#18 - Hari Minggu pun tetap di ganggu

3.6K 557 64
                                    

Warning!!!

Tolong untuk berhati hati karena adanya banyak kata kasar.
Maapkeun karna ceritanya gaje🖤
Jangan lupa vote n komen <3
Kalo ad yg mirip maap ya :(
Oiya another warning, karakternya bisa OOC (Out of Character).

Peace out✌

🏐🏐🏐

Karena hari ini hari Minggu, [Name] berniat untuk bermalas malasan sampai sore, namun dia harus membatalkan niatnya karena tentunya dia diganggu oleh tiga rubah yang pagi pagi sudah ada di depan rumahnya, "Kalian ngapain?"

"[Name]-chan, ayo main." ajak Atsumu semangat.

"Main apa?" tanya [Name] sambil mengusap matanya.

"Tidak tahu, main apa saja." balas Atsumu.

"Kami kemarin ingin mengajakmu main, tapi kau tidak ada saat kami mencarimu." ucap Atsumu lagi lalu dengan seenaknya dia berjalan masuk dan diikuti oleh Osamu dan Suna. Yah karena tamu tamunya sudah berada di dalam, [Name] menutup pintu dan berjalan masuk, "Kemarin aku ada... urusan."

"Kenapa matamu sembab gitu?" tanya Suna menunjuk mata [Name] dengan dagunya.

"Oh ini, bukan apa apa." balas [Name] sambil berjalan ke arah dapur.

"Mau makan?" tanyanya dari dapur. Osamu langsung berseru antusias, "Mau!"

"Makan apa?" [Name] bertanya lagi, dan dijawab dengan jawaban "Terserah."

[Name] membuka kabinet kabinet dan baru sadar kalau persediaan makanan di rumahnya habis.

"Aku mau ke minimarket dulu ya." ucap [Name] lalu berjalan menuju kamarnya dan mengambil hoodie.

"Aku ikut." ucap Suna, lalu mengikuti [Name] yang berada di ambang pintu rumahnya.

"Tolong jangan hancurkan rumahku." pesan [Name] sebelum pergi bersama Suna.

🏐🏐🏐

Di saat perjalanan, [Name] dan Suna melewati gang yang bisa dibilang ada beberapa preman yang nongkrong, "Hey, cantik sekali cewek itu."

"Tinggalin aja pacarnya, main sama abang." (Oke ini menjijikan, wtf)

"Senyum dong cantik."

"Hey hey, bagaimana kalau kita main?"

"Cantik, nengok dong."

"Kau tidak merasa risih?" tanya Suna melirik sekilas preman preman itu lalu melirik [Name] yang lebih pendek darinya. [Name] membalasnya dengan ekspresi datarnya, "Risih sih, tapi selama mereka tidak menyentuhku, aku tidak peduli." Yah karena [Name] berbicara seperti itu, Suna menatap lurus ke depan lagi.

Tapi bukan [Name] kalau tidak didatangi masalah, preman preman itu mendekatinya dan menyentuh bahunya, "Sini sama abang aja, tinggalin pacarnya, abang lebih gantengkan?" [Name] menatap jijik sambil menepis tangan orang tersebut, "Pertanyaan bodoh." ( Belom pernah di spike kepalanya, udah jelas Suna lebi cakep kann)

Merasa tertantang, preman itu memegang pergelangan tangan [Name], dengan refleknya karena terkejut, [Name] langsung menendang masa depan untuk preman itu, sepertinya preman tersebut tidak akan mempunyai keturunan, mampus.

"Ta-tangkap mereka." perintah preman yang tersungkur sambil memegang masa depannya. Jumlah preman tersebut ada 4, ditambah preman yang tersungkur, jadi ada 5, dua orang menahan [Name] sementara dua orang yang lain menahan Suna. [Name] menginjak kaki orang yang berada di sebelah kirinya, lalu dia menendang tulang kering orang tersebut, kemudian dia menyikut perut orang yang berada di kanannya, membuat kedua orang tersebut jatuh dan tergeletak di lantai. Sementara Suna sudah membuat kedua orang yang menahannya jatuh pingsan.

"[Name], kau harus buat mereka pingsan." titah Suna menunjuk kedua orang yang hanya tersungkur di lantai.

"Are? Kau cepat sekali." komentar [Name], mengabaikan perintah Suna.

"Buat mereka pingsan." titah Suna sekali lagi.

"Biarkan saja, ayo pergi." balas [Name], menarik tangan Suna untuk pergi dari sana.

"Aku masih bingung, kenapa kau tidak membalas perbuatan Rika." ucap Suna tiba tiba, masih membiarkan tangannya ditarik.

"Di sekolah ada cctv." jawab [Name].

"Tapi disana juga ada cctv." balas Suna.

"Memang, tapi kan mereka yang terlebih dahulu melakukan tindak pelecehan, aku hanya membela diriku." balas [Name] lagi. Sekarang mereka berdua sudah ada di kawasan yang cukup ramai.

"Itu Queen kan?"

"Pemain voli itu? Mana?

"Itu, hoodie abu abu, rambut silver."

[Name] sedikit tersentak mendengar itu, dia melirik Suna yang masih menatap lurus ke depan, artinya dia tidak sadar, [Name] menghembuskan napas lega, dia tidak terlalu ingin mereka tahu tentang 'Queen', dia melanjutkan perjalanannya lagi ke minimarket, mengabaikan komentar tentang 'Queen'.

Di minimarket, [Name] membeli persediaan makanannya yang cukup untuk 1 minggu. Di tengah perjalanan pulang, hujan mulai turun, "Mau neduh dulu?"

"Dimana?" [Name] bertanya sambil menatap sekitar, tidak ada tempat untuk berteduh.

"Ke kafe saja." balas Suna. Mereka berdua berjalan ke sebuah kafe untuk berteduh, sayangnya kafe tersebut sudah penuh, "Pulang saja yok."

"Iya." balas Suna mengikuti [Name] yang sudah mulai berlari di bawah hujan yang tentunya membuat baju basah kuyup.

"Tsumu, mereka kembali." Osamu berkata sambil membuka pintu rumah tetangganya itu.

"Dan mereka sangat basah." komentar Osamu.

"Kau bawa baju ganti?" tanya [Name] pada Suna yang ada di sampingnya.

"Bawa, tapi di rumah Atsumu dan Osamu." balas Suna

[Name] membulatkan bibirnya membentuk O, lalu menyuruh Suna untuk mengikutinya, mereka berdua berjalan ke arah kamar kosong yang penuh dengan barang barang laki laki.

"Kamar siapa?" tanya Suna menatap [Name] yang menyalakan lampu kamar terlebih dahulu.

"Ryo." sahut [Name] sambil berjalan ke arah lemari baju.

"Ryo?" Suna bertanya dengan nada penasaran.

"Kakakku." balas [Name].

"Kau tinggal dengannya?" tanyanya lagi.

"Tidak, sekarang dia di Indonesia." balas [Name] lagi sambil membuka lemari baju dan menyuruh Suna untuk mengambil salah satu baju untuknya. [Name] menatap Suna yang mengambil asal salah satu kaos hitam dan celana hitam panjang sambil berpikir, 'Bilang ke orangnya atau ga usah? Eh, gausah kali ya. Lagian kalo ku kasih tau, dia bakal jawab, iya Haya, kalo bisa ambil yang banyak, itu cuman baju. Bisa beli lagi.'

"Sana mandi." titah [Name] sambil menunjuk kamar mandi yang ada di dalam kamar kakaknya itu. Setelah itu dia memasuki kamarnya dan mandi juga.

Setelah [Name] mandi, dia kembali melanjutkan niatnya untuk memasak. Dia berniat untuk memasak nasi goreng khas Indonesia. Dia memasak dengan bahan bahan yang baru saja dibelinya tadi dan menyajikannya ketiga rubah yang sedang main game 'Mario Kart'

"Jangan melempar pisang, Samu!" seru Atsumu kesal.

"Makanya jangan dibelakangku." balas Osamu yang kembali melempar pisang dan membuat karakter game Atsumu terpeleset. Sampai akhirnya Atsumu kalah dari Osamu. Dia terlihat kesal, namun seketika kekesalannya menghilang karena [Name] meletakkan piring nasi goreng di meja makan, membuat ketiga rubah itu menduduki meja makan, 'Aku merasa aku seperti emak mereka.'

"Selamat makan." ucap mereka berempat bersamaan. Sesudahnya mereka makan, mereka lanjut menonton anime, berjudul 'Haikyuu' lalu streaming film 'Cloud Atlas', lalu bermain panco, mereka cukup bersenang senang hari ini.

🏐🏐🏐

𝕋𝕠 𝕓𝕖 𝕔𝕠𝕦𝕟𝕥𝕚𝕟𝕦𝕖𝕕... 

Author note : Mau 2 minggu hiatus, lgi ujian, see you <3

Masa Lalu || Haikyuu x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang