Malam itu ketika bulan menyingsing diatas langit dengan gemerlap bintang sebagai pelengkap, [name] duduk di sofa kamarnya sambil membaca buku teori politik dan sosial dari cendikiawan terkenal dengan santai sambil sesekali meminum susu hangat yang telah disiapkan.
[name] tentunya bukan tanpa alasan untuk duduk santai di sofa. Ia sedang menunggu seseorang, ya ia sedang menunggu Cas a.k.a Lucas yang telah berjanji akan kembali lagi.
[name] sesekali akan melirik jam dinding di kamarnya yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
Apa dia benar-benar akan datang?
[name] berharap Lucas benar-benar datang, sekalipun tidak datang untuk menginap karena tidak punya tempat singgah, setidaknya orang itu harus memberi kabar.
Perempuan bermata biru permata menghela nafas, aku akan menunggu tiga puluh menit lagi setelah itu aku baru tidur! tekadnya sambil kembali fokus dengan buku di tangan nya.
Entah berapa lama tapi [name] dapat mendengar hembusan angin dari arah balkon kamarnya yang sengaja tak dikunci walau ditutup rapat. Menoleh, [name] pun mendapati pemuda yang kemarin malam datang masih menggunakan pakaian model yang sama bahkan dengan jubah hitam yang sama.
"Kau datang."
"Kau menunggu ku?" tanya Lucas terkejut. Ia pikir [name] sudah lama menutup mata tertidur lelap, tapi siapa sangka [name] masih terjaga dengan buku ditangan nya.
[name] mengangguk lalu menggeleng, wajahnya sedikit memanas. Ia agak malu karena bisa-bisanya menunggu seseorang yang tidak ia kenal lama dan bahkan hanya beberapa jam saja, itupun hanya mengungkapkan beberapa patah kata.
"A-aku hanya ingin menghabiskan buku ini, karena itu sampai sekarang belum tidur!" [name] dengan segera memberi alasan akurat, untungnya saat ini ia memang sedang membaca buku jadi ia masih bisa memberi alasan.
Lucas yang tahu bahwa semua yang dikatakan perempuan berambut [h.color] satu ini hanya alasan pun menyeringai tapi tidak mengatakan bantahan. Ia pun berjalan mendekat yang membuat [name] gugup bukan main.
Ketika Lucas dan [name] hanya berjarak beberapa centimeter saja, Lucas berhenti berjalan dan kemudian mencondongkan tubuhnya supaya dapat mengapit [name] yang sedang duduk, dengan tangan kiri nya bersandar di sanggahan kursi yang ditempati [name].
"Aku percaya apapun perkataan mu Nona [name].." walau mengatakan nya dengan wajah datar tapi [name] dapat melihat kilatan jenaka di nada bicara Lucas.
"....." [name] hanya bisa diam melongo kearah Lucas dengan wajah memerah karena wajah mereka yang berdekatan, tapi kemudian Lucas menjauhkan tubuh mereka dan pemuda satu ini memutuskan untuk duduk disamping [name] tanpa menunggu perempuan bermata permata membalas ucapan nya.
Lalu dengan jentikan jari, kotak hadiah berisi buku yang ia beli di pusat perbelanjaan pun muncul seketika dari ruang hampa.
"Untukmu."
"Ah, apa ini?"
Lucas mendengus. "Tidak bisa lihat? Jelas-jelas itu kotak hadiah."
[name] cemberut. "Bukan itu maksudku.. tapi kenapa kau memberikan ini padaku?" [name] tidak mengingat ada hari spesial hari ini sehingga Lucas akan memberikan nya sebuah hadiah. Setelah menerima persetujuan Lucas untuk membuka hadiah, ia terkejut melihat bahwa itu adalah dua buku yang tidak terlalu tebal.
[name] pun melihat judul buku yang Lucas berikan dan hal ini membuatnya diam seribu bahasa.
Kedua buku yang Lucas beli berjudul : 'Kekasih Gelap Tuan Marquis' dan 'Nyonya Duchess dan Ruangan Merah Rahasia'.
KAMU SEDANG MEMBACA
katze | lucas wmmap
Fanfiction❝tu-tunggu sebentar, kau adalah nox kucingku?!❞ ━━━━━━━━━━━━━━━ [name] elenara harven adalah satu-satu nya anak dari duke harven yang merupakan pahlawan perang. [name] hidup dengan bahagia dan tentram bersama ayah nya dan orang-orang yang tinggal di...