo, gak pantes nangisin adik gue dengan air mata buaya Lo. Sekarang Lo ikut gue, kita pergi kerumah sakit" ucap Razi menarik Irwan untuk keluar dari Kafe tersebut

"Eh sayang. Mau kemana? Ini siapa yang bayar?" Teriak perempuan yang tadi sedang bersama Irwan

Irwan tidak memperdulikannya, ia langsung pergi keparkiran dan membawa mobilnya mengekori mobil Razi

Sesampainya di IGD mereka tidak menemukan Tari.  Katanya, Tari sudah dipindahkan keruangan Inap

"Assalamualaikum bunda, Ayah" ucap Razi menyalami mertuanya

"Ngapain kamu kesini?" Tanya Fira ketika Irwan hendak mencium tangan ibu mertuanya itu

"Maafkan Irwan Bunda, Ayah. Irwan sudah menyakiti Tari" ucap Irwan

"Saya dan Istri, juga keluarga besar sudah mempercayai kamu Irwan. Kami kira, Tari akan bahagia dan terjaga bersama kamu. Namun ternyata kami salah" ucap Abdullah

SEINDAH SENYUM MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang