#56 - To Tokyo, again

1.4K 216 17
                                    

Warning!!!
Tolong untuk berhati hati karena adanya banyak kata kasar.
Maapkeun karna ceritanya gaje🖤
Jangan lupa vote n komen <3
Kalo ad yg mirip maap ya :(
Oiya another warning, karakternya bisa OOC (Out of Character).

Peace out

🏐🏐🏐

Sebelum Turnamen Musim semi...

Di bus perjalanan, Tanaka, Nishinoya, dan Hinata sangat berisik karena mereka melihat Tokyo Skytree yang asli. Mereka bertiga terlihat sangat senang, "Itu... Skytree yang asli!"

"Besar banget!" ucap Hinata

"Oi, kita akan meninggalkan barang bawaan di penginapan dulu," ucap Daichi

"Setelah itu, kita akan pemanasan di gedung olahraga yang dipinjamkan Nekomata-Sensei," ucap Daichi lagi.

"Kota besar!" ucap Nishinoya

"Dengar ya, harusnya kalian sudah tahu ini tapi... jangan buat keributan di penginapan," ucap Daichi menatap mereka bertiga horor.

"Osu... " ucap Tanaka, Nishinoya, dan Hinata bersamaan

Sesampainya di penginapan, Tanaka sempat salah pengingapan.

"Disini kita pasti melihat penampakan hantu," ucap Tanaka dengan mata berbinar.

"Ayo berkeliling," ucap Tanaka, Nishinoya dan Hinata mengikuti Tanaka, tapi mereka bertiga ditatap tajam oleh Daichi sehingga mereka berhenti di tempat.

Setelah mereka meletakkan barang bawaan, mereka pergi ke gym yang dipinjamkan Nekomata-Sensei dan melakukan pemanasan. Setelah itu mereka kembali ke penginapan dan melakukan meeting.

Malamnya...

Tsukishima dan [Name] berjalan turun untuk mengambil air, mereka melihat Ennoshita, Hinata dan Kageyama.

"Tsukishima!" panggil Ennoshita. Tsukishima menatap sebentar sebelum menjawab, "Tidak mau."

'Hah? Tidak mau apa?' batin [Name] bingung.

"Aku masih belum bilang apa apa!" sanggah Ennoshita.

"Kau mau menyuruhku menemani mereka kan?" tanya Tsukishima yang mengerti maksud Ennoshita. [Name] mulai mengerti, 'Oh ituu.'

"Kau dari tadi juga mondar mandir terus, jadi sepertinya kau sedang gelisah," ucap Ennoshita. Tsukishima tersentak, "Kau pikir aku bisa mengimbangi mereka?"

"Kalau Shi-chan tidak mau, aku saja," usul [Name]. Tsukishima langsung menoleh ke arah gadis itu, "Tidak boleh."

"Hah? Kenapa? Lagian aku bisa mengimbangi mereka," balas [Name] bingung dengan larangan dari sepupunya itu, "Kau kan alergi dingin."

"Kau tau gunanya jaket kan?" balas [Name] sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Tidak. Aku saja. Sana naik," titah Tsukishima, mendorong [Name] naik ke atas. [Name] mengernyit, tumben sekali sepupunya ini berbuat baik, apa dia kesambet?

'Ih dia kenapa? Tumben... " batin [Name] bingung.

Karena tidak tahu ingin melakukan apa, Kiyoko dan [Name] mandi bersama dan mengobrol.

🏐🏐🏐

Keesokan harinya saat Turnamen Musim semi, mereka berkumpul di aula yang cukup besar dan bertemu dengan Nekoma, Fukurodani, Inarizaki, Itachiyama dan banyak lagi, "Sampai!"

"Ini adalah panggung dimana 'Raksasa Kecil' bertanding," ucap Hinata lagi.

"Tempat yang kau lihat 'Raksasa kecil' bertanding itu bukan disini, tapi di Yoyogi," ucap Kageyama. Hinata menunjuk Kageyama, mencari alasan yang pas, "Oke diam dulu! Aku sedang memeriahkan suasana."

"Membangun suasana itu penting!" ucap Hinata, tanpa sengaja ada orang yang menabraknya, lalu Hinata tanpa sengaja menabrak Nishinoya. Nishinoya hampir menabrak perempuan di depannya tapi dia ditahan oleh perempuan itu. Lalu ada Tanaka yang menghampiri mereka dan berbicara dengan perempuan itu. [Name] yang menonton mereka, melirik ke arah Kiyoko yang terlihat tidak suka.

