Bel istirahat berbunyi, aku dan Lana keluar kelas lalu pergi ke kantin. Sesampai di kantin, aku memesan minuman untuk aku dan Lana. Kita berdua mengobrol tentang Rania yang tadi habis ia pukul pakai gagang sapu. Lana bar-bar sekali.
Aku mulai tidak tenang saat gerombolan anak laki-laki datang ke kantin. Laki-laki itu terdiri dari Lee Jeno, Huang Renjun, Mark Lee, dan Na Jaemin. Plis, jangan sampai mereka berbuat rusuh. Pasalnya, disana ada Huang Renjun dan Mark Lee, mereka menyukai keributan asal kalian tau.
Salah satu pasang mata sedang menatapku. Aku balas tatapan itu santai sambil menyeruput segelas Jus Jeruk yang tadi aku pesan. Siapa lagi kalau bukan Lee Jeno. Semenjak dia disini, hidupku seperti sedang di tagih hutang! Selalu tidak tenang.
Lana terkesima memandang wajah ganteng seorang Na Jaemin. Ya, menurutku hanya Na Jaemin saja yang waras diantara ketiga laki-laki itu. Na Jaemin orangnya penyuka kedamaian. Berbeda sendiri dia.
Lee Jeno duduk tepat disampingku. Aku sudah menduga. Aku menjauhkan kursiku dari kursi yang ditempati Lee Jeno. Jaga jarak sama mantan itu penting, teman-teman.
Lee Jeno tersenyum menatapku, sedangkan aku menatap Lee Jeno jijik. Aku sangat tidak suka ditatap Lee Jeno seperti ini. Sekarang aku menjadi malas untuk sekolah. Jeno selalu saja menggangguku.
"Heh lo geser ngapa, mau duduk ni gue" Ucap Mark Lee yang mendorong-dorong tubuh Lana. Sedangkan Lana yang masih menatap Na Jaemin menjadi menoleh ke arah Mark dan memukul pundak Mark kecil. "Lo itu bisa nggak sih duduk dimana kek, masih banyak kan tuh kursi?! Ribet banget, heran gue" Sewot Lana.
Nyenyenye. Seperti itulah ekspresi Mark Lee sekarang.
Aku hanya diam saja. Tidak tersenyum, tidak ngapa-ngapain. Seperti patung. Lana menepuk pundak ku, membuat aku menoleh ke arahnya. "Lo kenapa dah?" Tanya Lana. Aku menggeleng sambil mengulum bibir. Tidak mood sekarang.
"Lee Jeno, jangan dekat-dekat bisa?" Kataku membisik. Na Jaemin melirik tingkah kita berdua, ia mengerutkan kening.
"Engga bisa, mau deket lo terus" Jawabnya. Kali ini ia berbicara membisik tepat di telingaku. Aku menjauhkan kepalaku dari Lee Jeno.
"Woi di kantin ini, elah" Sahut Renjun sambil menoyor kepala Jeno.
"Biarin aja, dunia serasa milik berdua" Ucap Mark Lee.
Aku mengerutkan kening ke arah Mark Lee. Lalu berdiri dari kursi dan pergi meninggalkan mereka semua, termasuk Lana.
"Lah, Karina tungguin gue dong!" Teriaknya. Aku tidak menghiraukan Teriakan Lana. Aku terus berlari kecil menuju kelas.
"Karina, lo kenapa sih? Kayanya ada sesuatu ya, antara lo sama Lee Jeno?" Sungutnya.
Aku yang baru saja duduk langsung di berikan pertanyaan seperti ini. Tidak heran, dia Lana.
"Nanti lo juga tau" Balasku.
Lana mengerutkan kening, sambil memegang pundakku. "Karina, lo tau kan, gue itu Ratu Kepo. Nah, kalau lo ngga kasih tau gue tentang hubungan lo sama Jeno yang sebenarnya, gue nggak bisa tidur Na" Melasnya.
Aku mendengus kesal tidak menjawab pertanyaan Lana. Lana duduk sambil mendecak pasrah. "Yaudah deh kalau ngga mau kasih tau" Pasrahnya. Tumben tidak ngotot. "Eh Na, lo tau gak? Jaemin ganteng banget woi, terkesima gue" Ucapnya sambil senyum-senyum sendiri, sepertinya sedang mengkhayal.
