tweleve : pusat perbelanjaan pt.1

817 182 11
                                    

Pusat perbelanjaan yang ada di ibu kota seperti biasanya sangat ramai pengunjung seperti  Nyonya dan Nona serta Tuan dan Tuan muda keluarga bangsawan.

Pusat perbelanjaan ini tentu tidak hanya para keluarga bangsawan saja yang pergi, namun karena pusat perbelanjaan disini memakan banyak biaya, hanya yang memiliki uang saja atau memang mereka bekerja di pusat perbelanjaan ini.

Dan siang ini [name], Bibi Lyra serta beberapa pengawal pergi ke butik yang biasa [name] kunjungi untuk membuat satu gaun baru untuk pergi ke pesta ulang tahun Sinnia.

"Selamat datang Nona Harven, apa anda sudah membuat janji dengan Nyonya Dhi?" tanya salah satu pelayan toko yang langsung mengenali [name].

[name] tersenyum dan mengangguk. "Benar.. apa Nyonya Dhi ada?"

"Ada Nona.. tolong tunggu sebentar di ruang tunggu, mari." Pelayan toko pun mengantar [name] dan Bibi Lyra —pengawal menunggu di luar toko— ke ruang tunggu.

Di dalam ruang tunggu terdapat sofa empuk dengan meja persegi dengan camilan diatasnya.

Setelah mengantar [name] dan Bibi Lyra ke dalam ruang tunggu, sang pelayan toko pun pergi untuk memanggil Nyonya Dhi.

"Toko butik Nyonya Dhi sudah mulai ramai.." ujar Bibi Lyra memilih berdiri sambil menoleh kekanan kiri.

[name] yang baru saja duduk dan ingin membalas perkataan Bibi Lyra sebelum sebuah suara membalas lebih dulu perkataan Bibi Lyra.

"Haha, hal ini berkat Nona [name] menjadi langganan butik saya, sehingga menjadi ramai."

Suara itu adalah milik Nyonya Dhi selaku pemilik butik yang sering dikunjungi oleh [name]. Meski [name] jarang pergi ke pesta pergaulan kelas atas ataupun bercengkrama dengan banyak orang, namun banyak orang-orang mengenali nya sebagai putri satu-satunya dari Duke Revon Jakkal Harven dan Putri Elenara de Alger Obelia.

Karena itu setiap gerak-geriknya bahkan yang hanya sekadar mengunjungi butik akan menjadi trend saat itu.

Dan untungnya butik Nyonya Dhi memang berkualitas tinggi dan sangat memenuhi selera bangsawan.

Karena itulah sekarang butik Nyonya Dhi semakin ramai pengunjung.

[name] tertawa mendengar ucapan dan gerak-gerik Nyonya Dhi yang selalu riang gembira. Padahal wanita ini sudah pernah menikah dua kali, namun karisma nya tak dapat dipungkiri.

"Nyonya Dhi terlalu berlebihan.."

"Hahaha! Mana mungkin, saya hanya mengatakan yang sebenarnya!"

Nyonya Dhi pun duduk dihadapan [name] masih dengan senyuman riang diwajahnya. "Apa Nona ingin memesan gaun baru untuk suatu perjamuan?"

"Benar," angguk [name]. "Saya tahu Nyonya sibuk, tapi apa gaun nya bisa selesai dalam satu minggu?"

"Untuk Nona apa yang tidak?"

Nyonya Dhi dengan segera menepuk tangan nya, dan dari sebuah pintu beberapa pelayan toko masuk membawa gulungan-gulungan  kain berwarna-warni berkualitas tinggi.

"Baiklah.. mari kita mulai memilihnya!"

Wajah [name] berubah pucat ketika menyadari ia harus memilih bahan dan warna nya sendiri, ini pasti memakan waktu lama batin [name].

Sambil menghela nafas [name] diam-diam cukup menyesal datang langsung ke butik Nyonya Dhi.

****

"Anda mau kemana Putra Mahkota?"

Lucas yang baru saja akan berteleportasi ke pusat perbelanjaan yang ada di ibukota, membeli sesuatu untuk [name] sebagai permohonan maaf karena pergi begitu saja dan juga tidak memberikan surat hampir empat hari.

katze | lucas wmmapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang