20_ Explanation 1

10 6 0
                                    

Kedua saudara kembar tidak ada yang kalah maupun menang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kedua saudara kembar tidak ada yang kalah maupun menang.

Zheca tersenyum miring. "Heh, kita lihat saja nanti," ucapnya tuntas.

Anak lelaki itu kembali pada aktifitasnya. Di mana tatapan kedua pemuda yang terikat membulat sempurna bagai mengisyaratkan jeritan penolakan.

Akan tetapi, sebelum pengeksekuasian itu terlaksana, sebuah jeweran sebelah telinga Zheca lebih dulu membuka acara.

"Apa yang sedang kau lakukan, Zheca." ungkap seorang wanita berambut ikal.

"B...bibi keysin!" jerit Zheca sembari memegang lengan wanita yang menjewer telinganya. "Zheca bisa jelaskan," lirihnya.

"Jelaskan apa? Bukankah bibi sudah berapa kali memperingatkan untuk tidak sembarangan menggunakan kemampuanmu huh," ungkap Bibi Keysin tegas.

"I...itu," kata Zheca menunjuk, di antara kerumunan orang yang mulai menyebar menjauhi tempat kejadian. "Zhea! Jangan kabur!" sambungnya.

Orang yang di tunjuk malah semakin berlari menjauh. "Zhea! Kembali!" panggil kakaknya lagi, mulai kesal.

"Oi, Hira!" panggil seseorang, seketika aku tersadar, bahwa ada beberapa orang yang memerotes untuk segera di bebaskan. "Tenyata, kau sudah melupakanku ya," ungkap Orian datar.

"Eh?" responku, sembari melepas ikatan mereka, begitu juga dengan Gabro yang kini sudah tersadar, walau masih tersirat sedikit kekesalan pada raut wajahnya.

'Dukh'

"Haduh."

"Kak Ari sudah kembali!" teriak Zheca.

"Kenapa kau larian di tengah jalan begini Zhea," ujar orang yang bernama Ari. Aku yang sudah selesai membuka ikatan Qin dan Orian lantas menoleh pada kejadian.

"Kak Ari, bibi keysin mau memukul Zhea," ungkapnya. Sembari gadis kecil itu di bantu berdiri Oleh Ari, yang sempat di tabraknya hingga terjatuh pada saat mencoba kabur.

Tiba-tiba, terdengar keributan dari arah kami pertama kali masuk. Ternyata, orang-orang yang sempat keluar menerobos gelap malam telah kembali. Nampak sang ketua Raven dan yang lainnya masuk dengan membopong beberapa orang yang terluka.

"Keysin!" panggil Raven dengan tergesa-gesa. "Cepat rawat luka mereka," ujarnya.

"Baik, bawa mereka ke ruang perawatan," jawabnya. Sembari melepaskan  cubitan telinga pada anak lelaki yang ketahuan melanggar peraturan. "Kau beruntung Zheca, lain kali jika kau menggunakan kemampuanmu sebarangan lagi. bibi tidak akan mentolerirnya," ancam Bibi keysin.

Anak lelaki itu menggeleng kuat sebagai jawaban. "Tidak akan, Zheca tidak akan melanggarnya lagi," jawabnya tegas. "Eh, bagaimana dengan Zhea, dia juga sama," lanjutnya.

"Yah, Zhea juga!" sambung wanita itu, sedikit melirik ke arah Zhea yang kini bersembunyi di balik punggung seorang pemuda bernama Ari.

Ternyata, anak itu cukup penurut juga. Dan pastinya, tidak pernah melupakan adiknya.

Opponent : The Transform SferastromTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang