7

3.9K 419 11
                                    






= Selamat membaca =

_________________________








Shania Gracia bangun lebih awal pagi ini, bukan karena ia rajin. Hanya saja perasaan nya tidak enak. Semalaman ia tidak bisa tidur, ia hanya berguling-guling di kasur, sesekali duduk namun kembali merebahkan tubuh nya.

Semalam juga ia berusaha menghubungi Shani, namun tidak ada jawaban. Karena hp gadis itu tidak aktif.

Gracia merasa ada sesuatu yang terjadi pada Shani, hanya saja Gracia tidak tau itu apa. Semoga saja bukan hal yang buruk.

Bodoh nya lagi Gracia tidak menelpon Bobby untuk menanyakan keberadaan Shani, padahal mereka satu rumah. Gracia baru sadar saat sudah tengah malam.

Gracia meraih tas selempang nya, lalu segera turun. Ia ingin cepat-cepat bertemu Shani, Karena pasti Shani sudah ada di bawah bersama mama nya.

Selalu seperti itu biasa nya.

"Maa mama" teriak Gracia

"Iyaa Gre kenapa?" Tanya Sang mama

"Cici belom dateng?" Tanya nya lalu mendaratkan ciuman di pipi sang mama yang sedang menyiapkan sarapan.

"Belum sayang, bentar lagi paling"

Gracia mengangguk, ia duduk di meja makan lalu kembali mencoba menghubungi Shani. Namun jawaban nya tetap sama, Hp Shani tidak aktif.

"Maa.. cici kemana ya. Kok gak ngabarin aku dari malem?" Tanya Gracia.

"Cici ada urusan paling, kamu berangkat sama mamang ya. Udah siang nih"

Gracia hanya mengangguk lemah, ia sama sekali tak menyentuh sarapan nya.

Dengan langkah gontai Gracia berjalan menyusuri koridor kelas. Wajah nya lesu, fikiran nya berkelana entah kemana.

Otak nya sibuk memikirkan Shani yang sampai detik ini tidak ada kabar sama sekali. Gracia melangkah menuju kelas Shani, berharap Shani ada di sana.

Gracia berhenti di depan pintu, mengedarkan pandangan nya ke dalam kelas yang baru terdapat beberapa siswa saja. Gracia sedikit terlonjak saat ada yang menepuk bahu nya.

"Eh" kaget Gracia lalu menoleh

"Cari siapa dek Gracia?" Tanya seorang siswi yang barusan menepuk Gracia "Shani ya?" Lanjutnya membuat Gracia mengangguk.

"Mm iyaa kak" ucap Gracia canggung.

"Bentar ya" ucap seseorang yang bernama Tasya itu.

"Woy Mario, liat bidadari gak? Nyariin nih princes nya"

Gracia menaikkan sebelah alisnya saat mendengar kalimat kakak kelas nya barusan.

Seterkenal itu kah Shani dan Gracia hingga mereka mendapat panggilan semanis itu?

Kemana saja Gracia baru menyadari hal ini?

"Kabar terakhir yang hamba terima, sang Bidadari Sakit, jadi gak masuk sekolah" ucap Mario dengan nada yang sengaja di buat serius.

"Cici sakit?" Gumam Gracia

Tasya menoleh ke arah Gracia yang mematung di tempat nya "Princes dengar kan apa kata Mario? Tumben juga kamu gak tau. Biasa nya kan nempel mulu" ucap Tasya.

"Mm iya kak. makasih ya, saya duluan" pamit Gracia lalu segera pergi dari kelas Shani, berjalan dengan tergesa menuju gerbang sekolah. Ia tidak peduli jika harus bolos hari ini. Yang ia mau hanya kabar dari Shani. Itu saja.

Kita dan Semesta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang