[name] saat ini dalam kebingungan.
Pasalnya kucing manis yang ia beri nama Nox ini malah nampak membenci dan tidak ingin mendekat dengan nya sama sekali.
Ia sungguh bingung.
Sebenarnya, dia salah apa?
"Ayo kemari kucing manis.. apa kau tidak lapar?" tanya [name] dengan suara lembut dan berusaha untuk membuat Nox keluar dari kolong meja dengan sukarela.
[name] bahkan harus berlutut dan menyodorkan semangkuk makanan kucing yang sengaja ia beli hanya untuk Nox.
Tapi kucing hitam ini tidak menanggapi nya dan hanya mendesis galak serta menatap tajam kearah [name].
[name] pun lalu berpikir bahwa mungkin saja setelah terluka, Nox kucing nya menjadi sensitif dan trauma lalu ia jadi tidak percaya dengan siapapun.
"Tenanglah Nox.. aku tidak akan menyakitimu," kata [name] lembut. Ia lalu menyodorkan sepiring makanan ikan yang sudah di-iris-iris rapih, bahkan [name] menyuruh koki rumah untuk menggoreng ikan nya. "Aku akan menaruh nya disini. Kau nikmatilah, aku akan keluar.."
Dan [name] pun keluar dari kamar nya membiarkan Nox makan dengan tenang dikamar.
****
[name] saat ini sedang mengintip dari pintu yang sengaja ia buka sedikit supaya [name] bisa mengintip apakah Nox sudah memakan makanan nya atau belum.
Dan syukurlah setelah [name] keluar dari kamar, kucing hitam itu mendekat kearah piring yang diisi dengan ikan dan lalu memakan nya dengan lahap.
"Nona, apa yang anda lakukan disini?" tanya suara tanya sebuah suara hangat yang [name] kenal.
Ini adalah suara bibi pengasuhnya, Lyra.
Walau begitu, tetap saja [name] menjadi terlonjak kaget. "Bibi Lyra! Kenapa mengejutkan ku begitu!" perempuan berumur empat belas tahun itu pun cemberut sebal.
Lyra terkekeh pelan dan mengelus rambut [h.color] milik [name]. "Maafkan saya Nona, tapi.. memangnya apa yang sedang anda lakukan seperti seorang maling begini?"
"Bibi kan tahu, aku sedang memberi makan Nox. Hanya saja.. dia sepertinya agak sensitif dan tidak begitu percaya dengan manusia."
"Kucing yang malang.." ujar Lyra dengan nada sedih. "Bagaimana bisa ada manusia yang melukai kucing kecil itu sampai sekarat?"
[name] menggeleng, "aku pun menanyakan hal yang sama Bibi.."
Lalu keduanya terdiam dan memperhatikan Nox dari celah pintu.
Nox nampak nya sudah selesai makan dan sedang menjilati tangan (?) berbulu miliknya, entah bagaimana ia bisa tahu bahwa sedang ditatap, Nox menatap kearah pintu seolah-olah tahu ada orang disana dan meminta nya untuk masuk.
"Aku akan masuk dulu Bibi Lyra."
"Baiklah kalau begitu. Kalau anda butuh sesuatu, jangan sungkan memanggil saya."
"Iya.."
Setelahnya [name] pun masuk ke kamar miliknya dan mendekat kearah Nox dengan hati-hati takut membuat kucing hitam itu ketakutan dan marah.
Ketika [name] mendekat, Nox nampak tidak bergerak dari posisinya dan hanya menatap kearah [name] yang juga menatapnya.
"Apa kau suka dengan ikan nya?" tanya [name] sambil berlutu dan mengambil piring yang tidak tersisa —karena isi nya hanya ada daging ikan saja.
"Meow.."
Mendengar jawaban dari Nox membuat [name] senang dan ia bahkan menatap kucing hitam ini dengan tatapan berbinar. Imutnya~ pikir [name].
Entah kenapa [name] merasa jawaban dari kucing yang kini menatap nya adalah ; "biasa saja."
Kalau memang benar begitu, hah! kucing yang benar-benar sombong dan pemilih.
"Karena luka mu belum sembuh benar, aku tidak akan memandikan mu hari ini." [name] berkata sambil mengulurkan tangan nya untuk mengelus kepala kecil milik kucing hitam ini. Tapi Nox malah menghindar dan menggeram kearah tangan [name].
Tentunya gadis mungil itu tidak memaksa dan segera menarik uluran tangan nya lalu berdiri. "Yah aku tidak bisa menyalahkanmu karena trauma dengan sentuhan manusia," ia pun menghela nafas. "Kalau begitu aku akan membawa tempat tidur mu, kau tetap disini dan jangan kemana-mana ya?"
"Meowu.."
****
Sekembalinya perempuan berambut [h.color] itu, ia membawa satu tempat tidur kucing berwarna biru tua yang dibeli kemarin.
[name] pun menoleh kekanan-kiri mencari kucing berambut hitam itu disekitar kamarnya.
Dan ia menemukan Nox sedang berdiri ala kucing di dekat jendela besar nan tinggi. [name] pun mendekat, namun sebelum itu ia menaruh tempat tidur untuk Nox di dekat kasur nya.
"Nox.." panggil [name] yang membuat kucing itu menoleh dan menatap [name] tajam seolah-olah kucing itu tidak suka dipanggil begitu. "Em.. apa kau tidak menyukai nama itu?" tanya [name] sambil menelengkan kepalanya.
Entah bagaimana, kucing hitam satu ini dapat menghela nafas dan menjawab ; "Meow~"
Dan [name] mendapat perasaan arti dari jawaban itu adalah : "terserah kau."
Nox nya benar-benar dingin! batin [name] sambil terkekeh pelan.
"Kalau begitu, bagaiamana dengan tidur siang Nox? Kau belum pulih benar, dan dokter juga menyarankan kau untuk tidak beraktivitas berlebihan sebelum perban ditubuh mu lepas."
Kucing hitam satu ini nampak tidak mendengarkan celotehan dari [name] dan langsung menuju kasur milik [name] tanpa perduli dengan tempat tidur kucing disamping kasur.
"Eh Nox.. tempat tidur mu disana," tunjuk [name] kearah tempat tidur kucing berwarana biru.
"Meow." Aku tidak perduli.
"Tapi.. bagaimana aku tidur nanti?"
"Meowu~" Pikirkan saja sendiri.
Sungguh kucing yang kejam, pikir [name] dengan garis-garis hitam memenuhi wajahnya.
Yah semoga saja putri kecil ini tidak menyesal menyelamatkan Nox yang sekarat.
****
pendek gapapa ya gais~
dua hari atau tiga hari lagi
aku usahain update okay?
ditunggu ajawell maaf bila ada
kesalah dan typo berterbaranmohon kehilafan nya kakak
untuk vote dan comment,terimakasih💕
KAMU SEDANG MEMBACA
katze | lucas wmmap
Fanfiction❝tu-tunggu sebentar, kau adalah nox kucingku?!❞ ━━━━━━━━━━━━━━━ [name] elenara harven adalah satu-satu nya anak dari duke harven yang merupakan pahlawan perang. [name] hidup dengan bahagia dan tentram bersama ayah nya dan orang-orang yang tinggal di...