16_ Disappeared

34 14 5
                                    

Mesin itu menangkapku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mesin itu menangkapku.

Deru nafasku tercekat, aku usahakan memukul kaki kendaraan nirawak. Sesekali melempar batu pada lampu depannya yang nampak seperti laba-laba. Satu dari tiga kaca cembungnya pecah dan menghujani sekitarku. Kendaraan itu seperti menunggu sesuatu, ia menahanku di tempat dengan kakinya yang mengapitku di bawahnya. Entah apa yang ia tunggu, tapi itu bukanlah urusanku, aku ingin segera terbebas dari jeratannya.

Saat di perhatikan bunyi mesin pada kendaraan ini, selalu berubah-ubah. Kadang terdengar sangat keras, seperti saat baru kedatangannya, lalu berubah seketika saat aku dan Orian berhasil menumbangkannya. Suara halus dan samar itu, malah mampu membuat Orian mendapatkan dampak besar. Sebenarnya apa yang terjadi. Aku berusaha mendelik ke arah pemuda yang berada jauh di belakang mesin ini, namun pengheliatanku tidak dapat menjangkaunya, hanya gelap yang tertangkap, karna membelakangi cahaya lampu mesin sialan. Ayolah, setidaknya nyalakan bohlam tanganmu Orian. Apa ia baik-baik saja, atau bagaimana? Aku harus apa. Kenapa akhir-akhir ini aku selalu saja sial! Sangat mrepotkan!

Aku terus memberontak dan mencoba membuka celah pada jeratannya. "Lepaskan! Dasar kaleng ronsokkan!" teriakku geram. Bercak merah terbersit pada kaki besinya akan ulah telapak tanganku yang masih saja mengalirkan darah. Bagaimana tidak, aku terus saja menggunakannya untuk bisa terbebas. Perih dan ngilu terasa jelas. "Lepaskan aku!" kenapa di saat seperti ini, kemampuan teleportasiku tidak bekerja?!

Tidak lama setelahnya, saat aku terus berusaha mencari bayang Orian pada gelap di belakang mesin ini. Sembirat cahaya biru cepat datang dari arah belakangku, seketika menghujam tepat di antara kedua lampu depannya yang tersisa. Cahaya lenyap seketika, ku tangkup kepalaku segera dan merasakan beberapa serpihan kaca menusuk lenganku.

Kepanikan semakin melanda. Baru aku akan membuka tangkupan kepala dan mencoba melihat apa yang sedang berlaku, aku malah kembali di kejutkan dengan rentenan lesatan laser menerjang mesin di hadapan, sekaligus menerangi sekitar dan aku tidak dapat melihat kedepan akan silau cahaya laser yang begitu dekat dan terang. Telingaku bagai kehilangan pendengaran, akan suara yang mampu menggetarkan jalanan. Akan tetapi keanehan menggampar pikiran, kenapa aku tidak merasakan panas dari ledakannya?

Rentenan tembakan mengarah pada satu titik, yang akhirnya mampu membuat komponen bagian depan kendaraan nirawak sekaligus lampu yang telah hancur, hampir terlepas dan kini tergantung dengan berbagai kabel yang terus membersitkan percikan listrik statis. Sisi buruknya hal itu terjadi tepat di atasku, dan itu berhasil membuatku semakin panik setengah mati.

Kereot besi menambah kengerian, beberapa kabel terkoyak mulai memutuskan ikatan. Seonggok besi hampir kehilangan pegangan dan aku yang akan menjadi korban? Aku berusaha keras mundur. Akan tetapi hal itu tidak bisa terhindarkan, terlalu cepat dan aku kehabisan masa untuk menghindar. Kabel terakhir putus, suara kereot besi yang mulai terlepas menghawatirkan.

Aku langsung menoleh ke arah samping dan berusaha menghalangi apa yang akan menerjangku dengan lengan kecilku. Mataku tertutup rapat dan tubuhku bergetar hebat. Aku melakukan apa yang seharusnya di lakukan, menjerit sekerasnya pada rasa takut yang memberontak. "Tidaaak!"

Opponent : The Transform SferastromTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang