Assalamualaikum, haii!
Makasih udah mampir, semoga kalian suka dengan cerita pertama aku ini ehehe.
Bila ada Typo maupun bahasa yang kurang tepat, mohon ditandai dengan komen di paragraf tersebut. Mohon bantuannya untuk mengoreksi cerita ini. Terima kasih.
HAPPY READING!!!
******
"Cewek lo taruhannya, lo nolak? Salah satu anggota geng sampah lo bakal gue bunuh"
Mendengar itu sontak cowok yang tengah terkapar tak berdaya hanya bisa mengepalkan tangan. Bagaimana pun juga jika dia menyerang itu sama saja dengan mencari mati. Tapi perkataan itu sungguh kelewatan, bagaimana mungkin seorang cewek dijadikan bahan taruhan pada perkelahian antar ketua geng seperti ini? Cowok yang tengah terkapar tak berdaya itu mencoba berdiri, sebut saja Sadam. Cowok yang memiliki wajah Tampan dan juga sedikit manis itu menatap cowok berwajah tegas dihadapannya. Sebut saja Candra, cowok yang sama sekali tak memiliki rasa hormat pada seorang wanita. Nama Candra cukup terkenal diantara kalangan berandalan karna kehebatannya dalam bertarung. Candra tak akan segan membunuh lawannya, dia sama sekali tidak takut dengan yang namanya 'hukum'.
"Lo pikir cewek gue barang yang bisa seenaknya lo jadiin bahan taruhan?" tanya Sadam mencoba sabar. Lelaki itu menatap Candra tajam dengan kondisi wajahnya yang sudah babak belur. Pelipis dan mulut yang mengeluarkan darah dan juga lengannya yang baru saja Candra injak dengan begitu keras membuat lengan Sadam seperti mati rasa.
"Ya, gue mau cewek lo" jawab Candra singkat.
Mendengar itu tangan Sadam semakin mengepal kuat, jika saja lengannya dalam kondisi baik maka sudah dipastikan ia akan menghabisi Candra. Tapi keadaan begitu tak berpihak padanya, Sadam seperti sedang dijebak oleh Candra. Diposisi ini Sadam harus memilih antara Sahabat atau Cinta. Jika Sadam memilih Cinta, maka salah satu sahabatnya akan kehilangan nyawa. Namun jika Sadam memilih sahabat, ia hanya akan kehilangan Cintanya bukan nyawa sang kekasih. Haruskah Sadam mengorbankan Cintanya?
"Gue terima!"
"SADAM LO JANGAN GILA!!" teriakan cukup nyaring itu terdengar, dia adalah Beni. Cowok yang juga telah dipukuli oleh Candra dan kedua anak buahnya. "Setidaknya lo pikirin perasaan Varsha saat tau lo jadiin dia bahan taruhan!"
"Apa lo mau liat sahabat kita mati hanya karna keegoisan gue?" tanya Sadam, dengan menatap Beni tajam. Cowok itu lalu beralih menatap Candra yang sudah dulu menatapnya dengan sebuah senyum miring. Candra lalu melepas jaket kebanggaannya, melemparnya pada salah satu dari dua sahabatnya itu. Cowok itu lalu mendekat satu langkah hingga membuatnya berhadapan langsung dengan tubuh Sadam yang sedikit lebih pendek dari dirinya. Sadam tersenyum smirk, dia lalu melayangkan pukulan dengan tangan kirinya. Tak terlalu buruk, pukulan itu berhasil membuat Candra mundur beberapa langkah.
"maybe you will die in one hit"
Setelah mengatakan itu Candra langsung saja memukul Sadam tanpa memberi celah sedikit pun untuknya melawan. Katakan saja Candra tak memiliki belas kasih karna terus saja melawan, memukul bahkan menendang cowok yang kondisinya sekarang sedang tak baik. Melihat wajah bonyok milik Sadam terasa seperti pemandangan yang sangat indah. Candra tersenyum miring, ia terus memukul cowok itu hingga akhirnya jatuh dengan kondisi mengenaskan. Tak berakhir sampai disitu, Candra kini menginjak bidang dada Sadam dengan kaki kanannya.
"Bebasin anggota sampah itu, sekarang gue punya mainan yang lebih menarik lagi" ucap Candra dengan memasang wajah angkuh. Cowok bertubuh kekar itu lalu menolehkan kepala, menatap kedua anak sahabatnya yang langsung mengangguk itu. Terasa sebuah keberuntungan, dia keluar malam ini hanya berniat mencari angin bersama dua sahabatnya. Namun tak disangka ia justru berhasil mengalahkan Sadam dan mendapat mainan baru yang tak lain adalah kekasih dari Sadam. Sekarang Candra tak sabar mengambil hasil dari taruhan itu.
