19. Jaehyun and that girl

20 3 0
                                    

Aku menatap jalan yang begitu ramai hari ini. Langit terlihat cerah, tidak mendung. Jaehyun menatap ke arahku sembari tersenyum tipis. Aku membalas tatapan Jaehyun dengan sendu. Entah kenapa, setiap aku menatap mata Jaehyun aku selalu merasa hangat. Tatapannya terlihat sangat tulus.

"Lo kenapa?" Katanya lembut. Mobilnya berhenti, karena lagi ada lampu merah.

"Aku? Enggak kenapa-kenapa kok" Balasku sembari menunjuk diri sendiri. Lalu menghadap ke depan kembali.

"Kok kayak lagi ada pikiran?" Katanya lagi. Aku hanya menggeleng lalu tersenyum.

"Ayo jalan, lampunya udah hijau" Alihku.

Tanpa menunggu lama, Jaehyun melajukan mobilnya.

Jaehyun berhenti di suatu restoran. Menyuruhku untuk turun. Aku menurut. Melihat sekeliling di restoran itu. Besar sekali, sepertinya restoran mewah. Jaehyun ini sepertinya anti dengan warung yang kecil ya?.

Aku masuk kedalam mengikuti Jaehyun. Kita duduk di bangku yang kosong. Lalu Jaehyun memanggil pelayan untuk memilih menu makanan.

"Mau apa?" Tanyanya.

"Apa aja, yang enak" Balasku. Jaehyun hanya tersenyum heran. Dia memesan 2 porsi steak dan 2 Jus jeruk. Tau saja aku suka jus jeruk, hehe.

Aku menatap Jaehyun, lalu mulai membuka suara. "Jaehyun aku mau tanya" Kataku.

"Tanya apa?" Balasnya. Aku mendengus. "Apa tanggapan kamu kalau ada orang yang kita sayang pergi meninggalkan kita, lalu kembali setelah sekian lama?" Tanyaku. Semoga saja Jaehyun tidak curiga.

"Ya senang dong" Jawabnya.

Tapi aku tidak senang dengan kehadiran Lee Jeno lagi, Jae. Dan sudah tidak mencintai dia lagi.

"Kenapa tanya gitu?" Lanjutnya

"Enggak apa-apa" Jaehyun menatapku curiga. Apa yang ada dipikiran dia sekarang Ya Tuhan...

Makanan sudah datang. Aku dan Jaehyun makan dengan tenang. Tidak baik kalau sambil ribut, benar kan?.

Selesai makan, Jaehyun membayar makanan yang tadi kita pesan. Setelah itu keluar restoran, dan ingin pulang.

******

Sesampai dirumah.

"Gue mau disini dulu" Ucap Jaehyun sambil meletakkan ranselnya di sofa.

"Tunggu sini dulu. Aku mau mandi" Jaehyun mengangguk, menatap layar ponsel. Sudah kebiasaan. Lalu aku beranjak masuk ke dalam kamar.

Setelah 15 menit aku mandi. Aku keluar kamar menemui Jaehyun. Aku melihat Jaehyun ketiduran di sofa dan masih memegang ponsel ditangannya. Dia kelelahan sepertinya. Sebanyak itu ya tugas yang diberikan dari kampusnya?

Aku terus mengamati wajah Jaehyun sambil tersenyum. Kamu laki-laki baik, Batinku. Aku mengambil ponsel Jaehyun dari tangannya, berniat untuk menaruhnya ke meja. Tetapi aku tidak sengaja memencet tombol daya di ponselnya. Aku terkejut saat melihat lockscreen laki-laki itu.

Terlihat foto perempuan yang sangat cantik. Berkulit putih, memiliki rambut panjang sebahu berwarna sedikit kecoklatan, memiliki mata yang indah. Hatiku terasa sangat sakit. Siapa perempuan itu? Jaehyun tidak pernah bercerita tentangnya. Dengan segera aku menutup ponsel Jaehyun saat sang pemilik terbangun. Aku berusaha terlihat biasa saja.

Jaehyun terlihat sedang mengumpulkan nyawa. Terdiam sejenak lalu mengucek matanya. Aku yang melihat Jaehyun setelah bangun tidur seperti ini hanya tersenyum. Aku merapikan rambut Jaehyun yang terlihat berantakan. Merapikannya sedikit demi sedikit. Jaehyun melihatku, lalu tersenyum.

"Kamu mau pulang sekarang?" Tanyaku. Jaehyun sedikit berpikir, lalu mengangguk "Iya deh, harus mandi juga" Jawabnya. Aku tersenyum lalu berdiri. Mengambil ransel Jaehyun, lalu memberikan ransel itu padanya.

Aku mengantarkan Jaehyun sampai depan. Laki-laki itu masuk kedalam mobil lalu melambaikan tangannya ke arahku. Aku mengulum senyum. Aku masuk, menutup pintu rumah lalu berlari kecil ke dalam kamar.

Aku menjatuhkan tubuhku ke atas ranjang, memeluk boneka beruang ku. Aku sangat mencintai boneka itu, aku beri dia nama, Bulbul.
Absurd ya? Ah tidak apa-apa.

Aku memeluk erat bulbul sambil memikirkan siapa perempuan yang ada di layar ponsel Jaehyun. Aku sadar aku bukan siapa-siapanya tapi rasanya sangat sakit sekali melihat orang yang aku suka ternyata memiliki perempuan lain.

Air mataku hendak keluar. Tapi aku berusaha untuk tidak menangis. Tapi tidak bisa. Air mataku menetes satu persatu. Dan mulai terisak saat bayangan perempuan itu melayang-layang di pikiranku. Jaehyun..dia siapa??

"Bul, perempuan itu siapa ya?" Ucapku yang mulai berbicara sendiri sama Bulbul, boneka beruang ku.

"Jangan-jangan dia pacar Jaehyun, Bul?"

"Bul jawab dong! Jangan diam aja!" Suaraku mulai bergetar, sembari menangis yang mulai menjadi-jadi.

Aku sudah menangis sangat lama. Tidak kuat, lalu aku tertidur. Kenapa kita setelah menangis selalu mengantuk?

*****

Aku terbangun saat jam menunjukkan pukul sembilan malam. Badanku rasanya sakit sekali karena tertidur dengan posisi yang tengkurap. Aku duduk sambil menyisir rambutku. bersandar di headboard kasur, memeluk bulbul. Pikiranku mulai kemana-mana. Bisa-bisanya aku berpikir kalau perempuan itu adalah tunangannya. Mana mungkin orangtua Jaehyun menjodohkan kami kalau Jaehyun sudah memiliki tunangan. Ada-ada saja aku.

Aku ingin bertanya soal perempuan itu kepada Jaehyun, tapi aku tidak punya mental. Nanti yang ada Jaehyun pikir aku ikut campur dengan urusannya. Mendingan aku diam saja dulu, tunggu waktu yang tepat.

Jangan sampai nasibku sama seperti dulu. Mencintai seseorang terlalu dalam dan akhirnya sakit hati karena ada perempuan lain. Membahas ini aku menjadi teringat oleh Lee Jeno. Oke akan ku ceritakan tentang hubunganku dan Lee Jeno.


Next...





MY LOVE STORY | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang