Gimana perasaan kalian kalau dijodohin sama orang yang sama sekali belum kita kenal? Awalnya menolak tapi pada akhirnya kita menerima karena mulai tumbuh rasa.
.
.
.
Apakah harus sesusah ini mencintai orang yang sama sekali tidak menyukai kita?
HAP...
Aku diam saja saat di mobil Jaehyun, Lana dia memang menyebalkan. Aku tidak menatap Jaehyun sama sekali, aku hanya menatap jalan.
Awas saja besok aku ketemu Lana aku akan marah, benar-benar akan marah sama dia. Berani-beraninya dia bilang seperti itu pada Jaehyun.
"Lo cerita-cerita ya sama temen lo itu tentang kita" Tanya Jaehyun tanpa melihatku, apa dia marah? kalau iya, aku takut sekali
"Aku--"
"Jujur sama gue!" Tegasnya. Aku menoleh kearahnya muka dia sangat menyeramkan.
"Iya, habisnya dia tanya mulu" Jelasku
"Aku minta maaf..." Lanjutku
"Gak usah minta maaf" Jawabnya
"Tapi aku udah cerita-cerita sama orang, aku tau ini privasi keluarga kita Jae. Tapi aku benar-benar nggak mau kalau Lana bertanya soal itu terus sama aku. Aku minta maaf"
Jaehyun hanya diam, dia tidak menjawab ucapanku. Benar, dia pasti marah sama aku.
"Jaehyun, sekali lagi aku minta maaf"
Dia tetap saja diam. Sesekali aku berusaha untuk mengucapkan maaf lagi padanya, tapi dia masih tidak menjawab.
"Udah sampe" Ya kita sudah sampai di rumah.
"Gue langsung balik, salam buat nyokap bokap lo" Katanya, tidak melihat atau melirik padaku.
*****
Aku langsung masuk ke kamar. Membersihkan tubuh. Setelah itu aku duduk di meja belajar dan segera mengerjakan tugas dari sekolah.
Hari ini tugasku tidak terlalu banyak. Selesai aku mengerjakan tugas, aku pergi ke kasur, aku tidak tiduran. Aku bersandar di headboard sambil bermain ponsel.
Aku teringat, Jaehyun masih marah sama aku. Aku mengirim dia pesan maaf lagi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dia masih saja, bilang "Nggak usah minta maaf" Sedangkan aku disini, rasanya ingin meminta maaf terus dan terus. Setelah itu dia mengabaikan pesanku, hanya di baca. Sebenarnya dia itu marah atau enggak. Membingungkan.
Apa harus aku telepon? Arghh tidak mau, nanti ujungnya dia juga bilang "nggak usah minta maaf".
Aku rebahan di kasur sambil melamun. Bosennn banget, ini sudah mau pukul 19:00 PM. Aku pengen keluar, pengen jajan, pengen ke taman. Setidaknya melihat jalan saja. Tapi, memangnya Papah mengijinkan aku keluar sendiri? Apalagi ini malam, ya walaupun belum terlalu malam, tapi Papah selalu khawatir apa yang terjadi sama aku.
"Aku ajak jalan Jaehyun jalan aja kali ya, terus nanti aku minta maaf sekalian aja sama dia." Pikirku sambil beranjak dari tempat tidur.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku berhasil membujuk Jaehyun buat jalan sama aku. Aku segera siap-siap sembari menunggu Jaehyun dateng. Aku turun ke bawah buat ijin sama Mamah dan Papah. Katanya dia akan ijinin asal aku sama Jaehyun. Jaehyun sudah seperti orang kepercayaan orang tua ku.
Beberapa menit aku menunggu, Jaehyun datang. Dia menggunakan baju putih dan celana Jeans hitam, sangat modis.
Tidak menunggu lama, aku dan Jaehyun pergi meninggalkan rumah. Kita jalan, bukan naik mobil. Itu yang dinamakan jalan-jalan yang sesungguhnya.
Aku jalan santai sambil menikmati udara malam hari ini. Sama dengan Jaehyun.
"Jaehyun kita ke taman dekat sana ya" Ajakku sambil menunjuk ke arah yang ingin kita tuju.
Jaehyun mengangguk, tidak tersenyum sama sekali.
Sesampai kita di taman, kita duduk sebentar sambil melihat orang-orang yang ada disini. Sebagian besar yang ada disini semua seperti orang pacaran. Tapi aku tidak tau juga.
Jaehyun diam sambil bermain ponsel, mengabaikan aku. Jujur, pasti jika orang yang melihat kita, dia akan berpikir kalau kita pasangan yang sedang bertengkar. Padahal iya, tapi kita bukan pasangan.
"Jaehyun, kita cari makan yuk, jangan diem mulu sambil ngeliatin hp" Ajakku sambil memegang pergelangan tangan Jaehyun.
"Yaudah gue anter aja" Jawabnya
"Oke yuk!" Ucapku bersemangat.
Setelah aku bingung mencari makanan, akhirnya aku menemukan makanan yang aku mau, namanya hotteok.
"Jaehyun kamu mau?" Tanyaku pada Jaehyun
"Enggak, gue nggak laper"
"Beneran?" tanyaku lagi.
Di jawab anggukan oleh Jaehyun tanpa melihatku.
Setelah membeli makanan aku dan Jaehyun mencari tempat duduk. Jaehyun hanya menurut, dia seperti bapak yang sedang menjaga anaknya sungguh.
"Jaehyun beneran kamu ngga mau?"
"Iya! Tanya mulu" Jawabnya ngegas
"Yaudah ngga usah ngegas dong"
Jaehyun melengos. Es batu nya membeku lagi.
Aku makan hotteok sambil mengayun-ayunkan kakiku. Jangan bertanya Jaehyun. Dia bermain ponsel, senyum-senyum sendiri lagi. Lagi ngapain dia? Chattingan sama cewek? Kalau iya, siapa dia? Jangan, Jangan mikir aneh-aneh.
"Jaehyun, mau pulang sekarang? Kayaknya kamu capek, daritadi diem terus."
"Lo mau balik sekarang?"
"Iya, kayaknya kamu capek. Maaf ngerepotin" Ucapku.
"Yaudah ayo balik"
Kita berjalan ke arah pulang. Ini sudah pukul 20:05 PM sudah hampir malam sekali. Aku jalan sambil memasukkan tanganku ke kantong hoodie dan berjalan dia atas trotoar. Mengajak Jaehyun jalan, seperti jalan sendiri. Dia hanya diam, dan diam.