Aku membuka ponsel ku. Terdapat Jaehyun mengirimkan aku pesan:
Aku tidak mood makan Jae.
*****
Bel pulang sekolah berbunyi. Aku keluar kelas, berjalan santai menuju depan gerbang. Tanpa aku sadari, ternyata Jeno mengikutiku dari belakang. Aku mendengus kesal. Mulai berlari kecil untuk menghindari Jeno. Anak itu benar-benar tidak bisa dilawan. Mungkin profesinya sekarang ganti menjadi stalker.
"Hih! Kamu itu kurang kerjaan ya?!" Tegurku. Jeno langsung berhenti mendadak saat aku menegurnya, tepat didepannya.
"Balik bareng gue ya, lo nggak pindah rumah kan?" Tawar sekaligus tanyanya.
"Aku udah pindah rumah! Jauh banget" Balasku.
"Masa? Bohong lo, udah yuk buruan" Katanya sambil menarik tanganku. Aku menepis tangannya sambil berdecak. "Aku beneran! Kalau naik motor, bisa-bisa sampai nanti malem, ngga percaya?" Ucapku. Jeno memicingkan mata, tidak percaya. "Enggak!" Jawabnya. Sialan gimana caranya aku menolak untuk pulang bersama Jeno? Ya Tuhan, bantu aku....
Tak lama kemudian, aku melihat kearah parkiran mobil, melihat mobil Jaehyun sudah datang. Syukurlah....
"Nah, pacar aku udah jemput, aku pulang dulu. Byeeee" Ucapku sambil berlari. Jeno menatap ke arah mobil Jaehyun dengan serius. Jaehyun melambaikan tangan ke arahku sambil tersenyum. "Siapa dia?" Tanya Jaehyun. Aku mulai kelabakan. "Bukan siapa-siapa, ayo pulang!" Kataku.
Tidak sempat! Sebelum aku masuk mobil, Jeno sudah ada didepan Jaehyun sekarang. Anak itu mau ngapain? Menyusahkan saja! Aku panik, takut Jeno berbicara yang tidak-tidak dengan Jaehyun.
"Lo pacarnya?" Tanya Jeno kepada Jaehyun. Jaehyun mengangkat satu alisnya sambil tersenyum miring. "Gue calon suaminya" Ucap Jaehyun tiba-tiba. Aku terkejut melihat Jaehyun mengucap seperti itu. Pipiku langsung memerah, jangan sampai Jaehyun melihat. Aku maluuuu.
"Jangan bercanda, ngga lucu" Sungut Jeno. Jaehyun mendekat ke arah Jeno, menatap laki-laki itu serius. "Gue ngga bohong, gue serius" Gumam Jaehyun. Jeno terkekeh. Sepertinya anak itu tidak percaya dengan ucapan Jaehyun. "Lo tau, Karina itu siapa?" Tanya Jeno kepada Jaehyun sambil menunjuk ke arahku. Aku mulai takut. Pasti Jeno akan berbicara sembarangan kepada Jaehyun. Jaehyun melihat ke arahku, aku hanya menunduk.
"Karina, itu mantan gue dulu" Jelas Jeno. Apa tanggapan Jaehyun?
"Mantan doang kan? Gue calon suaminya. Jangan sok" Tegas Jaehyun. Jeno melotot, matanya terlihat sangat berbeda. Aku tau betul Jeno. Dia pasti akan marah. Aku mulai resah, takut jika akan ada pertengkaran di area sekolahku. Pasti nanti aku yang akan kena.
"Jaehyun, ayo pulang. Jangan urusin dia!" Kataku sambil menarik tangan Jaehyun. Aku menatap Jeno tajam.
Jaehyun menurut, dia masuk kedalam mobil dan melaju meninggalkan pelataran sekolahku. Aku merasa tidak enak dengan Jaehyun. Jeno sudah memulai permusuhan dengan Jaehyun.
.
.
.
.
.
To be ContinuedJangan Lupa Vote!💖
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE STORY | Jung Jaehyun
Fiksi RemajaGimana perasaan kalian kalau dijodohin sama orang yang sama sekali belum kita kenal? Awalnya menolak tapi pada akhirnya kita menerima karena mulai tumbuh rasa. . . . Apakah harus sesusah ini mencintai orang yang sama sekali tidak menyukai kita? HAP...