V masih berada di bangku kelas 11. Seharusnya sekarang ia berada di kelas 12, akan tetapi karena dulu dia mengalami kecelakan dan memaksanya untuk beristirahat dalam kurun waktu yang cukup lama dan menjadikannya untuk istirahat sekolah selama setahun.Anak polos dengan kacamata kotak yang bertengger di hidung sempurnanya, anak introvet, tidak banyak kata, suka menyendiri, kutu buku, tapi ingat dia memiliki otak cerdas. Selalu ranking teratas di kelas bahkan selalu masuk ke dalam 10 besar pararel di sekolahnya. Sayang dia sering terkena bulian dari teman laki-lakinya bahkan kaum hawa di kelas suka mengejeknya yang tidak-tidak.
"Anak kutu buku!"
"Tae kau tak bosan dengan kacamata kotakmu"
"Jangan terlalu menunduk, kau tak ingin melihat wanita cantik di depanmu. Hahahaha..."
"Kau selalu menyendiri karena tak ingin membagi kepintaranmu bukan?!"
"Anak pelit!. Hahahahaa..."
"Biarlah satu kelas bodoh, kecuali anak itu. Terlalu ambis untuk hidupnya!"
Kalimat-kalimat itu menjadi makanannya sehari-hari. Tidak semua memang menyudutkannya seperti itu melainkan hanya sekumpulan anak yang memang sang penguasa kelas. Sakit hati?, tentu saja, tapi itu dulu sekarang sudah tidak ia pedulikan. Terlalu banyak hal yang penting dan berguna untuk dipikirkan. Teman yang benar-benar dekat tidak ada. Sudah di kata dia ini selalu sendiri, bahkan dia tidak memiliki teman sebangku. Bangku di sampingnya selalu kosong tak terisi. Padahal jumlah anak di kelasnya genap, ya satu anak itu tidak mau duduk dengannya.
V banyak menunduk, jika bukan karena bukunya dia hanya akan diam sambil memainkan jari-jarinya.
Andai dia memiliki satu teman saja. Jujur V ingin menerima dan berbagi rasa seperti orang-orang lainnya.