'Ini cemburu kan ya? Cemburu!?' batin [Name], dia tidak mau terlibat dalam ini, seram.

[Name] melihat sekeliling lagi dan melihat Sakusa sedang mojok. Iseng, [Name] mendatanginya.

"Shimizu-san, aku ingin berbicara dengan teman lama dulu ya," izin [Name].

"Ah iya, silakan," ucap Kiyoko. [Name] berjalan pergi dan mendekati Sakusa.

"Sakusan." panggil [Name], Sakusa menatap [Name] yang mendatangi nya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya [Name] yang sekarang berdiri di depan Sakusa. Sakusa menatap [Name], "Aku... benci keramaian."

"Begitukah?" tanya [Name], tentu saja dia tau itu.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Sakusa balik.

"Aku ingin menyentuhmu," ucap [Name], lalu mengangkat dan memajukan telunjuknya ke arah Sakusa.

"Tunggu tunggu jangan menyentuhku!" balas Sakusa. Orang orang terkejut dan melihat ke arah mereka berdua.

"Eh? Kenapa?" tanya [Name] yang menahan telunjuknya di udara. Sakusa menatap gadis itu kesal, "Kau tau alasannya tapi masih bertanya?"

"Aku tidak tau dan aku ingin menyentuhmu," ucap [Name] lagi, bohong sih, dia tau alasannya, tapi dia ingin menjahili Sakusa.

"Pa-pakai hand sanitizer dulu... kalau mau menyentuhku," ucap Sakusa.

"Ehh? Padahal waktu itu kau tos denganku," ucap [Name], memajukan telunjuknya lagi.

"Jangan..." ucap Sakusa sambil berjalan mundur tapi dia tidak bisa mundur karena sudah mentok dengan tembok. Sakusa benar benar menatap telunjuk [Name] horor, mau menepis tapi tidak mau menyentuh. Sedikit lagi [Name] hampir menyentuh Sakusa namun dia menahan telunjuknya di udara, tidak jadi menyentuh. [Name] melirik ekspresi Sakusa yang sama sekali tidak bisa di deskripsikan.

"Pfft... hahaha." tawa [Name] terdengar, [Name] menurunkan telunjuknya dan masih menatap ekspresi Sakusa yang menurutnya sangat... lucu. Membuat semua atensi mengarah padanya, ada yang terkagum, ada yang kesal, ada yang merasa familiar, dan lain lain. Sementara Sakusa menatap bingung, apa orang yang di depannya ini akhirnya menjadi gila?

"Mukamu... hahaha... lucu... hahaha." tawa [Name] masih terdengar, tawanya menggelegar di ruangan yang sempit dan ramai itu, tiba tiba tawanya terhenti karena ada yang menutup mulutnya. [Name] memukul pelan tangan orang yang menutup mulutnya, [Name] melirik ke atas dan melihat siapa yang menutup mulutnya, Suna.

"Maaf, Omi-kun," ucap Atsumu yang sedang bersama dengan Osamu dan Suna, lalu membawa pergi [Name] dengan cara diseret. [Name] melambaikan tangannya ke arah Sakusa, tanda dia berkata 'Sampai Jumpa'. [Name] hanya pasrah saja saat diseret tapi kenapa mulutnya masih ditutup?

"Lin, lephashin." [Name] masih memukul pelan tangan Suna yang menutup mulutnya, tetapi Suna masih menutup mulutnya. Saat sudah cukup jauh dari keramaian, Suna melepaskan tangan yang menutup mulut [Name], "Hoi, kau lupa perkataan kami?"

"Aree? Yang mana?" tanya [Name] balik.

"Kami bilang jangan tertawa di depan orang lain," ucap Osamu lagi.

"Ehh? Tapi tadi mukanya sangat lucu aku tidak bisa menahan tawaku," ucap [Name].

"Ara... ternyata benar itu kau," ucap seseorang.

🏐🏐🏐

𝕋𝕠 𝕓𝕖 𝕔𝕠𝕦𝕟𝕥𝕚𝕟𝕦𝕖𝕕... 

Btw, aku uplod doble krna ini chp pendek si yaa~ cm 800 kata doang

Masa Lalu || Haikyuu x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang