#38 - Tokyo Training camp (8) - Hilangnya Cahaya (2)

2.1K 359 157
                                    

Warning!!!
Tolong untuk berhati hati karena adanya banyak kata kasar.
Maapkeun karna ceritanya gaje🖤
Jangan lupa vote n komen <3
Kalo ad yg mirip maap ya :(
Oiya another warning, karakternya bisa OOC (Out of Character).

Peace out✌

🏐🕒🏐

Pemakaman orang tuanya berlangsung selama 7 hari, membuat [Name] tidak ikut dalam final turnamen Inter high, di sekolah dia lebih banyak termenung daripada berbicara, lebih sering berdiam diri di kelas, merespon seadanya.

Selama 3 hari, dia belum pernah mencoba datang ke klubnya, sampai akhirnya dia memutuskan untuk datang, dan... bisa dibilang itu keputusan yang salah.

"Kau!" Ran langsung menunjuk [Name] yang berada di ambang pintu. [Name] yang baru saja masuk terlihat bingung, kepalanya juga dilempar bola voli, "Kau kemana saja saat final!?"

"Aku ada urusan," balas [Name] dengan senyumannya yang biasa, berusaha menyembunyikan masalahnya.

"Karena kau tidak datang! Kita kalah!" [Name] kembali bingung, kenapa tiba tiba dia yang disalahkan? Namun dia tidak terlalu ingin memperbesar masalahnya yang sudah besar, "Maaf."

"Harusnya kamu tidak usah ikut klub voli ini!" emosi Ran mulai meledak, bukan hanya dia, Sakura yang paling diam juga meledak, "Kau tahu? Kalau sedang bermain harusnya kamu fokus! Beruntung kau berhasil waktu itu."

"Karena kamu tidak datang, kita jadi kalah!" Remi juga ikut meledak, "Kau bilang kau akan berusaha! Tapi nyatanya kamu sama sekali ga berusaha! Tidak berusaha untuk datang sama sekali!"

Melihat [Name] yang terdiam, Remi kembali membentak, "Kau benar benar tidak berguna! Kami bahkan bisa menang tanpamu!"

Sungguh tidak kontras, tadinya bilang karena dia tidak datang mereka jadi kalah tapi sekarang mereka bilang mereka bisa menang tanpanya, ingin rasanya [Name] bertanya, 'Kalau begitu kenapa kalian kalah?'

Tapi itu akan hanya menambah masalah, mau tidak mau dia meminta maaf, "Maaf."

"Kalau kau tidak mau datang bilang! Jangan hilang tanpa kabar seperti bang toyib!"

"Kenapa orang sepertimu bisa jadi Kapten ataupun Ace?" tanya Suzuki yang bisa menahan emosinya, walau hanya sedikit. Ran berjalan mendekat, mengangkat tangannya, "Percuma kami mempercayakan semuanya kepadamu!" bentaknya sambil menampar pipi [Name].

"Keluar!" usirnya. [Name] mengangguk, berjalan keluar, 'Mungkin nanti mereka kembali.'

Dia berjalan ke arah atap, ingin mencari suasana yang baru.

"[Name]," panggil seseorang, [Name] yang mengenal suara itu terkejut dan terdiam di tempat.

"Ara, kau masih mau main voli?" tanya orang itu melihat [Name] memegang bola voli yang selalu dia bawa kemana mana. [Name] hanya terdiam di tempatnya.

"Kau tidak akan membuat tim kalah lagi kan?" tanya orang itu. [Name] terkejut, entah kenapa dia merasa takut. [Name] ingin menjawab tapi lidahnya terasa kelu, 'Balas [Name] balas.'

"Kau tidak mau melihatku?" tanya orang itu lagi. [Name] berbalik menatap teman baiknya itu.

"Ren-chan, aku akan cerita kenapa waktu itu aku tidak datang!" ujar [Name], Itsuki mengangguk pelan, [Name] tersenyum lega. Kemudian [Name] menceritakannya semuanya kepada Itsuki..

"Apa kamu sekarang mengerti situasiku saat itu?" tanya [Name], selesai dia bercerita, berharap Itsuki mengerti situasinya.

"Iya, aku mengerti kok. Tenang saja," ucap Itsuki sambil tersenyum menenangkan dan memegang bahu kanan [Name]. [Name] kembali tersenyum lega mengira kalau teman baiknya mempercayai dan mengetahui situasinya saat itu.

Masa Lalu || Haikyuu x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang