AUTHOR POV:
"Bunn" ucap Tari ketika ia sudah mulai tersadar
Fira yang sedang duduk bersama Abdullah pun langsung bangkit berdiri dan berjalan menuju putri kesayangannya
"Iya sayang? Ada yang bisa Bunda bantu?"
"Bunda kok kaki Tari gak bisa digerakin ya Bun?"
Fira yang mendengar itupun tertunduk lesu, tak tahu harus bagaimana menjelaskan pada putrinya itu. Abdullah mengusap-usap bahu istrinya seolah mengatakan mereka harus tegar demi putrinya.
Razi yang baru datang dari kantin pun segera berlari menghampiri adiknya ketika ia melihat adiknya sudah sadar
"Dee" ucap Razi lembut sambil meraih tangan adiknya
"Bunda, Kaki Tari kenapa?" Tanya Tari sekali lagi pada Bundanya
Mata Tari beralih pada kakaknya yang mulai terisak, "Bang.." ucapnya memelas
"Ayah, Tari kenapa?" Tanya Tari pada ayahnya
Abdullah berpindah meraih tangan Putrinya, menciumnya dengan tulus
"Nanti sembuh kok sayang. Kamu harus sabar dan ikhlas ya. Kita ikhtiar bareng-bareng" ucap Abdullah
"Maksud ayah?" Tanya Tari bingung
"Sementara, kamu harus duduk di kursi roda dulu ya, Ntar Abang Anter kemanapun kamu mau" ucap Razi sambil tersenyum
"Maksud Abang? Tari lumpuh?" Suara tari mulai Bergetar
Fira terus menangis, tak kuasa menahan sesak dan sedih melihat kondisi putrinya ketika harus mengetahui dirinya lumpuh.
"Jawab banggg" ucap Tari memelas sambil menggoyahkan tangan Razi
Razi mengangguk dengan Ragu, kemudian mendekap tubuh adiknya dengan Tulus berharap adiknya bisa tenang dan menerima kondisi nya saat ini
"Ya Allah.. apa lagi yang engkau uji pada hamba ya Rob?" Ucap Tari dengan suara yang bergetar dan lemah. Kemudian tangisnya pecah saat itu
Keluarga itupun saling berpelukan, bermaksud untuk menguatkan Tari
"Kita akan selalu ada untuk kamu" ucap Razi
****
Seminggu pasca diperbolehkan pulang. Kini Tari tinggal kembali bersama orang tuanya. Kembali pada kamar yang selalu dinantikannya. Walaupun rumahnya sederhana, namun tempat ini memberikan kenyamanan yang luar biasa untuknya.
Tari merogoh Handphone dari gamis yang dikenakannya, karena bunyi dari Hp nya sedikit mengganggu dan terpampang lah nama Mantan Suaminya yang ia beri nama 'Kak Irwan'. Meskipun Tari dan Irwan sudah berpisah, namun masih ada berkas-berkas yang harus diajukan ke Pengadilan untuk proses perceraian yang sah.
📲 : Assalamualaikum
🧕🏻 : Waalaikumussalam
📲 : Apa kabar Tari?
🧕🏻 : Baik, Alhamdulillah
📲 : Saya kangen. Boleh kita bertemu?
🧕🏻 : Maaf, Sudah tidak seharusnya kakak bilang seperti itu. AssalamualaikumTari menutup sambungan Telepon tersebut dan menaruh Hp nya diatas nakas sebelah ranjang tidurnya
Tiba-tiba Fira masuk kedalam Kamar Tari
"Pagi sayang. Waktunya sarapan" ucap Fira
"Iya Bunda"
"Yuk, Bunda bantu" ucap Fira sambil mendorong kursi Roda Tari
Sesampainya di meja makan, seperti biasa Tari akan menyapa semua orang yang ada disana
"Selamat pagi Ayah, Abang" ucapnya sambil tersenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
SEINDAH SENYUM MENTARI
Teen Fiction"Bukan hidup namanya bila tidak dihinggapi masalah yang dikenal sebagai bumbu kehidupan. Jangan takut untuk mencoba, dan jangan takut untuk menghadapi. Makanlah semua rasanya maka kamu akan menikmati hasilnya" - Mentari Aqila Wijaya Selamat membaca...