Matahari sudah mulai menampakkan diri pada permukaan langit. Cahayanya pun langsung masuk pada jendela kamar Jeno membuat dia mengerang sedikit ketika cahaya mengenai matanya. Dia ingin tidur kembali dengan nyaman. Jeno benar-benar ingin tidur sampai siang hari.
"Hyung~ bangun~"
Seakan tuli tapi ada rasa senang mendengarnya. Membuat dia merasa lebih tenang ketika sudah mendengar suara yang sangat ia kenal. Jeno makin menyamankan lagi tidurnya. Sengaja, agar bisa mendengar lebih.
"Hyunggg~ banguuunnn~ Hyuck lapaarr~" Sudah jelas? Bahwa Donghyuck yang memanggil Jeno untuk bangun.
Donghyuck tanpa pikir panjang langsung menindih badan Jeno agar cepat bangun. Jeno akui bahwa Donghyuck menindihnya itu sangat kuat. Membuat dirinya bisa mengerang sakit seperti sedang dibanting, padahal sama sekali Donghyuck tidak melakukan itu.
Ini minus dari Donghyuck kalau sudah bangun pagi. Dia akan cepat lapar. Mengingat bahwa kekasihnya ini sudah makan banyak semalam, bahkan Jeno merasa masih bisa menahan untuk tidak makan pagi, tapi lain dengan perut Donghyuck yang sudah meronta-ronta ingin diberi asupan. Perutnya memang sangat menggemaskan sama seperti yang punya perut juga gemas.
Jeno mengambil posisi telentang dan melihat Donghyuck dengan jelas karena sangat dekat dengan matanya. Mungkin jaraknya hanya satu jengkal telapak tangannya. Betapa indahnya kalau Donghyuck selalu melakukan ini setiap hari. Untung hari ini bukan sekedar fantasi nakal Jeno, tapi Donghyuck beneran nyata untuk pagi ini.
"Kau bahkan sangat kuat semalam. Kenapa pagi ini lemah sekali? Ayo bangun~" Ah~ Maksud Donghyuck apa berkata seperti itu pagi-pagi?
"Iya ini aku udah bangun. Tapi kamu nindih aku. Gimana aku bisa bangun?"
"Makanya aku menyebutmu lemah. Ayo bangun!"
Dasar anak ini pagi-pagi ingin mengajak berkelahi diatas ranjang.
Jeno malah melingkarkan tangannya pada badan Donghyuck seperti memeluk guling, "Aku tau kamu juga betah gak mau bangun. Kita kayak gini dulu aja sebentar."
Donghyuck ketahuan. Dia juga menyukai posisi ini saat Jeno merubah posisi badannya jadi telentang. Emang sangat enak tidur dibawah dada bidang Jeno. Ditambah dengan aroma badan Jeno yang bikin Donghyuck sendiri memang betah berada diatas Jeno. Badan Jeno itu sudah menjadi tempat favorit Donghyuck untuk beristirahat.
Karena Jeno menebak benar, Donghyuck hadiahi hujaman kecupan disekitar wajah Jeno. Entah berapa kecupan yang Donghyuck beri, mungkin sangat banyak tak terhitung. "Tapi ini masalah serius, baby tummy lapar~" katanya disela-sela aktivitas kecupannya. Dia betah seperti ini, tapi tak bisa mengkhianati perut kalau sudah masuk masa kritis.
Ah Jeno benar-benar bisa gila menghadapi sikap Donghyuck seperti ini.
.
.
Jeno baru keluar dari kamar mandi. Sekedar menggosok gigi dan cuci muka. Ini weekend, buat apa mandi? Mending menghemat waktu agar bisa melakukan aktivitas bersama kekasihnya dengan waktu secukupnya, mengingat lusa sudah bertemu weekdays. Sesungguhnya, Jeno ingin dirumah setiap hari aja berdua dengan Donghyuck, tanpa harus lelah bekerja mencari uang. Ah siklus hidup sangat menyebalkan.
"Pagi, nak. Tidurmu hari ini nyenyak ternyata."
"Iya, Bunda."
Bentar? Jeno gak salah liat.
Jeno melihat Bunda ada dirumah?! Jeno memekik, "BUNDA DIRUMAH?!"
Sontak membuat Bunda dan juga.. Donghyuck yang terlihat santai menjadi kaget ulah dari si bungsu bongsor ini. Heboh sekali kelihatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Water🔥 • nohyuck
FanficLanjutan cerita klasik si anak desain dan si anak program dalam dunia kerja. boysxboys baku • non-baku mature! halu~ lobyu Sequel of ice cube🧊 - nohyuck