Nave Capovolta (NCT OT23 GS)

HOPE (3)

Main Cast :
Taeyong x Jaehyun (as Jaehya)

[3. Pergi]

Jika kalian pikir setelah Jaehya memuaskan nafsu Taeyong beberapa hari yang lalu akan membuat perubahan dalam hidup Jaehya?

Oh tentu tidak.

Jaehya kembali lagi ke dalam kurungannya. Tangan dan kakinya pun kembali diikat.

Kali ini ia sama sekali tak melihat tanda-tanda kehadiran Taeyong. Entah kemana pria itu pergi.

"Aku harus kabur dari tempat ini bagaimanapun caranya." Ucap Jaehya meremat rantai yang mengikat tangannya. "Sudah cukup aku dijadikan pelampiasan nafsu olehnya. Aku terlalu bodoh. Benar-benar bodoh." Jaehya lagi-lagi merasa dirinya amat sangat bodoh. Kenapa ia selalu saja terbuai?! Kenapa?!

Sebuah rencana pun telah disusun oleh Jaehya sekarang.

"Tolong!" Teriak Jaehya yang membuat bodyguard itu membukakan pintu.

"Ada apa?" Ketusnya.

"Bisakah kau mengantarku ke kamar mandi? Aku ingin buang air kecil...."

"Tidak, tahan sebentar lagi setelah Tuan pulang!" Tolak bodyguard itu, ia tak ingin mengambil resiko besar.

"Kumohon.... aku menahannnya sedari tadi, ini tidak baik bagi kesehatan." Mohon Jaehya, namun tak digubris sama sekali oleh bodyguard Taeyong.

Setelah sekian lama keheningan, sebuah ide pun terbesit di dalam pikiran Jaehya.

"B-baikalah, tapi kau bisa mengawasi dari luar. Kau tahu aku takkan bisa keluar dari sini kan? Aku hanya ingin buang air kecil, setelah itu rantailah aku lagi." Ucap Jaehya dengan sendu membuat bodyguard itu sedikit merasa kasihan.

Bodyguard itu mendekat dan membuka rantai Jaehya dengan hati-hati. Sedikit sakit saat bodyguard itu membuka rantainya, membuat pergelangan tangan dan kaki Jaehya memerah.

"Tapi cepat, sebelum Tuan datang!" Jaehya tersenyum lalu berdiri. Ia berjalan di depan bodyguard itu.

Jaehya pun masuk menuju kamar mandi yang tak jauh dari ruang bawah tanah sendiri, sementara bodyguard itu berjaga di luar dengan serius.

Jaehya menyenderkan tubuhnya di dinding kamar mandi sambil menatap dirinya di depan cermin. Sedikit lega karena rencananya akan berhasil sedikit lagi.

Di pojok sana ia melihat tongkat baseball berisi bercak merah yang mengering. Jaehya duga alat itu pernah dipakai Taeyong untuk membunuh korbannya.

Sebenarnya banyak bau amis yang ia cium, tapi Jaehya tak tahu sama sekali asal usulnya.

Dengan gemetar Jaehya memgambil tongkat baseball itu. Ia mengehela nafas berat sambil berusaha meyakinkan dirinya.

"Maaf tapi ini adalah pilihan yang terbaik." Batin Jaehya.

Dengan pelan-pelan ia membuka pintu kamar mandi tanpa mengeluarkan suara, agar bodyguard itu tidak sadar.

Lalu dengan berat hati....

BUGH!

Jaehya memukul kepala belakang bodyguard itu hingga pingsan.