15. Balas dendam

13.9K 1K 39
                                        

Entahlah, Candra sampai sekarang masih tak percaya bahwa Varsha kini sudah menjadi kekasihnya. Rasanya ini hanyalah sebuah mimpi, Kalau pun ini mimpi maka Candra akan membunuh siapa pun yang berani membangunkannya. Bertemu Varsha adalah sebuah keberuntungan, hanya gadis itu yang bisa membuat Candra selalu tersenyum. Kebahagiaan Candra sudah lengkap sekarang! Keluarga, kasih sayang dan Varsha sudah mengisi hidup Candra. Cukup, Candra sudah tak mau yang lain lagi.

"Kamu mau menua bersamaku?"

Spontan langkah kaki Varsha terhenti mendengar lontaran kata dari Candra yang begitu mengejutkan. Pandangan Varsha lalu beralih pada Candra, menatapnya dengan seulas senyum tipis. Varsha merasa begitu terkejut mendengar Candra mengatakan itu, tapi ia mencoba menyembunyikan rasa keterkejutan itu dengan sebuah senyum tipis. Gadis itu lalu mengusap rambut tebal Candra sekilas dengan pandangan masih terkunci dengan Candra.

"Em"

Candra membulatkan mata "Kamu__"

"Setelah aku mencapai impianku menjadi Dokter" ucap Varsha, kembali berjalan diikuti dengan Candra. Jujur saja Candra ingin berteriak karna merasa begitu senang Varsha telah menyalakan lampu hijau untuknya. Candra jadi tak sabar membangun sebuah Keluarga dengan Varsha. Membayangkannya saja sudah membuat cowok itu Senang, apalagi menjalaninya.

"Varsha, aku akan berdoa agar aku ngga akan pernah melihat bagaimana cara Tuhan mengambil kamu dari Bumi"

"Secara ngga langsung kamu mau aku ngerasain lagi penderitaan 2 tahun yang lalu" ucap Varsha tanpa menatap Candra. Varsha kesal mendengar ucapan Candra yang secara tidak langsung mengatakan kalau dirinya yang harus menderita karna ditinggal lebih dulu. Varsha sudah tau betul seperti apa sakitnya, ia sungguh tak mau merasakan kehilangan seseorang lagi.

Kringg... Kringg.... Kringg....

Bel masuk berbunyi, Varsha langsung saja masuk ke Kelas tanpa menunggu sepatah kata pun dari Candra. Setelah memastikan Varsha duduk dibangku,  Candra pun melangkah pergi untuk menyelesaikan urusannya. Cowok itu melangkah ke Kantin sambil mengetikan pesan kepada seseorang, senyum licik pun muncul dari wajah Candra.


Setelah sampai kantin, cowok itu langsung berjalan ke arah penjual nasi goreng lalu mengeluarkan sesuatu dari tasnya "Taruh sini dan tambahin ini"

Candra menyerahkan sebuah tempat makan dan juga Cabe pada penjual nasi goreng itu. Siapa yang tak tau cabe Carolina Reaper? Cabe yang katanya terpedas didunia. Siapa pun yang memakan ini akan merasa sakit perut yang luar biasa, terlebih lagi jika mereka yang memakan tak suka pedas.

Tak lama Nasi Goreng pun siap, setelah membayarnya Candra segera berlari menuju ke rooftop untuk menyelesaikan urusannya. Senyum miring terbit dari wajah Candra saat melihat seorang gadis bersurai pirang tengah duduk dibangku yang memang sudah disediakan. Candra lalu mendekatinya dan duduk disampingnya.

"Candra! Ngagetin aja!"

Suara yang sengaja dibuat seimut mungkin itu justru membuat Candra merasa jijik. Namun sebisa mungkin Candra mencoba bersikap manis, ia ingin membalaskan dendam Varsha pada gadis berambut pirang ini yang tak lain adalah Dila. Jangan pikir Candra akan melupakan kejadian itu, rasa sakit yang Varsha rasakan harus Dila rasakan juga.

"Lo udah makan?" tanya Candra.

"B-belum" ucap Dila gugup.

Candra lalu meletakan kotak makan dipangkuan Dila, ia pun kembali merogoh tasnya untuk mengambil botol minum berwarna hitam. Tentu pipi Dila memerah melihat Candra seperhatian ini. Andai Dila tau kalau perhatian ini memiliki sebuah arti. Tapi biarlah ini menjadi pelajaran bagi gadis itu.

"B-buat aku?" tanya Dila dengan gugup.

"Em"

Mendengar itu Dila menjadi sangat terharu, ia ingin memeluk Candra namun cowok itu sedikit menjauhkan tubuhnya membuat Dila gagal memeluk Candra. Tapi tak apa, bagi Dila ini sudah cukup. Cewek itu lalu membuka kotak makan, matanya berbinar melihat Nasi goreng yang terlihat begitu enak. Tatapannya beralih pada Candra yang tengah menatap kedepan.

"Buatan kamu?"

"Ya"

Dila tersenyum begitu lebar, gadis itu dengan semangat mulai menyuapkan satu sendok penuh ke dalam mulutnya. Tapi baru beberapa kunyahan, mata Dila mendadak melotot saat merasakan betapa pedasnya Nasi goreng ini. Cewek itu sampai terbatuk-batuk. Dila terus menepuk dadanya sendiri seperti orang kesetanan. Ia lalu berlari ke Tong sampah dan memuntahkan makanan itu. Lidahnya terasa terbakar, padahal ini baru sesuap.

"Candra! Ini pedes__"

"Kenapa? Ngga enak? Padahal gue udah buat ini dari pagi" ucap Candra mencoba dramatis.

Ocehan yang akan keluar seketika Dila telan kembali. Ia lalu duduk disamping Candra, menatap wajah kecewa Candra yang membuat dirinya tak enak jika tak menghabiskan Nasi goreng itu. Cukup gila, Dila nekat kembali meraih kotak makan itu. Mendadak ingatan Dila tertuju pada saat Varsha yang juga terpaksa menghabiskan bakso super pedas itu.

"Buang aja, semua ini sia-sia"  Candra hendak meraih kotak makan namun Dila menahan tangannya. Candra kembali tersenyum smirk, ia sudah menduga ini akan terjadi.

"Enak kok"

Dengan tangan yang bergetar, Dila mulai menyuapkan lagi nasi goreng itu. Dila terus berusaha mengunyah nasi goreng itu walaupun membuat mulutnya seperti terbakar. Dan terus seperti itu sampai makanan tersuap habis. Nafas Dila terengah-engah, keringat sudah banyak menetes dari wajah merahnya, bahkan bibirnya ikut memerah. Air mata pun tak berhenti menetes membuat Candra bersorak penuh kemenangan didalam hatinya.

"Candra!! Aku gak kuat!! Mulut aku seperti kebakar!!" Dila menangis sesegukan. Tangannya mencengkram kuat bahu Candra, cowok itu tersenyum smrik dan menyerahkan botol berwarna hitam itu. Belum Candra mengatakan sesuatu, Dila sudah lebih dulu merebut botolnya dan meminumnya dengan cepat.

Namun seketika matanya kembali melotot merasakan bukanlah air putih ataupun susu melainkan Minuman yang terbuat dari jahe yang membuat mulutnya semakin terbakar. Dila pun kembali memuntahkan air jahe itu dari mulutnya. Dengan kasar Dila membanting botol itu hingga Air Jahe yang masih mengepul asap itu membasahi lantai rooftop.

"M-minuman jahe?!!!"

Candra pun memasang wajah sok terkejut "Maaf gue ngga tau"

Candra lalu mendekati Dila. Tangan kekar cowok itu lalu mencengkram kedua bahu Dila membuat cewek itu kesakitan sekaligus terkejut. Tatapan Candra menajam, menusuk mata Dila dengan amarah. Jika saja yang dihadapannya ini seorang cowok, sudah dipastikan Candra akan membunuhnya dengan tangannya sendiri.

"Ini hukuman buat lo yang udah berani sakitin pacar gue" ucap Candra penuh penekanan.

"Cih! Lo sakitin gue demi cewek sialan itu?!"

"Bahkan gue rela bunuh lo demi Varsha"

Setelah mengatakan itu Candra melangkah pergi meninggalkan Dila yang hampir mati kepedasan itu. Dila lalu menggeram marah, tangannya mengepal kuat, rasa bencinya pada Varsha semakin berkobar.

"Varsha, gue bakal hancurin hidup lo!"

Tbc

CANDRA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang