= Selamat membaca =
________________________
Gadis dengan Tubuh ringkih itu berjalan tergesa, raut kawatir tercetak jelas di wajah nya. Sesekali ia menyeka keringat yang menetes di kening nya.
"Sayang pelan-pelan jalan nya" tegur Natio sambil terkekeh "gak sabar banget ketemu kesayangan nya" lanjutnya dengan nada mengandung ledekan.
Shani menoleh sekilas "perasaan Shani gak enak pah"
Shani mempercepat langkah nya, menyusuri koridor rumah Sakit yang cukup sepi.
Dari kejauhan Shani bisa melihat Harlan dan Vina berdiri di depan gadis yang duduk di kursi roda, dan Shani yakin gadis itu Gracia.
Dengan semangat Shani sedikit berlari menghampiri Gracia. Ia sudah sangat rindu ingin memeluk gadis kesayangan nya itu.
Gracia memutar kursi roda nya, berbalik dengan sekali gerakan. Bersiap pergi meninggalkan kedua orang tua nya. Namun gerakan nya terhenti ketika indra penglihatan nya menatap seseorang yang ia kenali....
"Indiraa....." Lirih Gracia
Tatapan mereka bertemu, rindu mereka akhirnya berujung temu.
Air mata Gracia mengalir deras, sambil tersenyum ke arah Shani yang kini sedikit berlari ke arah nya.
Shani segera berlutut di hadapan Gracia, menumpu kedua lutut nya di atas lantai, di susul Gracia yang kini menubrukkan tubuh nya pada Shani, membuat Shani harus menahan tubuh Gracia dengan tenaga ekstra.
Kedua nya saling mendekap, mengungkapkan rindu lewat degupan jantung yang saling bertalu. Hati kedua nya menghangat, sehangat sinar mentari yang menyengat.
Shani mengusap pelan kepala belakang Gracia, menjatuhkan beberapa ciuman di puncak kepala nya. Menumpahkan semua rindu yang sudah menumpuk, sekaligus menyalurkan semua rasa yang ia punya.
"Hikss Shani...." Isak tangis Gracia semakin terdengar, membuat Shani semakin mempererat dekapan.
Semua rasa berkumpul jadi satu, dalam dekap hangat gadis jangkung yang kini memejamkan mata, menahan air mata yang melesak minta keluar juga.
"Hiksss Shani"
Suara Gracia kembali menyapu indra pendengaran Shani, namun rasanya menyakitkan sekali.
Ada apa dengan gadis nya ini?
"Sayang.. maafin aku" ucap Shani Lalu mencium puncak kepala Gracia bertubi-tubi.
Shani berusaha melonggarkan pelukan nya, namun Gracia menahan nya dengan kuat.
"Peluk aja indira...." ucap nya lemah "dan jangan pernah tinggalin aku lagi" lanjutnya semakin lemah.
Shani memejam kan mata sejenak, saat rasa sesal kembali menyeruak. Sungguh ia tidak bermaksud meninggalakan Gracia sendiri, dan malah berakhir seperti ini.
"Aku janji gak akan pernah ninggalin kamu lagi"
Shani dengan sabar mengusap punggung Gracia, sesekali mengecup lembut puncak kepala Gracia. Menyalurkan semua rasa yang ia punya, hanya untuk gadis dalam dekapan nya.
Natio tersenyum hangat melihat putri nya yang kini seolah menemukan kembali hidup nya, ia berjanji pada dirinya sendiri, akan menjaga Shani sekuat yang ia bisa, walaupun tantangan yang ia hadapi ada di depan mata.
Harlan dan Vina membeku, menatap terpaku pada Shani dan Gracia. Rasanya Harlan ingin menarik putri bungsu nya itu ke pelukan nya, namun rasa nya mustahil untuk ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Semesta (END)
Fiksi PenggemarPada Semesta yang indah, kutitip kan cinta yang patah. Area GxG, Harap bijak dengan segala sesuatu nya Thankyou.