16 air panas

2.8K 397 38
                                    

Mohon perhatiannya. Bahwa saat ini, saudara Jeno sedang blank. Dalam hatinya sangat senang, tapi bodohnya dia tidak bisa mengekspresikannya. Terlalu tiba-tiba.

Seharusnya, Jeno sudah terbiasa dan tidak kaget karena Donghyuck juga sudah sering menginap dirumahnya. Tapi.. Auranya sangat aneh. Ini sangat berbeda kalau dibandingkan sebelumnya. Ini terlalu istimewa.

"No! Bajuku kamu taro mana?"

Blank.

Jeno kaku seperti batu. Rasa merinding menjalar keseluruh tubuhnya. Ini nyata. Ini benar-benar nyata bukan dibuat-buat. Rasa debarannya, melebihi ketika bermain flying fox. Katakanlah kalau Jeno berlebihan, tapi ini sungguhan.

"No? Kok diem? Cepet, aku udah gerah mau mandi." Donghyuck keluar dari pintu kamar, menampilkan hanya setengah badan dengan posisi miring. Tenang, Donghyuck masih berpakaian lengkap. Hanya saja malas melangkah keluar.

Jeno memberanikan diri untuk menatap, "Pakai piyamaku saja kalau gak ketemu bajumu."

"Heung, aku gak mau pakai piyama. Cariin, No~ Nanti bawa ke kamar mandi ya! Love you!"

Apa Donghyuck tak sadar kalau Jeno ini benar-benar mau meledak sekarang? Jeno memilih membuka jendela dan menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Ini bahkan lebih ekstrim daripada mengikuti kegiatan prajurit yang Jaemin kasih.

Jeno tak sengaja menatap cincin yang terlingkar indah dijarinya. Oh mungkin seperti ini rasanya kalau sudah terikat dengan orang yang tersayang. Mungkin keadaan seperti ini, sudah hatam dilewati berdua. Tapi saat cincin ini sudah terpasang, rasanya seperti semua ke reset ulang. Bahwa nyatanya, Donghyuck benar-benar sudah menjadi bagian hidup Jeno.






.






.







Jeno kembali melanjutkan pekerjaan di ruang kerjanya. Sekedar memantau atau ada beberapa hal yang musti ia pelajari lagi untuk pengembangan sistem. Memang sudah biasa dilakukan di hari kerja. Dia juga sengaja telat tidur karena hal ini, biar di kantor bisa melakukan pekerjaannya dengan ringan.

"No.."

Jeno melihat kearah pintu dan itu Donghyuck dengan wajah setengah tertidur. Donghyuck memang memilih tidur duluan dikamar Jeno. Tapi tak sadar kalau Donghyuck juga menunggu Jeno untuk tidur. Dia terpaksa jalan dengan nyawa belum terkumpul, hanya untuk mengajak Jeno buat tidur.

Kalian harus tau betapa terkejutnya Jeno karena jarang mendapatkan momen ini sebelumnya.

Donghyuck menghempaskan tubuhnya pada sofa sambil mengucek matanya, "Ayo tidur." ajaknya dengan nada mendayu.

Jeno tertawa kecil melihat tingkah kekasihnya,

"Kenapa menungguku?"

"Gak bisa. Kepikiran terus Nono belum tidur."

"Tanggung. Sebentar lagi ya."

Donghyuck agak tak suka mendengarnya. Dia berdiri dan berjalan kearah meja kerja yang saat ini Jeno gunakan. Dengan mata sipit, dia melihat pada layar monitor dengan rasa penasaran.

"Masih lama ya?"

Jeno melihat muka Donghyuck dengan tatapan kasian. Kekasihnya ini memang tidak suka kalau ada hal yang mengganggu tidurnya. Dia membawa Donghyuck untuk duduk dipangkuannya. Biar Donghyuck melanjutkan tidur sebentar diatas tubuhnya.

"Sekarang aku tau kenapa Nono selalu menghilang dari kasur kalau skype sama aku."

Apa Donghyuck juga sering menunggunya seperti ini saat sedang tidur? Kalau begitu, Jeno juga baru mengetahui yang dirasa Donghyuck saat ini. Tepat dihadapannya sekarang. Jeno terlalu bodoh kalau Donghyuck tidak mengetahui tentangnya.

Hot Water🔥 • nohyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang