27 air panas

3.2K 349 58
                                    

Jeno terlihat sibuk. Lantas membuat Donghyuck ingin mendukung penuh kerjaan yang sedang Jeno kerjakan. Dengan cara memeluk tubuh di Jeno dari belakang.

"Apa aku membangunkanmu?" Jeno menyadari bahwa kekasihnya datang dan sedang asik melakukan adegan peluk di pagi hari.

Donghyuck mendusel wajahnya pada tengkuk belakang Jeno. Dia semakin menyamankan dirinya dan mengeratkan pelukannya. Kadang juga menghela nafas sambil mengeluarkan suara kecil dengan mata yang masih mengantuk. Donghyuck ingin tidur lagi di punggung lebar kepunyaan Jeno ini. Sangat nyaman sekali.

"Belum puas meluk Nono semalaman?"

"Eung.. Takut Nono pergi lagi."

Jeno hanya bisa mengelus tangan Donghyuck yang sedang melingkar di tubuhnya untuk menenangkan kekasihnya.

Mereka menghabiskan malam yang panjang, menceritakan semua hal yang terpendam selama mereka pisah dalam seminggu. Jeno yang menceritakan kasus Bunda yang lumayan rumit terbelit-belit, orang-orang yang mencoba mengganggunya yang Jeno sendiri capek harus menghadapi mereka.

Dan juga kedua orang temannya, Yangyang dan Mark, yang siap membantu memback-up Jeno dari belakang sampai dia menyematkan cerita masa lalu kalau mereka bertiga suka iseng meng-hack sistem website kampus karena kesal dengan peraturan kampus yang semakin hari semakin konyol. Dalam kesadaran penuh Jeno, ia menceritakan semua hal buruk yang pernah ia lakukan kepada Donghyuck.

Bahkan Donghyuck sangat antusias saat mendengar Jeno menceritakan itu dengan seru. Metode yang dia pakai saat bercerita itu sangat lucu dengan dibantu oleh kedua tangannya mempraktekkan setiap kejadian. Jeno benar-benar berbeda malam itu.

"Hari ini Hyuck ingin melakukan apa?" Jeno melihat muka Donghyuck ke belakang.

Donghyuck memiringkan kepalanya agar bisa melihat Jeno, "Kayak gini aja seharian. Boleh gak?"

Jeno tersenyum kecil, lalu badannya berbalik berhadapan dengan Donghyuck. Membawa kembali tangan Donghyuck ke pinggangnya. Tangannya juga bergerak untuk menarik lembut poni Donghyuck agar tak menghalangi mata. Jeno bisa melihat kalau Donghyuck tersenyum sangat lebar dengan perlakuan kecil saat ini.

"Aku sudah melihat poster buatanmu. Sangat bagus, aku suka." Puji Jeno disela-sela ia memainkan surai Donghyuck.

Donghyuck menggembungkan kedua pipinya, "Bisa tidak membicarakan pekerjaan saat berduaan? Dan asal kau tau, aku benci dengan perusahaanmu." katanya dengan nada sangat kesal.

Jeno hanya tersenyum tipis, "Kenapa kamu membencinya? Kalau mereka selalu memberiku upah?"

Donghyuck kembali menunjukkan muka khawatirnya, "Apa kamu baik-baik aja? Sudah dapat kabar dari perusahaan soal tindakanmu?"

Jeno membawa Donghyuck untuk memperdalam pelukannya, "Tenang saja. Aku sudah tau resikonya."

"Kalau kau dipecat?"

Jeno sudah tahu kalau Donghyuck akan menanyakan tersebut. Jeno membalas dengan senyuman khasnya,

"Banyak yang bisa aku kerjakan. Aku bisa memasak masakan untukmu, mengantarmu kerja, membersihkan rumah selagi kamu kerja, menjemputmu pulang dan memeluk sangat puas saat tidur."

Jeno mengatakannya dengan tenang dan nadanya terdengar ceria. Memang benar kalau Jeno sudah merencanakannya dengan matang. Merencanakan untuk menjadi pengangguran.

Donghyuck hanya mendengus sebal. Dia memukul dahi Jeno menggunakan dahinya, membuat Jeno refleks melepas pelukannya dan sibuk memegang dahinya sekarang. Pukulan dahi Donghyuck tak main-main, sangat sakit.

Hot Water🔥 • nohyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang