= Selamat membaca =
_________________________
Mencumbu rindu sepanjang waktu, memeluk bayang dikala sepi.
Hembusan angin lembut menerpa wajah seorang gadis cantik, menerbangkan beberapa helai rambut yang sengaja ia biarkan terurai begitu saja.
Jemari lentik nya menggenggam sebuah benda persegi panjang, yang layar nya menampilkan potret diri nya dan seseorang yang ia sayang.
Sudut bibir terangkat membentuk senyuman tipis, kala beberapa memori indah melesak minta di keluarkan.
Sang gadis Shani Indira, kini mendesah lelah.
"Kamu apa kabar sayang?" Gumam nya pelan "Rindu banget yaa" lanjutnya sambil terus menatap foto dirinya bersama Gracia.
"Apa papa ganggu?"
Tubuh nya sedikit tersentak, saat suara sang papa menyapu indra pendengaran nya tiba-tiba. Shani membalik tubuh nya, menatap sejenak lalu menghampiri sang papa, yang kini duduk di sebuah kursi, tak jauh dari Shani.
"Tidak pah" jawab Shani singkat, lalu memposisikan diri di samping kiri sang papa.
Natio tersenyum lembut, menatap penuh cinta pada anak bungsu nya ini. Waktu cepat sekali berlalu, rasanya baru saja kemarin ia masih menggendong Shani, sekarang tinggi Shani bahkan sudah hampir menyamai diri nya.
"Banyak hal yang terlewat ya sayang, namun papa yakin tak ada yang terlambat" Natio membuka percakapan, membuat Shani menajamkan indra pendengaran nya.
Rasanya sudah lama Shani tidak berada sedekat ini dengan sang papa. Benteng yang ia bangun selama ini, terlihat begitu jelas adanya. Rasanya canggung bahkan terkesan kaku. Namun Shani berusaha untuk tetap menikmati momen ini.
"Banyak waktu papa terbuang namun tak banyak yang bisa papa kasih buat Shani, papa sadar itu. Rasanya papa sudah pantas di beri predikat 'bukan papa idaman' ya" ucap nya di akhiri kekehan pelan, yang menular pada Shani.
Dua Natio ini sesekali saling melirik, lalu kembali fokus ke depan nya.
"Papa gak akan ber-Angan jika saja bisa memutar waktu, karena yang jelas itu tidak akan mungkin. Tapi papa ingin memaksimalkan waktu yang masih di berikan Tuhan, untuk memperbaiki semua nya"
Natio menatap ke arah Shani, tersenyum, lalu kembali menatap lurus ke depan. Menatap senja yang indah di pandangan mata, namun tetap saja lebih indah Shani indira.
"Kata maaf saja mungkin tak cukup untuk semua hal yang tidak berkenan selama ini, namun yang pasti papa tetap ingin minta maaf sama Shani, untuk banyak khilaf, banyak kelalaian, waktu yang tidak maksimal bahkan untuk banyak hal yang seharus nya di lakukan dan di berikan oleh seorang papa kepada anak nya"
Shani masih diam mencerna semua kalimat sang papa, jelas ia sangat mengerti ada penyesalan yang dalam di hati seorang Natio ini.
"Tapi Shani harus tau, rasa sayang dan cinta papa untuk Shani, tidak pernah berkurang sedikit pun. Bahkan selalu bertambah setiap hari nya"
Natio menunduk sejenak, memejamkan mata lalu menarik nafas dalam.
"Papa boleh minta satu kesempatan untuk memperbaiki semuanya?"
Shani memandang wajah penuh harap yang kini fokus menatap nya. Sudah lama sekali Shani tidak melihat wajah sang papa sedekat ini. Wajah yang selalu terlihat tegas, bahkan terkesan angkuh, namun akan berubah menjadi lemah lembut jika berhadapan dengan Mama, Shani dan juga Bobby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Semesta (END)
FanfictionPada Semesta yang indah, kutitip kan cinta yang patah. Area GxG, Harap bijak dengan segala sesuatu nya Thankyou.