25. keadaan Varsha

12.2K 875 34
                                        

Dengan perlahan Varsha membuka kedua matanya, ia kembali menutup mata saat merasakan cahaya yang begitu menusuk. Ringisan kecil pun terdengar, seluruh tubuh Varsha terasa sangat sakit. Terutama pada bagian bahu dan juga lengan kanannya. Varsha tau betul sekarang dirinya tengah terbaring di Rumah sakit karna kejadian penculikannya. Varsha terdiam mengingat semua itu, pandangan matanya mengarah pada jendela yang tak cukup besar. Mata Varsha memanas, ia merasa seorang diri di Dunia ini. Bahkan sekarang, ketika ia terbaring di Rumah Sakit tak ada siapa pun disisi nya.

"Varsha!"

Varsha tau betul itu suara Candra, ia tak menoleh sama sekali. Matanya kini tengah berair, ia tak mau Candra melihatnya dalam kondisi lemah seperti ini. Hingga sebuah genggaman lembut pada telapak tangan berhasil mengejutkan Varsha. Gadis itu lalu melirik Candra yang tengah menatapnya dengan mata berair. Varsha kembali menatap jendela. Sial, ia tak bisa menahan air matanya lagi.

"Varsha__"

"Tinggalin aku sendiri" ucap Varsha melirih.

"Tapi__"

"Aku ngga mau kamu ngeliat sisi lemah aku!"

Kepala Varsha semakin berdenyut setelah berteriak seperti tadi. Candra yang melihat itu pun panik, ia mencoba memegang Varsha namun justru mendapat tepisan kasar darinya. Varsha lalu menutup mata dengan lengan kirinya, ia menangis dalam diam tak ingin Candra mendengar isakan maupun melihat tangisannya. Tubuh Varsha gemetar akibat menahan isakan itu. Candra tentu tak tega melihatnya, ia juga ikut menangis dalam diam.

"Varsha jangan tutupi kesedihan kamu didepan aku"

Setelah berangsur tenang, Varsha kembali menjauhkan lengan dari wajahnya. Wajah gadis itu memerah karna menangis. Candra lalu mengusap bekas air mata yang masih berada dipipi mulus Varsha. Ia tak tega melihat wajah Varsha yang biasanya minim ekspresi kini malah memancarkan sebuah kesedihan. Candra tak tau seberapa besar rasa sakit yang gadis itu alami. Candra hanya tau kalau Varsha sudah sangat lelah menghadapi semua ini. Terbukti dari bagaimana mata yang biasanya menatap kosong kesemua orang kini terlihat basah dan juga merah. Mungkin Varsha tengah berada dititik terendah dalam hidupnya.

"Kamu tau? Aku selalu ingin ngeliat cinta dimata kamu, aku ingin kamu menjadikan satu tempat untuk bersandar dan aku ingin kamu mau menunjukan senyum indah itu tanpa ragu" Candra terkekeh miris "Tapi semua impian aku hanya sebuah khayalan yang nggak akan jadi kenyataan. Selama ini aku hanya melihat sebuah kebencian saja dimata kamu"

Varsha terdiam.

Candra menghela nafas panjang "Sekarang aku sadar, cinta ini hanya dirasakan aku! Jujur, aku ingin terus bersama kamu sampai kita punya anak dan Cucu. Lucu ya? Berandalan seperti aku berani berkhayal ingin membangun sebuah keluarga bersama wanita sempurna seperti kamu" Candra lalu menatap Varsha yang sudah menatapnya lebih dulu, ia lalu tersenyum "Aku ingin mengakhiri penderitaan kamu, kalau kebebasan yang kamu inginkan, mulai sekarang aku__"

"Ambilin minum" ucap Varsha memotong.

"Varsha, dengerin__"

"Aku mau minum" ucap Varsha terdengar memaksa.

Candra mengangguk, ia pun mencoba membangunkan Varsha dengan hati-hati. Walaupun terasa sangat sakit, Varsha terus mencoba duduk. Candra lalu menyuapkan air putih kedalam mulut Varsha, cowok itu tak mengerti kenapa Varsha malah membicarakan air minum disaat dirinya tengah berusaha membuat keputusan besar yang mungkin akan merubah hidupnya.

"Udah?" tanya Candra.

"Em" Varsha lalu menatap Candra yang tengah menaruh kembali gelas "Apa yang kamu bicarakan?"

CANDRA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang