Varsha kini sudah pulang dari Rumah Sakit, gadis itu tengah terbaring diranjang empuk yang berada dibasecamp. Sedangkan Candra masih setia duduk disamping Varsha, cowok itu terus saja meminta maaf karna lalai menjaga Varsha. Padahal Varsha tak merasa begitu, ia justru merasa senang karna telah menyelamatkan Neta. Setidaknya rasa sakit yang Varsha rasakan tak sia-sia.
Sedari tadi Varsha diam karna memikirkan perasaannya sendiri, ia terus bertanya kepada diri sendiri tentang perasaannya pada Candra. Varsha terus berfikir kalau ia tak mungkin menyukai Candra, tapi kenapa setiap melihat senyum wajah lelaki itu hati Varsha terasa hangat. Varsha seakan begitu candu terhadap senyum itu.
"Kamu mau makan?" tanya Candra.
"Ngga__"
DOR!
Mendadak terdengar suara tembakan yang begitu nyaring. Refleks Varsha mencengkram lengan Candra erat karna begitu terkejut, jantungnya seakan berpacu lebih cepat. Melihat kepanikan Varsha, Candra langsung memeluknya walaupun ia juga merasa begitu terkejut. Cowok itu mengelus punggung Varsha lembut mencoba menyalurkan ketenangan.
"CANDRA!! KELUAR CEPET!! KITA DISERANG!!"
Mendengar itu tangan Candra terkepal begitu kuat. Cowok itu lantas melepas pelukan, mengusap pipi Varsha lembut sebelum akhirnya pergi tanpa mengatakan apapun. Varsha diam, mendadak ia merasa khawatir akan Candra. Karna suara pistol itu menandakan kalau musuh yang datang sangat berbahaya. Jika saja tak terdengar suara pistol sebelumnya pasti Varsha tak akan ikut campur. Varsha khawatir, Candra tak memiliki senjata apapun sedangkan musuh itu memiliki pistol.
"Oke! Gue cuma balas budi!"
Varsha lalu menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya. Varsha lalu berjalan cepat keluar kamar sambil meremas perutnya yang masih terasa begitu nyeri. Saat hendak menuruni tangga, mendadak Varsha berhenti melangkah. Tubuh Varsha seakan membeku saat melihat siapa yang memegang sebuah pistol. Kaki Varsha seakan sulit digerakan melihat cowok yang selama ini ia rindukan diam-diam kini kembali terlihat. Senyum diwajah Varsha pun merekah, ia hendak berlari mendekat namun keadaan seakan menampar dirinya. Sekarang ia tak ada hak sedikit pun untuk mendekatinya.
"Sadam" lirih Varsha
"Serahin Varsha atau gue bakal tembak lo" ucap Sadam tajam. Cowok itu mengarahkan pistol tepat dikening Candra. Namun bukan Candra namanya kalau merasa takut, ia justru tersenyum sinis.
"Lo sendiri yang udah serahin Varsha__"
"KARNA LO NGGAK KASIH GUE PILIHAN LAIN!" teriakan Sadam sungguh menggelegar. Sepertinya cowok itu tengah naik pitam. Pandangan matanya pun semakin menajam. Namun baru ingin menarik pelatuk pistol, ia dikejutkan dengan sentuhan hangat dilengannya. Matanya membulat sempurna saat melihat cewek yang membuatnya kesini sekarang sudah didepan mata.
"Varsha"
"Turunin pistolnya"
Varsha lalu menurunkan lengan Sadam hingga pistol itu sudah tak menodong pada Candra lagi. Varsha menatap Sadam sekilas lalu berdiri disamping Candra dengan wajah datar. Tubuh Sadam seakan membeku melihat gadis yang selama ini ia rindukan sudah berada dihadapannya. Pandangan mereka bertemu, sebisa mungkin Varsha menutupi rasa bahagianya. Ia tak ingin kembali mengingkari janjinya pada Candra dan berakhir membuatnya kecewa.
"Liat, Varsha lebih milih ada didekat gue" ucap Candra penuh kemenangan.
Tangan Sadam mengepal kuat, sebisa mungkin ia mengontrol emosinya. Karna tujuan Sadam kesini sebenarnya membicarakan ini secara baik, ia tak ingin ada pertumpahan darah lagi. Soal pistol, Sadam sengaja membawanya agar bisa membuat Candra diam lebih dulu. Karna Sadam tau betul, Candra tak akan bisa diajak bicara secara baik-baik.
![](https://img.wattpad.com/cover/271718110-288-k746203.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDRA [END]
Roman pour Adolescents"Putusin Sadam dan jadi pacar gue atau Sadam akan mati!" -Candra Dijadikan bahan taruhan oleh kekasihnya sendiri? Itulah yang dialami gadis bernama Varsha, ia harus disandera oleh musuh sang kekasih hanya karna dirinya dijadikan bahan taruhan. Berus...