"SADAM!!"
Teriakan dari seorang cewek terdengar begitu nyaring. Candra spontan menatap seorang cewek bertubuh tinggi yang tengah berlari kearahnya, lantas menyeringai melihat mainannya itu datang dengan sendirinya. Hingga mendadak Candra dikejutkan saat cewek itu mendorong tubuhnya dengan begitu kuat hingga tersungkur kebawah. Mata tajam milik Candra seakan langsung terpesona dengan netra hitam legam milik cewek itu yang tengah menatapnya dengan penuh kebencian.
"Brengsek! Berani lo sentuh cowok gue!" cewek itu menatap Candra tajam, beralih mendekati sang kekasih yang sudah dalam kondisi setengah sadar itu. "Sadam" Lelehan air mata mengalir dari mata indah itu, jemari lentiknya mengusap darah yang keluar dari mulut sang kekasih tanpa rasa jijik sedikit pun. Hatinya bergetar melihat kondisi Sadam, merasa bingung harus meminta pertolongan kepada siapa.
Tak ada pilihan lain, cewek itu lalu mengeluarkan ponsel dan hendak menelfon seseorang. Namun ponsel itu sudah lebih dulu direbut oleh Candra membuat cewek itu semakin tersulut emosi.
"Balikin" ucapnya tajam.
"Lo sekarang milik gue, Varsha Arvandi"
cewek bernama Varsha itu berdecih. "Lanjutin mimpi lo dipenjara! Karna gue bakal lapor polisi!"
Candra menghela nafas kasar, mata elangnya menatap kedua sahabatnya. Seakan tau apa arti tatapan itu, kedua sahabat Candra lalu mendekat kearah Varsha dan mencengkram kedua lengannya. Varsha memberontak saat mereka menarik tubuhnya hingga secara spontan berdiri. Walaupun mustahil bisa melawan kedua cowok itu, Varsha tak mau dibawa pergi secara sukarela.
"LEPASIN!" teriak Varsha, gadis itu terus memberontak hingga membuat kedua sahabat Candra cukup kewalahan. Candra yang menyadari itu pun langsung saja mencengkram dagu Varsha dan membuatnya mendongak. Varsha tak bisa memberontak, ini sungguh sakit bahkan rahang Varsha terasa akan patah.
"Dengerin gue!" ucap Candra tajam "Cowok yang mau lo tolong bahkan udah jadiin lo bahan taruhan, jadi sekarang lo milik gue"
Mendengar pernyataan itu Varsha yang tadinya memberontak kini menjadi diam seribu bahasa. Gadis itu menatap mata Candra mencoba mencari sebuah kebohongan. Tapi percuma, ia tak menemukannya. Dengan perlahan pandangan Varsha beralih pada Sadam yang masih tergeletak pingsan di Jalan. Varsha tersenyum, mana mungkin cowok sebaik Sadam menjadikan dirinya bahan taruhan. Pandangannya Varsha lalu beralih lagi pada Candra, ia tersenyum miring persis seperti yang Candra sering lakukan.
"Sadam nggak mungkin ngelakuin itu! Dia cowok yang menghormati wanita! Dan satu hal yang perlu lo ketahui, Sadam beda sama lo! Jadi jangan pernah lo ngomong hal buruk tentang cowok gue!" ucap Varsha lantang. Mendadak kedua cowok yang dari tadi mencengkram lengannya menarik paksa dirinya menuju kedalam mobil. Varsha panik, ia mencoba melepaskan diri. Namun melawan dua cowok sekaligus itu mustahil. Varsha lalu didudukan dijok mobil, matanya terus menatap tubuh Sadam yang masih tergeletak hingga pintu mobil itu tertutup.
"C-Candra...."
Langkah kaki Candra terhenti saat mendengar suara Sadam yang hampir tak terdengar itu. Dengan perlahan ia kembali mendekat ke arah Sadam, ternyata Sadam masih memiliki sedikit kesadaran. Dengan cepat Candra berjongkok, ia mendekatkan wajah pada telinga Sadam dan berbisik.
"Cewek lo menarik"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDRA [END]
Teen Fiction"Putusin Sadam dan jadi pacar gue atau Sadam akan mati!" -Candra Dijadikan bahan taruhan oleh kekasihnya sendiri? Itulah yang dialami gadis bernama Varsha, ia harus disandera oleh musuh sang kekasih hanya karna dirinya dijadikan bahan taruhan. Berus...