23 air panas

2.4K 348 58
                                    

Donghyuck berdiri dihalte sambil menunggu hujan. Hari ini hujan sangat deras sekali, dan bodohnya Donghyuck tidak membawa payung. Dia memang jarang melihat berita cuaca atau sekedar ngeliat iseng di ponsel pintarnya. Memang tidak terbiasa saja, karena seharusnya Jeno menjemputnya.

Jeno menghadiri workshop mewakili perusahaannya. Pasti pulangnya bakal malam sekali.

"Terobos aja lah! Hujan begini doang."

Akhirnya Donghyuck memutuskan untuk berlari menerobosi hujan. Jarak halte ke rumah Jeno memang tidak terlalu jauh. Tapi ini hujan angin. Baru juga lari dikit, sudah basah sebadan-badan.

Donghyuck sudah sampai pada teras Jeno. Lampunya sudah menyala. Donghyuck agak kebingungan. Atau Bunda menyempatkan pulang? Donghyuck langsung tersenyum dan bergegas masuk kedalam rumah.

"Hyuck pulaaangggg!!!"

Donghyuck berteriak dengan kencang. Dia benar-benar ceria tak seperti biasanya dia pulang selalu dengan wajah lelah.

Tapi dia harus diam sejenak. Ternyata dia salah mengira.

Siapa yang tidak senang bahwa kekasih sudah pulang duluan? Pastilah senang. Iya, Jeno sudah ada ditempat. Duduk menyilang kaki diatas sofa.

Tapi dengan raut muka dingin. Raut muka yang Donghyuck sangat tidak suka.

"Nono udah pulang?" Donghyuck langsung berjalan menuju dapur. Ingin mengambil minuman hangat.

Mata Jeno mengikuti kemana Donghyuck berjalan. Tatapannya sangat tajam, "Kenapa? Kecewa kalau aku pulang cepat?"

Donghyuck kaget. Tiba-tiba sekali kalau Jeno seperti ini. Donghyuck melihat Jeno agak takut. Tatapannya benar-benar mematikan.

"Aku gak bilang kalau aku kecewa. Aku cuma bertanya, karena kamu gak ngabarin aku kalau udah dirumah."

"Oh kalau aku gak ngabarin, kamu mau lama-lama diluar? Ini jam berapa, Hyuck?"

Gak, ini benar-benar bukan Jeno. Dia sudah tahu kalau Jeno itu memang dingin, tapi tidak sedingin parah begini.

Suasana hati Donghyuck menurun. "Aku mau ganti baju dulu. Bajuku basah." Bahkan Jeno-nya tidak menggubris kalau dia itu sangat kebasahan. Apakah Jeno tidak baca situasi?

"Kamu mau mengabaikanku, Hyuck?!" Suara Jeno meninggi. Seperti naik dua oktav. Sangat melengking.

Donghyuck tau kalau Jeno-nya sedang marah, dia tidak akan meneriaki Donghyuck. Ini sudah keterlaluan.

"Aku kebasahan! Aku pulang telat karena kota macet dan diluar hujan deras! Aku diam dihalte hanya menunggu hujan!"

Brengsek. Emosi Donghyuck keluar tanpa disengaja.

Dia meneguk ludah kasar. Emosinya sudah terjadi. Dia ingin mengembalikan suasana normal. Donghyuck hanya bisa melanjutkan, "Kamu istirahat saja. Mungkin workshop tadi membuatmu lelah. Aku mau bersih-bersih dulu."

Saat Donghyuck ingin berjalan masuk ke kamar. Tangannya ditahan paksa oleh Jeno.

"Aku menunggumu untuk meminta maaf padaku!"

Jeno memperlihatkan sesuatu di layar ponselnya pada Donghyuck.

"Ini aku dengan Yewon. Kenapa kamu marah?"

Donghyuck menyikapi dengan tenang. Masih bisa menahan emosinya. Nadanya masih terdengar stabil.

"Masih tidak mau mengaku?"

"Ngaku apa, No?"

"Kau tidak hanya dengan Yewon. Kau bersama Jaemin disana!"

Ah.. Donghyuck melupakan sesuatu. Dia itu sedang bersembunyi. Tapi, "Aku tak sengaja bertemu Jaemin."

Hot Water🔥 • nohyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang